Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Campak Bisa Dicegah

Kompas.com - 29/10/2011, 10:54 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com -- Merebaknya kasus campak di Eropa perlu diwaspadai. Apalagi saat ini Indonesia masih merupakan negara yang melakukan reduksi menuju eliminasi penyakit campak.

"Ini berarti, masih dijumpai kasus campak di Indonesia," kata Direktur Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Kementerian Kesehatan Tjandra Yoga Aditama, Sabtu (29/10/2011) di Jakarta.

Meski Indonesia berhasil menurunkan kematian akibat campak 90 persen pada tahun 2010 dibandingkan tahun 2000, pemerintah akan berusaha agar dapat menekan lebih jauh, yaitu 95 persen pada tahun 2015.

Tjandra menjelaskan, perubahan iklim mungkin saja memengaruhi kondisi virus, tetapi juga lebih memengaruhi kondisi anak, terutama balita. Jadi, saat terjangkit campak, kemampuan untuk mengobati diri sendiri jadi menurun atau rentan terhadap penyakit.

Untuk mengantisipasi peredaran penyakit campak di Indonesia, perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) harus terus digalakkan, seperti mencuci tangan setelah memegang hidung atau mulut, menutup hidung dan mulut pada saat bersin ataupun batuk. Selain itu pemberian Air Susu Ibu (ASI) secara eksklusif sampai anak usia 6 bulan dan makan dengan kandungan gizi seimbang sesuai usia dapat mengurangi risiko terkena campak.

"Berikan imunisasi pada usia 9 bulan dan memberikan dosis kedua pada saat Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS) kepada anak kelas 1 SD atau setingkatnya," kata Tjandra.

Memberikan imunisasi tambahan, menurut Tjandra, diperlukan untuk memberi kesempatan kedua bagi tubuh anak untuk membangun sistem imunitas tubuhnya terhadap campak. Hal ini disertai pemantauan kasus di puskesmas, rumah sakit, dan di masyarakat.

Penyebab penyakit campak adalah virus yang berasal dari golongan paramyxovirus dengan genus morbilivirus. Gejala yang sering dijumpai adalah demam sekitar 3 atau 4 hari diikuti dengan hidung beringus, batuk, adanya bintik-bintik merah di tubuh, dijumpai bercak koplik yang spesifik didapati pada kasus campak.

Komplikasi atau penyulit yang sering terjadi pada kasus campak adalah diare sedang sampai berat, pneumonia, infeksi telinga bagian tengah, encephalitis. Kadang-kadang terjadi kerusakan kornea sehingga menyebabkan kebutaan permanen.

"Pengobatan virus tidak ada  yang spesifik, tetapi hanya symptomatik atau mengurangi keluhan seperti obat demam, pemberian antibiotik bila terjadi infeksi sekunder. Yang utama adalah makan dengan gizi seimbang dan istirahat cukup," jelasnya.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

5 Hotel Indonesia Masuk Daftar Hotel Terbaik di Asia 2024 Versi TripAdvisor

5 Hotel Indonesia Masuk Daftar Hotel Terbaik di Asia 2024 Versi TripAdvisor

Travel Update
[POPULER Travel] 5 Kolam Renang Umum di Depok | Barang Paling Banyak Tertinggal di Bandara

[POPULER Travel] 5 Kolam Renang Umum di Depok | Barang Paling Banyak Tertinggal di Bandara

Travel Update
8 Penginapan di Ciwidey dengan Kolam Air Panas, Cocok untuk Relaksasi

8 Penginapan di Ciwidey dengan Kolam Air Panas, Cocok untuk Relaksasi

Hotel Story
Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Capaian Timnas U-23 di Piala Asia Bawa Dampak Pariwisata untuk Indonesia

Travel Update
Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen 2024 dan Cara Pesan via Online

Harga Tiket Masuk Taman Safari Prigen 2024 dan Cara Pesan via Online

Travel Tips
3 Promo BCA Australia Travel Fair 2024, Ada Cashback hingga Rp 2 Juta

3 Promo BCA Australia Travel Fair 2024, Ada Cashback hingga Rp 2 Juta

Travel Update
4 Promo Tiket Pesawat dan Tur BCA Australia Travel Fair, Rp 7 Juta ke Perth PP

4 Promo Tiket Pesawat dan Tur BCA Australia Travel Fair, Rp 7 Juta ke Perth PP

Travel Update
Hari Ini, BCA Australia Travel Fair 2024 Digelar di Gandaria City

Hari Ini, BCA Australia Travel Fair 2024 Digelar di Gandaria City

Travel Update
10 Tips Wisata Saat Cuaca Panas, Pakai Tabir Surya dan Bawa Topi

10 Tips Wisata Saat Cuaca Panas, Pakai Tabir Surya dan Bawa Topi

Travel Tips
5 Wisata di Palangka Raya, Ada Wisata Petik Buah

5 Wisata di Palangka Raya, Ada Wisata Petik Buah

Jalan Jalan
5 Tips ke Museum iMuseum IMERI FKUI di Jakarta, Reservasi Dulu

5 Tips ke Museum iMuseum IMERI FKUI di Jakarta, Reservasi Dulu

Travel Tips
Cara Menuju ke Bukit Tangkiling Kalimantan Tengah

Cara Menuju ke Bukit Tangkiling Kalimantan Tengah

Jalan Jalan
Bukit Tangkiling Palangka Raya untuk Pencinta Alam dan Petualangan

Bukit Tangkiling Palangka Raya untuk Pencinta Alam dan Petualangan

Jalan Jalan
Rute Menuju ke Jungwok Blue Ocean Gunungkidul, Yogyakarta

Rute Menuju ke Jungwok Blue Ocean Gunungkidul, Yogyakarta

Jalan Jalan
Segara Kerthi Diperkenalkan ke Delegasi World Water Forum di Bali, Apa Itu?

Segara Kerthi Diperkenalkan ke Delegasi World Water Forum di Bali, Apa Itu?

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com