Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lele Pun Populer di Kalimantan

Kompas.com - 14/01/2012, 03:01 WIB

Total lele yang diminta mencapai 3 ton per minggu. Farchan menyalurkan lele kepada 35 pelanggan, mulai dari warung tenda, restoran, hotel, hingga pabrik pengalengan ikan. Di Kalteng, Farchan memasok lele ke Palangkaraya serta Kabupaten Lamandau, Kotawaringin Timur, Murung Raya, Barito Selatan, dan Gunung Mas.

Pasar di Banjarmasin, Kalimantan Selatan, hingga Balikpapan, Kalimantan Timur, pun dirambah. Sayangnya, ujar Farchan, jalan dari Kalteng ke Kalimantan Barat belum bisa ditembus. Ia yakin pasar Kalbar bisa dijangkau.

”Rasio permintaan dan stok sekarang semakin jauh. Setahun lalu, konsumen minta 100 kg per bulan, misalnya, hanya diberi 50 kg. Kini, bisa tidak dapat sama sekali,” kata Farchan.

Prospek bagus

Prospek yang amat baik tentu membuat petani lele kian semangat. Harga lele di petani sekitar Rp 11.000 per kg dan di pasar Rp 20.000-Rp 25.000 per kg. ”Tinggi dibanding harga rata-rata di Jawa Rp 8.000-Rp 10.000 di petani dan Rp 13.000 per kg di pasar,” kata Farchan.

Bahkan, kini ada pembeli di Palangkaraya yang menghargai lele di tingkat petani sebesar Rp 20.000 per kg.

Kini banyak masyarakat di Palangkaraya yang memelihara lele. Farchan pun tak segan memberikan bibit sebagai stimulus. ”Kadang, saya beri 100 ekor untuk setiap petani. Saya memberikan masukan untuk mengembangkan usaha agar berhasil,” ujarnya.

Risiko selalu ada. Beberapa kali pembayaran tak dilunasi. Padahal, lele sudah disebar di kolam pembeli bibit. ”Paling besar rugi tahun 2007. Dibawa kembali tak mungkin karena bibit bisa mati. Tapi, setelah dilepas, kewajiban Rp 7,5 juta tak dibayar,” lanjutnya.

Fluktuasi harga lele kerap merugikan petani. Farchan berupaya mencegah risiko itu dengan menetapkan harga Rp 11.500 per kg di petani dan menjualnya Rp 14.000 per kg ke restoran. Lantaran ingin menjaga harga, tak jarang Farchan merugi.

Ia mulai mencoba menghasilkan bibit lele tahun 2008. Farchan pun mengajak petani bisa melakukan langkah yang sama. ”Selain itu, sudah dua tahun belakangan saya juga menambah komoditas, yakni gurami, dan permintaannya pun banyak,” kata Farchan.

Harapan suami Isnaeni (38) yang belum tercapai adalah menjadikan Palangkaraya sebagai pengekspor ikan. Masih banyak lahan telantar yang bisa dimanfaatkan. Produksi yang besar akan mendorong berdirinya industri.

Pria kelahiran Kediri, Jawa Timur, 16 Maret 1973, itu berangan-angan, produk yang dipasarkan tak hanya abon dan kerupuk, tetapi juga kalengan hingga ikan asap. ”Ekspor ikan asap. Bukan ekspor asap dari kebakaran hutan,” ucap Farchan sambil tertawa.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Jalan Jalan
Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Travel Update
Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Travel Update
Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Jalan Jalan
10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

Jalan Jalan
Tanggapi Larangan 'Study Tour', Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Tanggapi Larangan "Study Tour", Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Travel Update
Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Travel Update
Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Travel Update
Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Travel Update
World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

Travel Update
Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Travel Update
Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Travel Update
5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

Jalan Jalan
Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Travel Update
Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com