Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menumbuhkan Pariwisata ASEAN

Kompas.com - 20/02/2011, 07:49 WIB

Sebagai solusinya, menurut Ketua Tim Pengembangan The ASEAN Tourism Strategic Plan Walter Jamieson, yang juga ahli perkotaan dari Universitas Thammasat, Bangkok, kendala transportasi antarnegara ASEAN itu dapat disiasati dengan memberdayakan lembaga-lembaga yang telah ada di ASEAN. ”Dengan demikian, kerja pengembangan wisata ASEAN bisa lebih mudah,” ujarnya.

Dalam pernyataan bersama pertemuan ASEAN Tourism Minister, disebutkan pula bahwa untuk mendukung keterhubungan antarnegara ASEAN, setiap menteri peserta ATF 2011 ditugaskan berkoordinasi dengan pemerintahannya dan lembaga ASEAN terkait untuk bekerja sama di bidang transportasi. Kerja sama itu meliputi pengembangan penerbangan antarkota negara ASEAN, peningkatan kemampuan keimigrasian, dan mendorong setiap warga negara untuk berwisata di wilayah ASEAN.

ASEAN for ASEAN

Pada pertemuan para menteri pariwisata ASEAN, Jero Wacik mengusulkan ASEAN for ASEAN untuk mendukung pertumbuhan kunjungan wisata di kawasan ini. Strategi itu, menurut Jero Wacik, diharapkan dapat mendorong warga masing-masing di negara-negara ASEAN lebih mengutamakan berwisata di wilayah ASEAN dibandingkan ke Eropa dan negara lainnya.

”Ini juga menjadi wujud solidaritas antarnegara ASEAN, untuk mendukung pengembangan perekonomian dan pariwisata wilayah ASEAN,” katanya.

Lancarnya keterhubungan untuk penerbangan antarkota negara ASEAN, menurut Direktur Jenderal Pemasaran Pariwisata Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata Sapta Nirwandar, bukan sekadar konsep pengembangan pariwisata ASEAN. Namun, sebaliknya, keterhubungan antarnegara ASEAN itu telah memberikan dampak positif bagi pariwisata Indonesia.

Ia memberikan contoh, penerbangan langsung Kuala Lumpur-Bandung telah mendorong sektor wisata belanja di Bandung, khususnya industri distribution store (distro). ”Sekarang saja, Air Asia sudah memiliki empat kali penerbangan Kuala Lumpur-Bandung dalam sehari. Jadi, bisa dibayangkan berapa besar transaksi perdagangan di Kota Bandung sekarang ini,” ujarnya.

Untuk saat ini, menurut Jero Wacik, memang belum semua kota negara ASEAN terhubung dengan Jakarta. Kamboja, contohnya, katanya, masih harus melalui transit di Singapura. ”Saya sudah menawarkan penerbangan langsung Jakarta-Kamboja ini kepada Garuda. Tetapi, kalau Garuda tidak sanggup, akan saya tawarkan kepada maskapai penerbangan lainnya,” katanya.

Seperti pesan yang disampaikan Jero Wacik, semangat ASEAN for ASEAN itu memang bukan sekadar untuk mendorong pariwisata wilayah ASEAN, melainkan juga untuk mendorong solidaritas antarnegara di kawasan ini. Dari kegiatan berwisata tersebut, akan tumbuh proses saling mengenal antarwarga negara di ASEAN.

Seperti di Kamboja, mungkin baru sebagian orang dari Indonesia yang mengetahui bahwa Candi Angkor Wat di Siem Reap memiliki ikatan kuat dengan Kerajaan Mataram Kuno di Jawa. Bahkan, kalau jalan-jalan di sekitar pasar dan fasilitas umum di Kamboja, kita akan menemukan warga setempat yang memiliki ciri-ciri fisik yang sangat mirip dengan orang Jawa, yakni bertubuh kecil, kulit sawo matang, dan bermata bulat.

Mengunjungi pasar tradisional Phsar Tul Tempung yang dikenal sebagai ”Russian Market”, misalnya, juga terasa seperti memasuki Pasar Bringharjo di Yogyakarta. Sebagian besar pedagang di pasar itu cukup ramah dan menyediakan kursi bagi pembeli untuk memilih barang.

Tentu semua itu sangat bergantung pada kelancaran dan kemudahan transportasi antarkota negara ASEAN. Dengan sendirinya, pariwisata masing-masing negara ASEAN dapat tumbuh, sekaligus mendorong industri kecil di negara-negara bersangkutan. (Madina Nusrat)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Malang Dreamland, Wisata Keluarga Favorit dengan Pemandangan Hijau

Malang Dreamland, Wisata Keluarga Favorit dengan Pemandangan Hijau

Jalan Jalan
WSL Nias Pro 2024 Digelar, Targetkan Gaet 30.000 Wisatawan Domestik

WSL Nias Pro 2024 Digelar, Targetkan Gaet 30.000 Wisatawan Domestik

Hotel Story
Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Jalan Jalan
Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Travel Update
Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Travel Update
Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Jalan Jalan
10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

Jalan Jalan
Tanggapi Larangan 'Study Tour', Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Tanggapi Larangan "Study Tour", Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Travel Update
Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Travel Update
Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Travel Update
Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Travel Update
World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

Travel Update
Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Travel Update
Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Travel Update
5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com