Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Candi Borobudur Mulai Dibenahi

Kompas.com - 09/11/2010, 13:40 WIB

JAWA TENGAH, KOMPAS.com - Pengelola Candi Borobudur dan warga di sekitar candi mulai membenahi dampak kerusakan akibat letusan Gunung Merapi Jumat pekan lalu. Meski jarak dengan puncak Merapi relatif jauh, yakni sekitar 40 kilometer, kerusakan hebat juga terjadi di sekitar Borobudur.

Pantauan Kompas.com, Selasa (9/11/2010), puluhan petugas memotong-motong batang pohon yang tumbang di zona II Borobudur seluas 60 hektar dari total 84 hektar. Selain itu, tumpukan debu-debu tebal disingkirkan. Pembersihan debu relatif lebih mudah lantaran hujan yang mengguyur semalam. Hujan membuat debu tidak berterbangan.

Sumardi, salah seorang pengelola Borobudur, mengatakan, saat letusan Merapi pertama kali pada 26 Oktober 2010 , Merapi tetap dibuka untuk umum. Namun, hingga tanggal 27 Oktober, pengunjung hanya diijinkan naik hingga lantai dua candi karena di puncak candi dilakukan pembersihan.

"Tanggal 30 Oktober sampai tanggal 4 Oktober kita buka penuh. Setelah itu letusan hebat. Kita tutup lagi sampai sekarang. Kita belum tahu kapan dibuka lagi," jelas Sumardi ketika ditemui di komplek Candi Borobudur.

Selain di dalam komplek Borobudur, pembersihan juga dilakukan warga di jalan akses masuk ke candi. Ratusan warga bergotong royong memindahkan tumpukan debu dijalanan dengan sekop atau menyemprotkan dengan mesin pompa yang airnya diambil dari tambak-tambak. Ikan dditambak itu telah mati.

Tutupnya Borobudur mengakibatkan kerugian yang relatif besar. Saat hari kerja, kata Sumardi, jumlah pengunjung sekitar 2.000 sampai 2.500 dengan harga tiket masuk Rp 20.000 perorang. Saat akhir pekan, jumlah pengunjung mencapai 10.000-15.000 orang dengan harga tiket Rp 23.000. Untuk turis dikenakan tarif 15 dollar AS.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Terkini Lainnya

    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com