Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perahu Sandeq, Keistimewaan yang Nyaris Punah

Kompas.com - 04/07/2011, 12:00 WIB

POLEWALI MANDAR, KOMPAS.com - Salah satu simbol kearifan masyarakat Mandar adalah perahu sandeq. Karya kebudayaan yang telah mengharumkan suku Mandar di dunia maritim internasional, ternyata memiliki keunikan tersendiri, dibanding perahu lain.

Selain menggunakan kayu khas, cara pembuatannya pun unik. Kayu kadundung yang dirakit membentuk perahu utuh, hanya menggunakan pasak kayu tanpa paku. Sambungan kayu pun diikat hanya menggunakan getah dari kulit kayu. Karena keunikannya ini, perahu sandeg selalu menjadi bagian dari festival martitim internasional.

Abdul Azis (60 tahun) adalah satu pembuat perahu sandeq yang hingga kini masih tetap bertahan menekuni profesinya. Warga Kelurahan Baurung, Kecamatan Banggae, Kabupaten Majene ini tetap setia memahat kayu karunrung mamea, yang merupakan bahan dasar untuk membuat perahu sandeq.

Untuk membuat satu buah perahu sandeq, peralatan yang digunakan terbilang sederhana, yakni kapak besar, pahat, dan cangkul kayu. Cara membuatnya pun terlihat sederhana, kayu karunrung mamea yang sudah berumur puluhan tahun dan berdiameter lebih dari satu meter dipahat sedikit demi sedikit hingga membentuk kubangan atau lesung panjang.

Setelah cukup dalam, dasar perahu kemudian disambung dengan papan dari kayu sejenis hingga membentuk perahu. Dalam proses penyambungannya, perahu sandeg tak menggunakan paku. Penyambungan perahu sandeq hanya menggunakan pasak kayu serta getah dari kulit kayu.

Setelah berbentuk, tahap selanjutnya adalah pemasangan tiang layar utama atau pallayarang, dilanjutkan dengan pemasangan kemudi. Tahapan akhir adalah pemasangan pallatto atau penyeimbang di sisi kiri dan kanan perahu.

Setelah seluruh perlengkapan terpasang, proses terakhir adalah pengecatan. "Diperlukan waktu sebulan untuk membuat sebuah sandeg, mulai dari mencari bahan sampai proses pembuatannya," ujar Abdul Azis.

Rata-rata sandeq yang dibuat Abdul azis berukuran panjang 15 meter dengan lebar 80 centimeter. Umumnya perahu seukuran ini dijual Abdul Azis Rp 30 hingga 40 juta rupiah per buah.

Sayangnya, sejak beberapa tahun terakhir Abdul Azis kesulitan membuat perahu sandeq, selain karena bahan baku kayu kadundung mamea yang langka, juga karena harga yang mahal. Nelayan kini lebih banyak menggunakan perahu lain.

Pesanan perahu sandeg baru ramai saat akan ada kompetisi perahu tradisional, yang biasanya digelar sekali setahun. Kurangnya pemesan perahu sandeq membuat perajin di Kabupaten Majene gulung tikar. Tak terlalu berlebihan jika dikatakan, perahu istimewa ini kini diambang kepunahan.

Lihatlah, saat ini perajin sandeq di Kabupaten Majene tidak lebih dari 20 orang. Padahal perahu sandeq merupakan salah satu simbol kearifan masyarakat Mandar yang dulu sangat terkenal mampu mengarungi samudera hingga berkeliling dunia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sederet Aktivitas Seru di Jungwok Blue Ocean, Tak Hanya Bisa Foto

Sederet Aktivitas Seru di Jungwok Blue Ocean, Tak Hanya Bisa Foto

Jalan Jalan
Kering Sejak Maret 2024, Waduk Rajui Jadi Spot Instagramable di Aceh

Kering Sejak Maret 2024, Waduk Rajui Jadi Spot Instagramable di Aceh

Travel Update
Arab Saudi Targetkan Lebih dari 2 Juta Kunjungan Turis Indonesia pada 2024

Arab Saudi Targetkan Lebih dari 2 Juta Kunjungan Turis Indonesia pada 2024

Travel Update
7 Hotel Dekat Stasiun Gambir, Mulai Rp 125.000

7 Hotel Dekat Stasiun Gambir, Mulai Rp 125.000

Travel Update
Wisata ke Arab Saudi Kini Bisa Pakai Visa Umrah

Wisata ke Arab Saudi Kini Bisa Pakai Visa Umrah

Travel Update
Promo Pameran Saudi Tourism Authority, Diskon Umrah hingga Rp 3 Juta

Promo Pameran Saudi Tourism Authority, Diskon Umrah hingga Rp 3 Juta

Travel Update
Wisatawan Nekat Kunjungi Tangga Haiku di Hawaii meski Sudah Ditutup

Wisatawan Nekat Kunjungi Tangga Haiku di Hawaii meski Sudah Ditutup

Travel Update
P'Narach Food and View, Resto dengan Konsep Unik di Kabupaten Semarang

P'Narach Food and View, Resto dengan Konsep Unik di Kabupaten Semarang

Jalan Jalan
Bandara di Jepang Ini Tidak Pernah Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun

Bandara di Jepang Ini Tidak Pernah Kehilangan Bagasi Selama 30 Tahun

Travel Update
Air Terjun Dolo: Pesona Alam Lereng Gunung Wilis di Kabupaten Kediri

Air Terjun Dolo: Pesona Alam Lereng Gunung Wilis di Kabupaten Kediri

Jalan Jalan
5 Tempat Wisata Dekat Simpang Lima Semarang, Bukan Cuma Lawang Sewu

5 Tempat Wisata Dekat Simpang Lima Semarang, Bukan Cuma Lawang Sewu

Jalan Jalan
25 Hotel Terbaik di Dunia 2024 Versi TripAdvisor, Ada dari Indonesia

25 Hotel Terbaik di Dunia 2024 Versi TripAdvisor, Ada dari Indonesia

Hotel Story
Barang yang Paling Sering Ditinggal Wisatawan di Bandara, Apa Saja?

Barang yang Paling Sering Ditinggal Wisatawan di Bandara, Apa Saja?

Travel Tips
3 Syarat Wajib Ada di Destinasi MICE, Salah Satunya Venue

3 Syarat Wajib Ada di Destinasi MICE, Salah Satunya Venue

Travel Tips
5 Kolam Renang di Depok, Lengkap dengan Informasi Harga Tiket

5 Kolam Renang di Depok, Lengkap dengan Informasi Harga Tiket

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com