Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kremes Renyah Ala Klaten

Kompas.com - 24/01/2012, 10:55 WIB

Satu aturan resep yang digunakan Imam dan Joko yang membuktikan kalau kremes ayam dan bebek goreng itu kremes Klaten, yakni adonan kremes tanpa menggunakan telur. Adonan itu, lagi-lagi, hanya disebutkan berbahan tepung kanji dan bumbu dari rebusan ayam atau bebek.

Menurut Joko, jika menggunakan telur hasil gorengan kremes menjadi menggumpal dan cenderung liat. "Kami sudah jajal yang menggunakan campuran telur. Renyahnya hanya beberapa saat saja. Bahkan, saat sudah mulai dingin jadi liat atau enggak renyah lagi. Beda dengan yang cuma tepung kanji dengan bumbu. Dingin pun masih renyah. Nah, itu yang kami bilang aslinya dari Klaten," ucap Joko.

Kerenyahan kremes yang "menyembunyikan" ayam dan bebek goreng memang begitu terasa di mulut. Namun, ada beberapa bagian yang minyaknya masih begitu mengikat. Kremes yang terlihat basah dengan minyak rasanya agak keras ketika dikunyah.

Menurut Joko, hal itu disebabkan karena proses penggorengan dan penirisan kremes yang tidak sempurna. "Ada kalanya saat mulai menggoreng kremesnya harus sesekali dimain-mainkan di wajan. Ini supaya bagiannya tidak terlalu menempel, nantinya minyak mengikat di antara tepung," kata Joko yang masih terus mengeksplorasi formula gorengan kremes yang paling renyah.

Sama tapi beda

Makanan bebek dan ayam goreng dengan kremes sudah hampir sering ditemui di penjuru Jakarta. Makanan ini pun tak asing lagi bagi penyuka kuliner. Namun, bagi Imam dan Joko, setiap orang akan menghasilkan resep dan rasa yang berbeda satu sama lainnya.

Seperti kedua pria itu yang membuktikan lewat pengolahan ayam dan bebek goreng dengan kremesnya. Khusus untuk bebek, resep yang digunakannya dapat menghilangkan amis dari daging bebek. "Ya, kalau boleh dibilang masakan seperti ini sudah banyak di Jakarta. Bahkan, bisa berjejer di satu lokasi kuliner jalanan. Namun, kami begitu meyakini bahwa apa yang kami buat tetap berbeda. Boleh silakan mencoba, khususnya untuk daging bebek yang kami sajikan tidak alot, renyah, dan tidak amis. Bahkan, sebelum digoreng pun begitu," ucap Imam.

Satu rahasia yang ingin dibagi Imam dan Joko, yakni cara bagaimana mereka membuat daging bebek yang bisa memunculkan aroma memikat. Caranya, daging bebek itu dicampur dengan bumbu sereh, laos, dan daun salam. Semua itu dicampur pada daging bebek sebelum mulai direbus atau diungkep.

"Banyak juga yang belum menggunakan seperti ini. Jadi, jangan heran kalau daging bebeknya teras kurang legit dan tidak renyah usai digoreng. Makanya, biar (bentuknya) sama, tapi yang kami bisa sajikan berbeda untuk sampean-sampean penyuka kremes," ucap Joko. (celestinus trias hp)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Jalan Jalan
Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Travel Update
Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Travel Update
Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Jalan Jalan
10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

Jalan Jalan
Tanggapi Larangan 'Study Tour', Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Tanggapi Larangan "Study Tour", Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Travel Update
Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Travel Update
Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Travel Update
Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Travel Update
World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

Travel Update
Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Travel Update
Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Travel Update
5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

Jalan Jalan
Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Travel Update
Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com