Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ambisi "The Walker" Pecahkan Rekor Dunia

Kompas.com - 04/06/2011, 07:27 WIB

Bagaimana jadwal Anda sehari-hari?
Pukul 03.30 pagi saya sudah bangun karena perlu persiapan lama. Pagi saya rutin buang air dulu, diatur jam seperti itu. Doa dulu, sarapan, dan peregangan yang lama 30-45 menit, serta pemanasan untuk seluruh badan, jadi tidak hanya kaki. Saya jalan pukul 05.30 pagi. Pas saya jalan, tim masih istirahat. Jadi, ada jarak satu jam antara saya jalan dan tim mulai berangkat. Selesai jalan pukul 18.00. Itu total selama jalan ada tiga kali istirahat.

Kalau komunikasi atau interaksi dengan orang lain, biasanya waktu istirahat saja, misalnya pada akhir pekan atau saat malam. Tapi kalau kepengin saja. Kalau capek. ya saya tidur. Sabtu dan Minggu saya libur untuk cuci pakaian dan saya manfaatkan untuk berkenalan dengan orang-orang. Ada beberapa negara yang tidak saya lintasi, tetapi saat weekend, negara seperti Inggris, Belanda, Jerman akan saya kunjungi untuk promosi Indonesia.

Anda harus buang air setiap pagi tentu supaya tidak mengganggu perjalanan Anda ya?
Iya, kalau lagi jalan tiba-tiba kebelet kan bahaya.

Pernah kejadian seperti itu?
Pernah tuh. Ceritanya waktu di Korea Selatan. Malamnya, saya ketemu teman-teman dan akhirnya pulang malam. Besoknya saya terlambat untuk start. Saya mulai start pukul 11.00 siang, dan saya belum sarapan. Saya makan di kafe Indonesia yang sudah saya kenal. Nah, ternyata mereka tutup karena baru buka sore. Saya bilang, "Yang ada aja deh saya makan." Ternyata adanya makanan kemarin. Ya udah saya makan itu. Apa yang kita cerna kan baru bereaksi nanti. Nah, itu bereaksi pukul 18.00 atau 19.00. Harusnya sudah gelap, tapi waktu itu musim panas, masih terang, jadi saya jalan terus. Perut saya sakit banget, tapi perjalanan masih jauh. Waktu itu saya jalan di jalanan menurun di sampingnya rel kereta api. Jadi saya cuma punya dua pilihan. Pilihannya posisi menghadap ke jalan atau ke rel kereta api.

Benar-benar buang air besar di alam terbuka?
Yah, abis mau gimana lagi.

Memangnya tidak ada WC di stasiun kereta api?
Enggak ada WC. Kalau cari WC, jauh banget stasiunnya. Saya sudah enggak tahan lagi. Itu benar-benar jalanan lapang.

Rumah penduduk?
Enggak ada.

Akhirnya pilih posisi menghadap ke mana?
Saya pikir lebih banyak mobil yang lewat. Jadi saya menghadap ke jalan saja. Saya tinggal tutup muka. Toh enggak kenal ini. Kelihatan muka pun enggak bakal ketemu lagi. Nah, kebetulan saya pakai kaus tulisan "Indonesia" gede-gede di punggung. Makanya saya pilih hadap ke jalan. Jadi kalau ada mobil lewat, enggak lihat tulisan "Indonesia".

Waktu start, saya sudah dipublikasikan di media sana bahwa ada orang Indonesia lagi jalan kaki. Pas saya lagi asyik, mobil enggak ada yang lewat, malah kereta lewat. Kereta turis pula. Kebayang kan, kereta turis itu kan jendelanya gede-gede. Dan, kereta turis jalannya juga pelan. Saya refleks saja, ambil tisu tutup punggung saya, biar tulisan "Indonesia" ketutup. He-he-he... Itu kejadiannya tahun 2008.

Pernah sakit selama melakukan jalan kaki ini?
Dari 2003 sampai sekarang tidak pernah sakit karena tahun 2003, saya belajar tentang nutrisi untuk aktivitas selama 12 jam. Makanan yang saya cari karbohidrat dan protein. Yang penting makanan sehat karena nanti berpengaruh pada metabolisme. Dari tahun 2005 sampai 2010, saya enggak pernah sakit. Pernah sekali pada tahun 2009 saya sakit karena kumpul dengan orang-orang perokok. Saya jadi sakit batuk.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Jalan Jalan
Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Travel Update
Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Travel Update
Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Jalan Jalan
10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

Jalan Jalan
Tanggapi Larangan 'Study Tour', Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Tanggapi Larangan "Study Tour", Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Travel Update
Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Travel Update
Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Travel Update
Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Travel Update
World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

Travel Update
Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Travel Update
Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Travel Update
5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

Jalan Jalan
Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Travel Update
Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com