Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/02/2012, 10:57 WIB

Dibantu 10 pegawai tetap, Lilies merasa cukup dengan satu-satunya warung yang dimilikinya. Ia enggan membuka cabang meski tawaran yang datang tidak kurang. Pelayanan pun dibuat cepat, tidak kalah dari restoran cepat saji. Lilies kerap melayani langsung para pelanggannya sambil bercakap-cakap akrab. Warung Selat Mbak Lies yang buka pukul 10.00-17.00 paling ramai dikunjungi siang hari.

Merintis warung pada tahun 1987, awalnya Lilies hanya menggunakan dua meja. Sajiannya pun saat itu ”suka-suka” karena sekadar menyalurkan hobi memasaknya. Lilies menimba ilmu memasak dari sang nenek. Dalam memasak, ia kerap memodifikasi bumbu yang umum diketahui, termasuk selat yang menjadi makanan favoritnya sejak kecil.

Usaha kecil-kecilan ini lama-lama bertambah maju berkat komunikasi dari mulut ke mulut atau gethok tular pelanggannya. Dari semula warungnya hanya berlokasi di rumah sang nenek di tengah kampung di Serengan, bertambah luas hingga ke rumah di depannya. Selain dijadikan warung di bagian halamannya, rumah itu juga menjadi tempat tinggal Lilies bersama keluarga. Rumah neneknya kini khusus untuk pembeli yang ingin makan sambil lesehan atau sekalian arisan dan kumpul-kumpul.

Segelas jus atau semangkuk es teler atau es blewah akan menambah kenikmatan acara makan dengan selat solo, apalagi dengan buaian langgam jawa atau keroncong.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com