Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Merengkuh "Surga" di Taman Eden 100

Kompas.com - 12/01/2012, 06:07 WIB

Taman Eden 100 lahir dari kegelisahan Marandus akan kemiskinan dan kerusakan lingkungan. Kala itu penghujung tahun 1990-an. Dia memahami pesan Tuhan dalam kitab suci bahwa manusia harus menjaga alam. Akan tetapi, banyak perilaku manusia yang menunjukkan sebaliknya.

Seminar, diskusi, dan dialog tentang lingkungan hidup lebih banyak berhenti pada sebatas wacana tanpa kerja nyata.

Pada saat bersamaan, Marandus tersadarkan pada sebuah ironi: warga di sekitar Danau Toba jatuh pada kemiskinan, padahal mereka hidup di tepi Danau Toba yang penuh dengan sumber daya alam. Ikannya melimpah ruah dan tanaman tumbuh subur.

Ayah satu anak ini saat itu menjadi guru musik di Medan, kemudian pulang kampung ke Desa Sionggang Utara. Dia meminta izin keluarganya untuk menghutankan lahan 40 hektar milik keluarganya yang tak terawat.

Untuk membiayai niatnya itu, ia lantas menjual satu demi satu peralatan musiknya seperti gitar elektrik, keyboard, dan seperangkat drum. Semua uang itu dia gunakan untuk survei, membeli bibit pohon, dan merawat pohon-pohon yang ia tanam.

Tak kurang dari 100 jenis pohon produktif dia tanam. Dia membayangkan hutan yang dia bangun itu menjadi semacam surga bagi manusia. Selain melindungi lingkungan, juga bermanfaat secara ekonomi bagi warga, baik dari buah maupun kunjungan wisatawan. Obsesi itu dia abadikan dengan nama hutan: Taman Eden 100.

Kerja keras dan dedikasi Marandus menuai berbagai penghargaan. Beberapa adalah penghargaan Kalpataru bidang perintis lingkungan tahun 2005 dan Wahana Lestari Tahun 2010. Bagi Marandus, penghargaan hanya pemacu untuk bekerja lebih keras.

Menyusul penghargaan itu, minat pengunjung taman ini makin deras. Dalam sebulan, rata-rata pengunjung mencapai 1.200. Pada Juni-Juli, saat liburan (panjang) sekolah, jumlah pengunjung mencapai 100 per hari.

Taman Eden 100 kini menjadi megaproyek Marandus yang berorientasi pada lingkungan dan ekonomi masyarakat. Dia memproyeksikan pada tahun 2020 kelak Taman Eden 100 bertambah fasilitas berupa penginapan, tempat berkemah, pentas musik tradisional, dan wahana permainan untuk anak-anak.

Ayo, datang ke Taman Eden 100. Selain bisa menikmati keindahan alam, Anda tentu bisa melihat langsung kerja Marandus yang sarat akan nilai fundamental. Siapa tahu Anda terinspirasi untuk melakukan hal serupa: menjaga lingkungan hidup sembari memakmurkan sesama.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

 Legaran Svarnadvipa di Tanah Datar Sumbar, Pertunjukkan Seni untuk Korban Bencana

Legaran Svarnadvipa di Tanah Datar Sumbar, Pertunjukkan Seni untuk Korban Bencana

Travel Update
Pengalaman ke Hutan Kota Babakan Siliwangi Bandung, Menyejukkan Mata

Pengalaman ke Hutan Kota Babakan Siliwangi Bandung, Menyejukkan Mata

Jalan Jalan
Taman Sejarah Bandung: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Taman Sejarah Bandung: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Antik Cikapundung di Bandung Naik DAMRI dan Angkot

Cara ke Pasar Antik Cikapundung di Bandung Naik DAMRI dan Angkot

Travel Tips
Larangan 'Study Tour' Disebut Tak Berdampak pada Pariwisata Dieng

Larangan "Study Tour" Disebut Tak Berdampak pada Pariwisata Dieng

Travel Update
Daftar Tanggal Merah dan Cuti Bersama Juni 2024, Bisa Libur 4 Hari

Daftar Tanggal Merah dan Cuti Bersama Juni 2024, Bisa Libur 4 Hari

Travel Update
Ada Anggapan Bali Dijajah Turis Asing, Menparekraf Tidak Setuju

Ada Anggapan Bali Dijajah Turis Asing, Menparekraf Tidak Setuju

Travel Update
Ada Kecelakaan Bus 'Study Tour' Lagi, Sandiaga: Akan Ada Sanksi Tegas

Ada Kecelakaan Bus "Study Tour" Lagi, Sandiaga: Akan Ada Sanksi Tegas

Travel Update
Jadwal Kereta Wisata Ambarawa Relasi Ambarawa-Tuntang Juni 2024

Jadwal Kereta Wisata Ambarawa Relasi Ambarawa-Tuntang Juni 2024

Travel Update
Itinerary 2 Hari 1 Malam di Badui Dalam, Bertemu Warga dan ke Mata Air

Itinerary 2 Hari 1 Malam di Badui Dalam, Bertemu Warga dan ke Mata Air

Itinerary
3 Aktivitas di Taman Sejarah Bandung, Nongkrong Sambil Belajar Sejarah

3 Aktivitas di Taman Sejarah Bandung, Nongkrong Sambil Belajar Sejarah

Jalan Jalan
Rute Naik Angkot ke Taman Sejarah Bandung dari Gedung Sate

Rute Naik Angkot ke Taman Sejarah Bandung dari Gedung Sate

Travel Tips
Hotel Accor Meriahkan Java Jazz 2024 dengan Kuliner dan Hiburan

Hotel Accor Meriahkan Java Jazz 2024 dengan Kuliner dan Hiburan

Travel Update
787.900 Turis China Kunjungi Indonesia pada 2023, Sebagian ke Labuan Bajo

787.900 Turis China Kunjungi Indonesia pada 2023, Sebagian ke Labuan Bajo

Travel Update
4 Aktivitas yang bisa Dilakukan di Hutan Kota Babakan Siliwangi

4 Aktivitas yang bisa Dilakukan di Hutan Kota Babakan Siliwangi

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com