Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Legenda Bali Terpotong

Kompas.com - 08/11/2010, 15:11 WIB

Mendengar kabar itu, raja bagai tersambar petir. Dia kemudian meminta bantuan kalangan ahli pengobatan. Bagi siapa yang mampu menyembuhkan penyakit putri tunggalnya, yang bersangkutan diizinkan mempersunting gadis jelita tersebut. Namun, sayembara ini gagal karena tak satu pun ahli pengobatan yang sanggup.

Demi mencegah penyebaran virus penyakit, raja dan permaisuri memilih mengasingkan putri mereka ke sebuah hutan di semenanjung yang terletak di utara Pulau Bali. Para hulubalang langsung dikerahkan untuk membangun pondok khusus untuk tempat tinggal sang putri di lokasi pengasingan.

Setelah semua persiapan tuntas, sang putri pun diantar ke semenanjung Bali. Di sana, dia tinggal seorang diri dan hanya ditemani seekor anjing kesayangannya bernama Tumung. Sang putri menerima pilihan ini demi keselamatan warga di kerajaan itu.

Kutukan raja

Konon, saking dekatnya dengan Tumung, sang putri pun membiarkan anjing kesayangannya tersebut menjilati sumber penyakitnya. Bahkan, semakin sering dijilat, penyakit yang diderita juga akhirnya sembuh. Fakta tersebut membuat hubungan antara sang putri dan Tumung pun bertambah dekat. Bahkan keduanya pun sering melakukan kontak fisik dan akhirnya hamil. Konon, putri raja itu akhirnya melahirkan seorang anak laki-laki yang berekor.

Berita itu disampaikan para hulubalang kepada raja. Mula-mula raja sangat senang karena putri kesayangannya sudah terbebas dari penyakit. Namun, amarah dia meledak ketika mengetahui putrinya hamil dari hasil hubungannya dengan Tumung. Perbuatan itu dinilai melecehkan martabat raja dan kerajaan. Raja pun langsung bersumpah dan mengutuk perbuatan putrinya.

Beberapa hari berikutnya terjadi angin kencang, gelombang pasang, dan tanah di semenanjung itu pun bergetar. Tidak lama kemudian, daratan semenanjung tersebut terpotong atau terputus dari Pulau Bali, bahkan langsung dibawa arus besar menuju ke arah utara.

Saat itu, di sebelah timur Sumatera, ada dua nelayan sedang melaut menggunakan perahu tradisional. Tiba-tiba terlihat sebuah gundukan tanah yang sangat besar disertai pohon-pohon yang besar dan kecil terhanyut dan melintas di depan mereka. Kedua nelayan itu pun akhirnya mendekati gundukan tersebut, dan melemparkan jangkar pada salah satu bagiannya.

Beberapa saat kemudian, gundukan raksasa itu pun berhenti dan menancap di perairan itu. Sejak itu pula lokasi tersebut menjadi satu pulau sendiri. Warga setempat kemudian memberikan nama Belitong atau Bali terpotong.”Saya tidak tahu persis hubungan antara legenda itu dan kehadiran pengaruh Kerajaan Mataram di Pulau Belitong, tetapi fakta ini bisa saja memiliki korelasi,” kata budayawan Belitong, Ian Sancin. (JAN)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com