Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

CitraLand Surabaya, Kebanggaan Ciputra di Indonesia

Kompas.com - 27/04/2011, 06:47 WIB

oleh Robert Adhi Kusumaputra

Pekan lalu, saya diajak melihat-lihat CitraLand Surabaya, proyek hunian kebanggaan Ciputra di Indonesia. Ketika melintas di jalan utama kota baru itu, Harun Hajadi, Managing Director Grup Ciputra mengatakan pada saya, “Lihatlah jalan di sini, lebar-lebar, seperti highway di Australia.”

Memang, infrastruktur jalan di Citraland Surabaya dibangun dengan terencana. Harun, salah satu menantu Pak Ciputra, terlibat sejak awal pembebasan lahan dan pembangunan proyek hunian, yang memiliki izin lokasi seluas 2.000 hektar ini.

Wajar kalau Harun bangga. Hunian yang dibangun sejak tahun 1993 ini memiliki tagline “The Singapore of Surabaya - Living a Clean, Green, and Modern City”. Citraland Surabaya ingin menjadi kawasan hunian yang bersih, hijau, dan modern, seperti Singapura. Klaster-klasternya pun dibuat dengan nama-nama berbau Singapura, seperti Sommerset, Raffles, Fullerton.

Strategi mengubah tagline ini berhasil memikat pembeli. General Manager Citraland Surabaya, Andy Soegiardjo mengungkapkan, pada tahun 2003-2004, mereka mencetak rekor penjualan di Grup Ciputra dengan meraih pendapatan Rp 850 miliar.

Melhat sukses luar biasa, Citraland Surabaya pun mengembangkan klaster dan penunjuk jalan dengan model Singapura. Bukan hanya pernak-pernik yang dibuat mirip negeri Singa, pencanangan kampanye tanam pohon, gerakan kebersihan dan penghijauan pun dilancarkan. Inilah kunci sukses Citraland Surabaya mengambil hati calon pembeli rumah. Implementasi tagline “The Singapore of Surabaya” yang sungguh-sungguh diwujudkan secara nyata ini berdampak positif pada penjualan.

Penghuni diedukasi untuk selalu cinta kebersihan, meski pengelola tak punya otoritas memberlakukan denda. Dan setelah “clean” tercapai, masuk ke tahap “green”. Penghuni diajak peduli penghijauan dan ikut lomba taman. Dan kini Citraland Surabaya masuk ke tahap modern. Penghuni menikmati akses internet broadband dan TV kabel. Juga ada zona wifi gratis di sejumlah tempat publik.

Sampai tahun 2010, dari 2.000 hektar, yang sudah dikembangkan 850 hektar dengan jumlah penghuni 5.000 KK atau sekitar 24.000 jiwa. Mayoritas penghuninya adalah usia produktif, kombinasi pebisnis dan profesional. Umumnya mereka tak hanya membeli rumah, tapi juga fasilitas dan infrastruktur. Sampai April 2011, sudah dibangun 30 klaster, dan klaster termahal adalah Bukit Golf.

Salah satu penghuni Citraland, Vonny mengaku hampir sepanjang hari ia berada di kawasan itu. Dari mulai berolahraga, bekerja, makan dan tinggal. Gaya hidup baru kelas menengah atas pun terbentuk. Bahkan gaya hidup bersepeda terbentuk secara alami. Banyak penghuni memanfaatkan jalan yang lebar-lebar itu untuk bersepeda dan ber-jogging.

Salah satu keunggulan Citraland Surabaya adalah City Management, yang mengelola infrastruktur dan fasilitas di Citraland. Memang ada pengembang lain yang memiliki manajemen kota, namun yang bersertifikat ber-ISO 9001-2000 hanya Citraland Surabaya, demikian kata Andy Soegiardjo.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Jalan Jalan
Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Travel Update
Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Travel Update
Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Jalan Jalan
10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

Jalan Jalan
Tanggapi Larangan 'Study Tour', Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Tanggapi Larangan "Study Tour", Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Travel Update
Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Travel Update
Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Travel Update
Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Travel Update
World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

Travel Update
Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Travel Update
Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Travel Update
5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

Jalan Jalan
Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Travel Update
Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com