Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Istana Versailles, Tempat Ratu Pop Marie Antoinette Berpesta!

Kompas.com - 20/09/2011, 16:04 WIB

Pukul sembilan pagi kami sudah berada di stasiun kereta. Bisa dari stasiun mana saja asalkan terdapat kereta RER (kereta kota Paris dan sekitarnya). Dari sanalah kami naik kereta menuju kota Versailles. Saat kami berangkat masih tersisa bangku kosong.

Setelah tiga kali berhenti di stasiun, jangankan bangku tersisa, napas saja sudah menjadi sesak. Bahasa yang terdengar pun campur aduk. Rupanya, boleh dibilang kereta ini mengangkut 90 persen wisatawan dengan tujuan Istana Versailles.

Tahun 1995, saya menaiki kereta menuju Versailles dengan santai. Mungkin karena turis belum sebanyak sekarang ini atau karena tahun itu saya datang di musim dingin. Sementara tahun 2011 ini kami sekeluarga datang di musim panas.

Tiba-tiba saya merasa seperti sedang mudik saja, desak-desakan dalam kereta. Begitu pula saat kereta berhenti di kota Versailles, kerumunan orang yang keluar dari kereta bagaikan berhamburan. Sampai-sampai untuk lewat dari pintu stasiun, badan harus rela terhimpit.

Saya dan suami sampai bingung, karena mengingat bagaimana 16 tahun yang lalu, suasana begitu berbeda. Jalan-jalan santai tak mungkin kami lakukan lagi. Trotoar di kanan dan kiri, penuh dengan manusia. Ahhh lagi-lagi tujuannya hanya satu, istana emas!

Benar saja, dari 200 meter, mata kami sudah dibenturkan oleh lautan manusia di depan gerbang Château de Versailles. Antrean untuk membeli tiket, cocok benar dengan lirik lagu "ular naga panjangnya bukan kepalang".

Untungnya, sebelum berangkat kami sudah menyiapkan bekal untuk makan siang. Karena dari mulai antre untuk membeli tiket hingga antre untuk masuk dalam istana memakan waktu 2-3 jam. Jadi bisa dibayangkan, jumlah waktu yang harus disisihkan. Apalagi dua setengah jam waktu yang telah berlalu untuk antre itu belum termasuk waktu untuk kunjungannya.

Sementara, Château de Versailles yang megah dan luas itu, memakan waktu berjam-jam untuk disibak keindahannya. Saat kami mengantre untuk masuk istana, waktu telah menunjukan pukul 12 siang. Kami pun makan bekal berupa roti isi salmon asap. Kami terpaksa makan sambil berdiri.

Lucunya bukan hanya kami yang melakukan makan siang ala berdiri seperti ini. Karena pengunjung yang lain sebagian besar memang telah menyiapkan bekal mereka. Daripada mencari tempat untuk makan siang yang tak mudah dan akan kehilangan waktu, cara makan seperti inilah yang paling efisien. Makan sambil mengantre, begitulah.

Jurnalis atau tidak, tetap harus ikut mengantre di jalur yang sama. Hanya bedanya brosur yang dibagikan kepada saya mendapatkan keterangan khusus untuk wartawan. Tiket masuk ke Istana Versailles berbeda-beda, mulai dari 18 euro hingga 25 euro, tergantung kepada beberapa tempat yang akan dituju.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com