Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teh Poci Tegal, Si Penyedap Zaman

Kompas.com - 06/08/2011, 19:12 WIB

Oleh: Siwi Nurbiajanti dan Sonya Hellen Sinombor

   Nama Tegal bukan hanya identik dengan warung tegal. Daerah yang pada zaman penjajahan Belanda merupakan sentra industri logam dan perkapalan dan kemudian dijuluki ”Jepang-nya Indonesia” ini tidak bisa dilepaskan dari teh poci. Minuman yang wangi, panas, sepet, legi (manis), dan kenthel itu adalah simbol kekerabatan yang kuat bagi warga Tegal.

   Moci, atau tradisi minum teh poci, tak bisa tidak adalah simbiosis mutualisme antara sejumlah pabrik teh dan pabrik gula di Tegal yang tumbuh sejak zaman Belanda, perajin gerabah poci yang tumbuh di pedesaan, dan masyarakat pencinta teh poci: seniman, buruh, dan guru seni.

  Moci sebenarnya hilir. Hulunya adalah pabrik-pabrik, industri tadi. Di hilir, moci lalu bukan sekadar minum teh, melainkan sebuah panggung sosial yang kuat di pesisir pantai utara Jawa ini.

   Dari sekadar teman minum, kultur minum teh poci mewarnai kehidupan masyarakat wilayah Tegal yang meliputi Kabupaten Tegal, Kota Tegal, Kabupaten Brebes, termasuk Kabupaten Pemalang. Bahkan, tradisi moci menembus sekat-sekat antargolongan masyarakat dan menghidupkan mesin perekonomian masyarakat.

   Bukan cuma itu, tradisi minum teh menjelma dalam beberapa peran, mulai dari menjaga silaturahim hingga menjadi alat kontrol sosial di tengah masyarakat. Bahkan, komunikasi politik pun bisa berakhir di sebuah lesehan teh poci.

   Warung teh poci pun menjadi ruang bebas berekspresi dan berpendapat komunitas masyarakat di Tegal. ”Waktu Wali Kota HM Zakir lengser saat reformasi, semuanya juga berawal dari obrolan teh poci,” ungkap Ketua Dewan Kesenian Kota Tegal Nurngudiono (52), Kamis (4/8) malam, saat menikmati teh poci bersama sejumlah seniman Tegal.

   Di sebuah lesehan teh poci yang menjadi tempat nongkrong para seniman yang dikenal dengan daerah Dama, sejumlah seniman kondang Indonesia pernah nongkrong di sana.

   Bicara soal makna teh poci, menurut budayawan Tegal, Atmo Tan Sidik, dalam sistem pertemanan, kedekatan seseorang bisa dinilai dari poci. Tamu yang oleh tuan rumah langsung disuguhi teh dalam poci memperlihatkan bahwa tamu tersebut sudah dianggap nyedulur (bersaudara) dan menjadi kerabat dekat, atau oleh masyarakat Tegal biasa disebut jakwir cetem.

   Begitu dekatnya teh poci dengan warga Tegal sehingga teh poci menjadi ikon Tegal. Promosi sejumlah merek teh pun bertebaran di seantero wilayah Tegal, baik kabupaten maupun kota. Hampir semua spanduk/papan nama warung makan dan toko, ada tulisan teh poci dari sejumlah merek. Gambar gerbang kota ini pun teko dan cangkir teh. Di hotel-hotel Tegal selalu tersedia cangkir dan teko teh poci.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Jalan Jalan
Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Travel Update
Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Travel Update
Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Jalan Jalan
10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

Jalan Jalan
Tanggapi Larangan 'Study Tour', Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Tanggapi Larangan "Study Tour", Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Travel Update
Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Travel Update
Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Travel Update
Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Travel Update
World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

Travel Update
Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Travel Update
Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Travel Update
5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

Jalan Jalan
Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Travel Update
Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com