Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inilah Lokasi Puncak HUT Ke-484 Jakarta

Kompas.com - 09/05/2011, 16:46 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Mendengar nama Kelurahan Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan, warga Jakarta mungkin akan teringat pada lokasi wisata Situ (Setu) Babakan.

Namun, bagi orang Betawi, wilayah ini lebih dikenal sebagai Cagar/Perkampungan Budaya Betawi "Si Pitung".

Perkampungan yang meliputi area seluas 289 hektar, termasuk di dalamnya Setu Babakan, menjadi lebih dikenal karena kehadiran Sanggar Budaya Betawi seluas 8.000 meter persegi yang dikelola Dinas Pariwisata DKI Jakarta. Kompleksnya terletak di Jalan H Mali RT 09 RW 08, Srengseng Sawah, persis di sisi utara Setu Babakan.

Suasana tenang dan asri melingkupi tempat yang diteduhi aneka pepohonan, seperti kecapi, melinjo, dan rambutan. Burung-burung dan tupai tampak berlompatan dengan bebas di dahan-dahan pohon. Pemandangan ke arah selatan pun disejukkan dengan kehijauan Setu Babakan. Tak heran bila lokasi ini kerap dipakai untuk tempat piknik keluarga.

"Suasananya adem, cocok untuk tempat piknik kami yang sudah tua," kata Suhardjono (61), pensiunan TNI Batalyon Mekanis Brigif 201 Pekayon, Pasar Rebo, Jakarta Timur. Ia mengaku memilih tempat tersebut karena jauh dari hiruk-pikuk Jakarta dan tempatnya cukup ideal untuk berelaksasi. "Tempat yang tepat untuk membersihkan pikiran dan menikmati ketenangan," ujar seorang temannya menjelaskan pilihan lokasi tujuh keluarga itu.

Di tempat ini terdapat galeri budaya betawi, panggung teater budaya, wisma, mushala, hingga kantor, semua dengan tampilan khas betawi.

Di tempat ini pula terdapat rumah adat Betawi tertua yang ada saat ini yang dimiliki oleh Pak Simin (81).

"Ini (rumah) dibangun sekitar tahun 1918. Sudah direnovasi dengan bantuan pemprov, lantainya keramik," tutur Pak Simin di pendopo rumahnya, Senin (9/5/2011).

Sanggar tersebut dibangun tahun 2000 dan diresmikan setahun kemudian, 20 Januari 2001, oleh Gubernur DKI Sutiyoso. Meski demikian, perencanaannya sudah dimulai sejak masa pemerintahan Gubernur Ali Sadikin.

"Dulu Pak Ali Sadikin mempertimbangkan tiga lokasi, yaitu Marunda, Condet, dan Situ Babakan, untuk menjadi perkampungan budaya. Setelah dilakukan survei di ketiga lokasi, tempat ini yang dipilih," kata Simin.

Keunggulan Situ Babakan karena, selain masih banyak warga asli Betawi di daerah tersebut, wisata budaya dapat dipadukan dengan wisata alam dan agrowisata. Lingkungan sekitar pun menunjang pengembangan lokasi karena wilayah tersebut merupakan daerah resapan air yang menunjang upaya pengembangan wisata pertanian (agrowisata).

"Hari Senin relatif sepi pengunjung. Ramainya pada hari Sabtu dan Minggu," kata Bang Uci (50), pemilik warung makanan khas Betawi di lokasi itu.

Pertunjukan kesenian Betawi sendiri diadakan setiap hari Minggu, kecuali jika ada acara khusus. "Biasa selama dua jam. Yang ditampilkan salah satu kesenian khas Betawi tiap minggunya, tergantung jadwal dari dinas pariwisata," papar Pak Simin.

Kesenian tersebut di antaranya gambang kromong, tanjidor, tari topeng, lenong, keroncong, kasidah, rebana biang, dan wayang kulit Betawi.

Perkampungan adat Betawi Si Pitung Srengseng Sawah dipilih oleh Pemprov DKI sebagai lokasi pencanangan rangkaian kegiatan perayaan HUT Ke-484 Jakarta. Pencanangan itu akan diresmikan secara langsung oleh Gubernur Fauzi Bowo hari Minggu, 29 Mei 2011 .

Rangkaian kegiatan peringatan HUT Ke 484 Kota Jakarta itu direncanakan berlangsung selama sebulan penuh hingga 29 Juni 2011.

Tak kurang dari 66 acara dan kegiatan telah diprogramkan Pemprov DKI, mencakup agenda hiburan, lingkungan hidup, wisata, ekonomi dan bisnis, hingga olahraga.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Travel Update
Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Jalan Jalan
10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

Jalan Jalan
Tanggapi Larangan 'Study Tour', Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Tanggapi Larangan "Study Tour", Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Travel Update
Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Travel Update
Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Travel Update
Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Travel Update
World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

Travel Update
Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Travel Update
Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Travel Update
5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

Jalan Jalan
Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Travel Update
Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Travel Tips
Turis Asing Beri Ulasan Negatif Palsu ke Restoran di Thailand, Berakhir Ditangkap

Turis Asing Beri Ulasan Negatif Palsu ke Restoran di Thailand, Berakhir Ditangkap

Travel Update
19 Larangan dalam Pendakian Gunung Lawu via Cemara Kandang, Patuhi demi Keselamatan

19 Larangan dalam Pendakian Gunung Lawu via Cemara Kandang, Patuhi demi Keselamatan

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com