Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menelusuri Situs Cagar Budaya di Sulawesi Tengah

Kompas.com - 18/09/2011, 05:36 WIB

Sepanjang perjalanan, kami melewati sungai kecil dan hamparan sawah nan hijau. Tak terasa, meski sedikit lelah karena matahari sangat menyengat kulit, akhirnya kami sampai di lokasi situs megalith Pokekea.

Lagi-lagi situs itu berada di tempat yang agak tinggi. Berbeda dengan Tadulako, kondisi situs ini sudah cukup terawat dengan baik. Pada jalan masuk menuju kawasan situs terdapat Tambi, yakni rumah tradisional yang sengaja dibuat untuk istirahat para wisatawan.

Pada komplek situs megalith Pokekea terdapat berbagai jenis megalith, tetapi di sini lebih didominasi jenis megalith berbentuk tong batu (Stone Vots), yang oleh masyarakat setempat disebut Kalamba, sedang tutupnya disebut Tuatena.

Kalamba berbentuk silinder, yang bagian dalamnya dilubangi menyerupai bentuk tong besar dengan ukuran tinggi bervariasi antara 1,5 meter sampai 2,7 meter, dan memiliki diameter antara 1 meter hingga 1,8 meter. Sama halnya seperti di situs Tadulako, di sini juga tidak terdapat keterangan yang menjelaskan mengenai sejarah dari peninggalan megalith yang ada di Pokekea.

Menurut data yang diperoleh dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sulawesi Tengah, pada situs megalith Pokekea terdapat 8 buah Kalamba, 4 buah arca megalith, 14 buah batu Dokon, 18 buah batu Kerakel, 5 buah Dolmen, 5 buah Altar Batu, 2 buah batu Tetralit, 1 buah batu bergores, dan 2 buah Palung Batu, yang tersebar dalam satu komplek.

Setelah puas mendokumentasikan situs Pokekea, dan menikmati lanskap alam di sekitar situs, akhirnya kami memutuskan untuk kembali ke kota Palu. Rute kami pulang ke kota Palu melewati jalur yang berbeda, yakni melewati Poso - Parigi - Palu melalui jalan trans Sulawesi.

Rute inipun masih tetap dengan jalannya yang terjal, menanjak dan berkelok, tetapi udara segar yang berasal dari lukisan alam berupa hutan yang masih asri mengiringi sepanjang perjalanan kami.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com