Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Batu, Kota Wisata Bertabur Bunga

Kompas.com - 06/06/2011, 08:46 WIB

Itu membuat aneka jenis bunga dan tanaman hias dari daerah lain bisa dengan sukses dibudidayakan di tempat itu. Dengan produksi yang makin meningkat, harga di pasaran juga relatif turun.

Contohnya, mawar batik yang menurut Hadi berasal dari Bogor dan masuk ke Desa Sidomulyo pada 2005. ”Waktu itu harganya Rp 25.000 per pohon. Setelah berhasil dibudidayakan di Desa Sidomulyo, harganya menjadi Rp 2.500 per pohon pada 2006, hanya dalam waktu setahun,” kata Hadi.

Contoh lain adalah buah pepino yang dibudidayakan secara komersial di desa itu sejak 2009 lalu. Tanaman asli dari sejumlah negara, seperti Peru, Kolombia, dan Cile itu dipercaya berkhasiat mengobati sejumlah penyakit, seperti hipertensi dan wasir. ”Harga buah pepino di sini Rp 5.000 per kilogram,” kata Darmanto, salah seorang petani lainnya.

Akibatnya, sejumlah daerah yang menjadi asal beragam bibit bunga dan tanaman hias kini justru menjadi daerah tujuan pemasaran. Darmanto mengatakan, salah satunya ialah jenis bunga teratai yang bibitnya diambil dari Pulau Bali.

”Sekarang teratai kuning saya ini, yang bibitnya dari Bali, justru dibeli orang dari Bali,” kata Darmanto di lahannya yang berlatar belakang Gunung Panderman.

Bisnis bunga di kawasan itu telah dilakukan sejak puluhan tahun lalu, sekalipun ia mengatakan masa keemasan bisnis itu mulai tahun 1990 hingga 1996.

”Saat itu masih banyak proyek pembangunan properti dan pembuatan taman-taman kota,” kata Suyanto. Sejak 1997 hingga 2004 bisnis itu sempat surut sebelum bangkit lagi pada 2007 lalu.

Jatmiko mengatakan, desa itu dijadikan sebagai pusat budidaya bunga sejak masa pemerintah kolonial Belanda. ”Mulai dari zaman mbah-mbah kami dulu, tanah di sini cocok,” katanya.

Berdasarkan keterangan dalam situs resmi Pemerintah Kota Batu di alamat http://www.batukota.go.id, wilayah Batu telah masyhur sebagai tempat tetirah bagi keluarga kerajaan sejak abad ke-10 dengan pemandangan yang elok dan cuaca yang sejuk seperti lazimnya wilayah pegunungan.

Kawasan wisata Songgoriti disebutkan sudah ditemukan seorang petinggi Kerajaan Mataram Kuno bernama Mpu Supo yang kemudian mendirikan Candi Supo pada masa pemerintahan Raja Mpu Sindok.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com