Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Serunya Budaya Makan Orang Italia

Kompas.com - 03/08/2010, 15:38 WIB

KOMPAS.com - Sudah membaca novel Eat, Pray, Love, yang sebentar lagi akan muncul dalam versi filmnya? Kata "eat" dalam judul tersebut merujuk pada pengalaman Elizabeth Gilbert selama tinggal di Italia. Di sana ia belajar bagaimana menikmati hidup, antara lain dengan belajar bahasa Italia yang indah, dan tentunya menikmati makanannya yang sangat menggugah selera.

Dalam bab pertama di bukunya, Elizabeth menyampaikan tentang seni menciptakan sesuatu dari hal yang sederhana. Menurutnya, kegembiraan dari makan yang ia rasakan tidak dapat diukur dengan uang, karena merupakan sesuatu yang sederhana. Dikisahkannya, suatu siang ia menyiapkan makan siang yang terdiri atas dua butir telur rebus, tujuh tangkai kecil asparagus mentah, empat ketul keju dari susu kambing, dua potong salmon segar yang berminyak, yang lalu disiram minyak zaitun. Elizabeth mengungkapkan, ia menghabiskan waktu cukup lama hanya dengan memandangi makanan tersebut, menikmati keindahan makan siangnya yang sederhana sekaligus mewah. Filosofi ini tentunya hanya didapat oleh orang yang mampu mensyukuri hidupnya.

Menyajikan makanan yang segar tampaknya memang merupakan kebiasaan orang Italia. Kebiasaan inilah yang ingin diterapkan oleh PESTO Autentico, rumah makan Italia yang baru membuka outlet-nya di ANZ Square, kawasan Thamrin, Jakarta Pusat. Di restoran ini, makanan hanya akan dimasak setelah ada pesanan, sehingga terlihat segar dan menyehatkan. Masakan pun diolah langsung dari bahan beku, sehingga terjamin kualitasnya.

"Seperti tradisi orang Itali yang menyukai makanan segar dan tidak banyak campuran, semua makanan di PESTO Autentico ini dimasak dengan cepat dan ketika ada pesanan saja. Jadi, untuk menghidangkan makanan di resto ini tidak digunakan microwave," ujar Chef Miko, Director Food and Beverages PESTO, pada acara soft launching rumah makan ini, Jumat (30/7/2010) lalu.

Selain mempertimbangkan kesegaran hidangannya, orang Italia juga dikenal menyukai suasana makan yang meriah. Restoran yang memiliki kapasitas hingga 200 kursi ini menawarkan suasana yang nyaman untuk berkumpul sambil menikmati hidangan.

"Seperti tradisi orang Itali yang senang berkumpul, interior pada resto ini dibuat simpel sebagai tempat berkumpul," lanjut Jasmine Putri, Director Development PESTO Autentico.

Rumah makan yang buka mulai pukul 10.30 - 22.30 ini mengingatkan kita pada restoran-restoran yang hip dan elegan di daerah Bowery, New York City. Setting ruangannya mengusung konsep elegan industrial yang sangat kental dengan berbagai bahan kayu dan logam yang sengaja dibiarkan raw dan tidak terpoles.

Untuk Anda yang ingin mengadakan jamuan pribadi dengan keluarga atau rekan-rekan kantor, tersedia dua ruang VIP dengan kesan vintage yang sangat kental. Kapasitas 12 dan 20 orang, sehingga terkesan akrab dan hangat.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Travel Update
Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Travel Update
Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Jalan Jalan
10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

Jalan Jalan
Tanggapi Larangan 'Study Tour', Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Tanggapi Larangan "Study Tour", Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Travel Update
Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Travel Update
Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Travel Update
Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Travel Update
World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

Travel Update
Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Travel Update
Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Travel Update
5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

Jalan Jalan
Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Travel Update
Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Travel Tips
Turis Asing Beri Ulasan Negatif Palsu ke Restoran di Thailand, Berakhir Ditangkap

Turis Asing Beri Ulasan Negatif Palsu ke Restoran di Thailand, Berakhir Ditangkap

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com