Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lidah Tak Sabaran kalau soal Bebek

Kompas.com - 04/05/2011, 10:01 WIB

"Rasa sambal benar-benar menggoyang lidah ditambah nasi yang pulen," kata Lusi (35), pengusaha konfeksi di Surabaya, yang menjadi pelanggan tetap warung tersebut sejak duduk di bangku SMA.

Sambal hanya menggunakan cabai rawit dan mangga muda. Ketika tidak ada mangga muda, mereka menggunakan buah kedondong sebagai pengganti. Untuk melayani penyuka rasa pedas, Cak Yudi menghabiskan cabai rawit sebanyak 10 kilogram per hari. "Ketika harga cabai rawit mencapai Rp 100.000 per kilogram, kami sempat kewalahan," kata Sumiyati.

Harga seporsi nasi bebek dengan satu bagian bebek dipatok Rp 10.000. Jika ditambah jeroan berupa hati dan rempela, harganya menjadi Rp 16.000, dan jika dua potong bebek, harganya Rp 21.000 per porsi. Nasi bebek disajikan tanpa lalapan.

Jangan terlambat

Cak Yudi (52), pria asal Lamongan itu, semula adalah pedagang kue atau jajan pasar keliling. Ia lalu banting setir berjualan bebek goreng. Alasannya, kue kurang menjanjikan karena konsumen cepat bosan dan pembelian kue juga tidak rutin. Cak Yudi kemudian merintis usaha nasi bebek sejak tahun 1983 di Jalan Perlis, Surabaya, di wilayah Pelabuhan Perak.

Begitu membuka warung nasi bebek goreng, Cak Yudi langsung menghabiskan 25 bebek. Bahkan, pada hari pertama saja sudah banyak orang yang datang, terutama ketika jam pulang kerja. Keesokan harinya, jumlah bebek ditambah dua kali lipat dan juga ludes.

Karena pelanggan terus meningkat, Cak Yudi pindah ke Jalan Tanjung Tarowitan karena mendapat tempat lebih luas dengan 20 kursi. Atas permintaan pelanggan pada tahun 1994, Cak Yudi bersedia membuka cabang di Jalan Kepanjen. Alasannya, untuk mendekatkan pada konsumen di tengah Kota Surabaya, terutama pada jam makan siang. Lalu, pada tahun 2010 dibuka lagi warung di Jalan Mulyosari.

Ketiga warung itu melayani konsumen pada waktu berbeda-beda. Warung di Jalan Kepanjen buka pukul 12.00-14.00, melayani konsumen untuk makan siang. Warung di Jalan Tanjung Tarowitan buka pukul 15.00-17.00, melayani pelanggan yang hendak makan sore. Adapun warung di Jalan Raya Mulyosari waktu santap malam.

Meski memiliki tiga lokasi penjualan bebek goreng, warung-warung itu masing-masing hanya memiliki tak lebih dari 20 kursi sehingga pembeli harus rela antre. Tak sedikit pembeli yang rela datang lebih awal agar kebagian bebek. Warung di Jalan Kepanjen, misalnya, buka persis menjelang santap siang. Namun, jangan datang lebih dari pukul 13.00 karena bisa-bisa bebeknya sudah tandas. Begitu pula warung di Jalan Tanjung Tarowitan yang kadang pada pukul 16.00 sudah ludes. Maklum, pada sore hari pembeli umumnya membawa pulang ke rumah sehingga cepat habis.

Penikmat memang harus cermat berhitung soal waktu untuk bersantap karena warung-warung itu hanya buka selama tiga jam.

Lidah rupanya tidak mempunyai rasa sabar untuk melahap nikmatnya daging bebek dengan sambal yang nendang itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com