Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kemah Ceria di Pantai Klayar

Kompas.com - 17/09/2011, 17:05 WIB

Hanya saja, satu kendala dalam kemah ini adalah sumber air tawar yang tidak ada di sekitar pantai. Jadi kami hanya mengandalkan air mineral yang masing-masing dibawa setiap orang untuk keperluan masak.

Malam itu kami tidur di tenda, semakin malam gerimis makin lebat. Untungnya angin malam tidak terlalu kencang. Kami menghabiskan malam dengan tidur diiringi suara hujan dan deburan ombak. Paginya, karena hujan statusnya meningkat menjadi lebat, rombongan kami pindah berteduh di salah satu gubuk warga. Mulailah acara masak-memasak untuk sarapan. Pagi itu makanan cukup berlimpah dan mewah untuk ‘kemah ceria’ yaitu nasi, mi goreng telur spesial, dan sarden. Plus dessert puding rasa anggur.

Siang hari, hujan mulai mereda. Kami mulai melipat tenda dan mengemasi barang-barang. Kemah ceria kali ini tergolong sukses meskipun hujan terus mengguyur. Setelah semua siap, kami pulang kembali ke Yogyakarta melalui perjalanan panjang.

Sayangnya, karena saat itu baru pertama kali mengunjungi Pantai Klayar, kami tidak mengetahui bahwa ada air mancur alam tidak jauh dari tempat kami mendirikan tenda. Air mancur alam ini berasal dari gelombang tekanan udara di laut yang menghantam batuan berongga. Ketinggian air mancur yang biasa disebut warga dengan nama seruling samudra tersebut bisa mencapai hingga 10 meter.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com