Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Setelah Turis Balik ke Bali, Apa Lagi?

Kompas.com - 08/09/2010, 17:11 WIB

MUSIM festival pariwisata di Bali kembali tiba. Berturut-turut, mulai dari Legian, Tanah Lot, Sanur pada bulan Juli-Agustus, hingga Nusa Dua dan Kuta pada Oktober mendatang. Nilai tambah apa yang mampu dihadirkan pusat-pusat pariwisata itu bagi Pulau Dewata? Cukupkah sekadar menarik lebih banyak turis?

Sanur Village Festival (SVF) Kelima, Minggu (8/8/2010), berakhir dengan sukses, seperti Tanah Lot Festival dan Legian Beach Festival yang berlangsung 1-2 pekan sebelumnya. Minimal, target panitia mendatangkan lebih dari 15.000 pengunjung di setiap festival itu tercapai. Juli-September memang puncak musim kedatangan turis, rata-rata 7.000 wisatawan mancanegara per hari.

Ketua Panitia SVF Ida Bagus Sidharta Putra, alias Gus De, menyatakan, kegiatan yang digelar berkala mempunyai nilai tambah untuk mendongkrak angka kunjungan wisatawan. Namun, kecerahan di bidang pariwisata itu harus diimbangi dengan keteguhan masyarakat yang senantiasa menghidupkan seni budaya dan laku religius-spiritual.

”Hal itu disarikan menjadi tema festival ’Saha Nuhur’ yang berarti permohonan bersama (saha) untuk memperoleh spirit atau sinar suci (nuhur atau nur) Tuhan yang akan menggerakkan dinamika kehidupan masyarakat Sanur,” kata Gus De.

Dibandingkan dengan Kuta, Nusa Dua, dan Ubud, pamor Sanur sempat surut hampir satu dekade sebelum Bali diguncang pengeboman tahun 2002 dan 2005 silam. Salah satunya adalah akibat bibir pantai yang porak-poranda diguncang abrasi. Namun, seiring pemulihan fisik dan festival, seperti SVF ini, kawasan pesisir timur Kota Denpasar tersebut kembali bangkit. Panitia SVF juga mengagendakan penanaman dan perawatan simultan mangrove di selatan pesisir Sanur.

”Kini Sanur adalah permatanya Bali, yang menarik minat banyak orang untuk datang. Apa yang disuguhkan dari tahun ke tahun memberikan penyegaran dan selalu ditunggu wisatawan,” kata mantan menteri pariwisata, Joop Ave.

Revitalisasi kawasan juga yang melatarbelakangi digelarnya Kuta Karnival. Festival pariwisata itu digelar pertama kalinya tahun 2002 silam, beberapa saat setelah kawasan itu diguncang peledakan bom.

Diawali dengan upacara pembersihan, pengheningan diri atas tragedi itu, dan pemberian penghormatan kepada mereka yang menjadi korban dalam tragedi dunia tersebut, festival itu awalnya bertema ”A Celebration of Life”. Kemudian berkembang menjadi berbagai tema yang membawa spirit kebersamaan antara manusia, alam lingkungan, dan Sang Pencipta muncullah berbagai tema seperti ”Summer of Fun”, ”Unity in Diversity” dan ”Shanti, Shanti, Shanti”. Jelaslah apa yang dilakukan Kuta itu kemudian menginspirasi kawasan “tetangganya”, yakni Legian (mulai 2006) dan Tanah Lot yang baru digelar tahun lalu.

Festival pariwisata tertua adalah Festival Nusa Dua—tiga tahun belakangan berubah nama menjadi Nusa Dua Fiesta—yang dimulai sejak tahun 1979. Festival yang diikuti hotel-hotel eksklusif yang dikelola Kementerian Keuangan melalui Bali Tourism and Development Corporation itu digelar di kawasan pantai di ujung selatan Bali. Desa Nusa Dua secara administratif juga ikut dalam acara tersebut.

Otonom atau terpisah

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Penerbangan Bertambah, Sandiaga: Tiket Pesawat Mahal Sudah Mulai Tertangani

Penerbangan Bertambah, Sandiaga: Tiket Pesawat Mahal Sudah Mulai Tertangani

Travel Update
Pencabutan Status Bandara Internasional Tidak Pengaruhi Kunjungan Turis Asing

Pencabutan Status Bandara Internasional Tidak Pengaruhi Kunjungan Turis Asing

Travel Update
Bagaimana Cara agar Tetap Dingin Selama Heatwave

Bagaimana Cara agar Tetap Dingin Selama Heatwave

Travel Tips
Gedung Pakuan di Bandung: Lokasi, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Gedung Pakuan di Bandung: Lokasi, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Travel Update
Jogging with View di Waduk Tandon Wonogiri yang Berlatar Perbukitan

Jogging with View di Waduk Tandon Wonogiri yang Berlatar Perbukitan

Jalan Jalan
7 Tips Berkemah di Pantai agar Tidak Kepanasan, Jangan Pakai Tenda di Gunung

7 Tips Berkemah di Pantai agar Tidak Kepanasan, Jangan Pakai Tenda di Gunung

Travel Tips
Berlibur ke Bangkok, Pilih Musim Terbaik untuk Perjalanan Anda

Berlibur ke Bangkok, Pilih Musim Terbaik untuk Perjalanan Anda

Travel Tips
Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Siapkan Wisata Pagi dan Malam

Cuaca Panas Ekstrem, Thailand Siapkan Wisata Pagi dan Malam

Travel Update
Pantai Kembar Terpadu di Kebumen, Tempat Wisata Edukasi Konservasi Penyu Tanpa Biaya Masuk

Pantai Kembar Terpadu di Kebumen, Tempat Wisata Edukasi Konservasi Penyu Tanpa Biaya Masuk

Travel Update
Siaga Suhu Panas, Petugas Patroli di Pantai Bangka Belitung

Siaga Suhu Panas, Petugas Patroli di Pantai Bangka Belitung

Travel Update
Cara ke Museum Batik Indonesia Naik Transjakarta dan LRT

Cara ke Museum Batik Indonesia Naik Transjakarta dan LRT

Travel Tips
Layanan Shower and Locker Dekat Malioboro, Personelnya Bakal Ditambah Saat 'Long Weekend'

Layanan Shower and Locker Dekat Malioboro, Personelnya Bakal Ditambah Saat "Long Weekend"

Travel Update
Museum Batik Indonesia: Lokasi, Jam Buka, dan Harga Tiket Masuk 2024

Museum Batik Indonesia: Lokasi, Jam Buka, dan Harga Tiket Masuk 2024

Hotel Story
3 Destinasi Wisata Unggulan Arab Saudi, Kunjungi Museum Bersejarah

3 Destinasi Wisata Unggulan Arab Saudi, Kunjungi Museum Bersejarah

Travel Tips
Mengenal Subak Jatiluwih yang Akan Dikunjungi Delegasi World Water Forum 

Mengenal Subak Jatiluwih yang Akan Dikunjungi Delegasi World Water Forum 

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com