Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Katedral Ini Pernah Menjadi Kolam Renang

Kompas.com - 19/08/2011, 15:22 WIB

Selain kubahnya yang sama dengan masjid di tempat kita, pengunjung wanitanya rata-rata berkerudung. Rupanya tradisi lama ortodok masih sangat kuat di Rusia. Semua wanita yang memasuki gereja setengah diwajibkan untuk menggunakan kerudung putih dengan motif bordiran ataupun bernuansa bunga berwarna kalem. Mereka berdoa saat masuk gereja, di depan gambar orang suci, dan ketika meninggalkan gereja.

Itulah sekelumit gambaran gereja yang bernama Khram Khrista Spasitelya, Cathedral of Christ the Saviour atau Katedral Kristus Sang Penyelamat, yang baru selesai pembangunannya pada tahun 2000 yang lalu. Karena pengucapannya memang agak sulit, orang Indonesia lebih suka menyebutnya Gereja Putih!

Meskipun saat ini tergolong megah, berwibawa dan terawat, namun katedral ini sempat berlinang air mata, dihancurkan seiring dengan perkembangan doktrin pemerintah Uni Soviet yang anti agama.

Masa kelam tanpa agama lebih dari 70 tahun telah membawa Rusia tanpa kepercayaan terhadap Tuhan. Gereja dan masjid dimalfungsikan, buku agama dihabisi dan penyebaran agama sama sekali dilarang. Semua ternyata berakhir sia-sia.

Kepercayaan Versus Ambisi

Ide pembangunan Khram Khrista Spasitelya bermula di awal abad 19. Ketika akhirnya Nopoleon dengan 600.000 tentaranya angkat kaki dari tanah Rusia. Tsar Alexander I menandatangani sebuah manifesto pada tanggal 25 Desember 1812, yang isinya tekad membangun katedral sebagai rasa syukur atas nikmat Tuhan.

Selain itu, gereja ini dimaksudkan juga sebagai monumen penghormatan atas jasa-jasa dan pengorbanan rakyat Rusia yang selalu gagah gempita mengusir penjajah. Meski rancangan bangunan telah dibuat, namun ajal lebih dahulu menjemput sang Tsar.

Oleh penggantinya, Nicholas I, rancangan Alexander I yang bernuansa neoklasik dibatalkan. Ia kemudian memilih kreasi seorang arsitek dari St. Petersburg, Konstantin Thon, yang mengambil model Haga Sophia di Konstantinopel, Turki.

Design bercorak neo bizantium ini disetujui pada tahun 1832. Lokasi pembangunan ditetapkan di sebuah bukit dekat Kremlin pada tahun 1837. Baru dua tahun kemudian peletakan batu pertama dilakukan.

Beberapa pelukis terkemuka seperti Ivan Kramskoi, Vasily Surikov, dan Vasily Vereshchagin dikerahkan. Bagian dalam katedral terdiri dari dua lantai yang diisi dengan berbagai benda yang terbuat dari batu granit, marmer pilihan, dan batu mulia lainnya. Lantai pertama, didedikasikan sebagai tempat mengenang enyahnya Napoleon.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Desainer Indonesia Akan Pamer Kain dan Batik di Italia Bulan Depan

Desainer Indonesia Akan Pamer Kain dan Batik di Italia Bulan Depan

Travel Update
4 Tips Berkunjung ke Pasar Antik Cikapundung, Siapkan Uang Tunai

4 Tips Berkunjung ke Pasar Antik Cikapundung, Siapkan Uang Tunai

Jalan Jalan
Pasar Antik Cikapundung, Tempat Pencinta Barang Lawas di Bandung

Pasar Antik Cikapundung, Tempat Pencinta Barang Lawas di Bandung

Jalan Jalan
KONI Dorong Kota Malang Menjadi Destinasi Sport Tourism

KONI Dorong Kota Malang Menjadi Destinasi Sport Tourism

Travel Update
Koryu Space Japan Foundation: Lokasi, Jam Buka, dan Harga Tiket Masuk

Koryu Space Japan Foundation: Lokasi, Jam Buka, dan Harga Tiket Masuk

Travel Tips
Koryu Space Japan Foundation, Working Space Gratis di Jakarta

Koryu Space Japan Foundation, Working Space Gratis di Jakarta

Travel Update
 Legaran Svarnadvipa di Tanah Datar Sumbar, Pertunjukkan Seni untuk Korban Bencana

Legaran Svarnadvipa di Tanah Datar Sumbar, Pertunjukkan Seni untuk Korban Bencana

Travel Update
Pengalaman ke Hutan Kota Babakan Siliwangi Bandung, Menyejukkan Mata

Pengalaman ke Hutan Kota Babakan Siliwangi Bandung, Menyejukkan Mata

Jalan Jalan
Taman Sejarah Bandung: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Taman Sejarah Bandung: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Antik Cikapundung di Bandung Naik DAMRI dan Angkot

Cara ke Pasar Antik Cikapundung di Bandung Naik DAMRI dan Angkot

Travel Tips
Larangan 'Study Tour' Disebut Tak Berdampak pada Pariwisata Dieng

Larangan "Study Tour" Disebut Tak Berdampak pada Pariwisata Dieng

Travel Update
Daftar Tanggal Merah dan Cuti Bersama Juni 2024, Bisa Libur 4 Hari

Daftar Tanggal Merah dan Cuti Bersama Juni 2024, Bisa Libur 4 Hari

Travel Update
Ada Anggapan Bali Dijajah Turis Asing, Menparekraf Tidak Setuju

Ada Anggapan Bali Dijajah Turis Asing, Menparekraf Tidak Setuju

Travel Update
Ada Kecelakaan Bus 'Study Tour' Lagi, Sandiaga: Akan Ada Sanksi Tegas

Ada Kecelakaan Bus "Study Tour" Lagi, Sandiaga: Akan Ada Sanksi Tegas

Travel Update
Jadwal Kereta Wisata Ambarawa Relasi Ambarawa-Tuntang Juni 2024

Jadwal Kereta Wisata Ambarawa Relasi Ambarawa-Tuntang Juni 2024

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com