Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Telusuri Jejak Napoleon di Jawa

Kompas.com - 29/09/2011, 14:42 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Nusantara tak hanya pernah dijajah oleh Belanda. Perancis pun pernah menjajah. Kaisar terkenal asal Perancis, Napoleon Bonaparte, pernah bertutur, "Pertahankan Jawa, berapa pun harganya!"

Ia mengungkapkan hal tersebut kepada Menteri Kelautan dan Wilayah Jajahan Perancis Admiral Decres pada Oktober 1810. Pada awal abad ke-19 itu, di Samudra Hindia, Perancis hanya memiliki kekuasaan di Mauritius, Bourton, dan Jawa. Bahkan antara 1808 dan 1811, tinggal Pulau Jawa daerah koloni Perancis yang masih tersisa.

Ketika menjadi Gubernur Jenderal di Jawa, Daendels berulang kali meminta Napoleon mengirim pasukan bantuan untuk mempertahankan pulau itu dari serbuan Inggris. Namun, yang akhirnya dikirim adalah Janssens, jenderal penjilat yang lebih paham ilmu logistik ketimbang ilmu perang.

Ia memimpin armada compang-camping berisi pasukan pemabuk yang sama sekali tidak memiliki disiplin. Mereka kalah saat ditugasi memperkuat pertahanan Perancis di Jawa.

Pada Agustus 1822, kapal-kapal Inggris mendarat dengan 100 kapal perang, lengkap dengan pasukan amfibinya, memadati Teluk Jakarta. Pertempuran pecah di Pulau Onrust, di Kota Batavia, Weltreveden, Meester Cornellis (Jatinegara), dan terakhir di Jatingaleh, Semarang.

Dipimpin oleh Jenderal Auchmuty, pasukan Inggris yang terdiri dari tentara Eropa dan India dengan mudah membuat kocar-kacir bala tentara Perancis yang merupakan gabungan antara serdadu Perancis, Belanda, dan pribumi. Berakhir sudah kekuasaan Perancis di Hindia Timur.

"Penjajahan Perancis di Indonesia enggak banyak yang tahu, lho. Culture Stelsel, Anyer-Panarukan, dikira yang bikin Belanda, padahal Perancis," ungkap Ketua Komunitas Historia Indonesia Asep Kambali.

Ia menuturkan bahwa sebagian besar sejarawan Indonesia "Belanda centris" serta sering melupakan Perancis dan Inggris yang juga pernah menjajah Indonesia. Oleh karena itu, Komunitas Historia Indonesia (KHI) membuat acara wisata sejarah, yaitu "Menelusuri Jejak Perang Napoleon di Jawa" pada Minggu (2/10/2011).

Para peserta akan dibawa ke dalam sebuah tur sekaligus untuk menemukan jawaban mengapa keinginan Nalopeon untuk mengirim 10.000 pasukan ke Jawa tak pernah terlaksana? Tur akan dimulai dari Museum Bank Indonesia, berlanjut ke kawasan Batavia Lama, Jatinegara, dan Matraman.

Tur ni cocok untuk anak mulai usia 10 tahun dan orang dewasa. Peserta yang tertarik untuk mengikuti tur ini perlu membayar biaya sebesar Rp 75.000, sudah termasuk tiket kereta Kota-Jatinegara, tiket masuk lokasi, dan buku Perang Napoleon di Jawa 1811. Untuk informasi lebih lanjut, bisa menghubungi pihak KHI.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Jalan Jalan
Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Travel Update
Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Travel Update
Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Jalan Jalan
10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

Jalan Jalan
Tanggapi Larangan 'Study Tour', Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Tanggapi Larangan "Study Tour", Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Travel Update
Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Travel Update
Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Travel Update
Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Travel Update
World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

Travel Update
Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Travel Update
Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Travel Update
5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

Jalan Jalan
Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Travel Update
Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com