Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Semak Garam Hingga Pohon Raksasa di King Park Perth

Kompas.com - 08/03/2012, 13:10 WIB
Irene Sarwindaningrum

Penulis

Di musim panas seperti Bulan Desember di Australia, pohon boab meranggas tanpa daun dan menyisakan ranting-rantingnya yang kekar. Namun saat hujan mengguyur, ia akan kembali bersemi dengan daun yang rimbun menghijau. Batangnya yang menggembung berwarna coklat, kata Greg, mampu menyimpan ribuan liter air.

Air simpanan itu akan keluar jika batang pohon dilubangi. Oleh sebab itu, pohon boab yang juga tumbuh di daerah gurun dan dataran kering Australia Barat itu dapat menjadi penolong sementara di tengah kekeringan.

Buah pohon boab yang rasanya manis pun mempunyai kandungan vitamin c sangat tinggi. Balga Dari berbagai koleksi tanaman itu, pohon rumput (grasstree) merupakan tanaman terpenting bagi kehidupan suku Aborigin di masa lalu. Suku Aborigin menamai pohon bernama latin Xanthorrhoea preissii itu balga.

Bentuknya bersahaja nyaris tanpa keindahan. Pohon rumput tumbuh memanjang dengan helai-helai daun yang kaku berwarna hijau tua mirip rumput panjang di sisi-sisi batangnya. Kumpulan bunga dan buahnya menempel pada batang berbentuk tongkat yang bisa memanjang hingga dua meter.

Batang bunga dan buah balga ini biasa digunakan untuk kayu api karena mudah terbakar dan tahan lama. Di masa lalu, Suku Aborigin mencampur getah balga dengan arang dan kotoran kanguru untuk membuat lapisan sejenis lem.

Campuran berwarna hitam pekat yang dapat mengeras itu digunakan untuk melapisi alat-alat batu dan kayu Aborigin, seperti kampak maupun gagang pisau. Salah satunya gunanya adalah memperkuat sambungan-sambungan di perkakas.

"Ada juga bagian mirip umbi di dalamnya yang biasa dimakan. Rasanya mirip kelapa," ujar Greg menerangkan berbagai kegunaan pohon itu. Greg mengatakan, di masa modern ini, sudah ada 22 kegunaannya terdaftar. Jumlahnya masih mungkin terus bertambah.

Saat ini getah balga digunakan sebagai bahan tambahan fiber glass, lem, plitur, dan masih banyak lagi. Namun, tidak saja tanaman-tanaman "kuno" yang dikoleksi di Botanic Garden di salah satu dari beberapa taman kota di Perth itu.

Di salah satu bagian taman tersebut, ditanam juga sebuah pohon hasil rekayasa genetika para ilmuwan. Daunnya yang kuning terang membuat pohon dari jenis peppermint itu terlihat mencolok di tengah pohon-pohon lain yang berwarna hijau.

Pohon hasil rekayasa ini juga dipasarkan ke toko-toko tanaman namun sayangnya tak terlalu tahan dalam cuaca panas. Botanic Garden juga mengoleksi beragam jenis bunga liar yang pernah menjadi ikon pariwisata Western Australia.

Setiap daerah di Western Australia itu memiliki fauna khas masing-masing. Di sela-sela dedaunan yang rimbun di Kings Park, berbagai jenis burung juga terlihat mengintip, beberapa terlihat sambil mengasuh anak-anaknya. Berbagai flora dan fauna ini melengkapi daya tarik Kings Park. 

Namun kekayaan Kings Park tak semata terletak pada beragam jenis flora dan fauna yang terpelihara di dalamnya. Lebih dari itu, taman kota ini menjadi semacam ruang yang aman dan nyaman untuk bertemu dan berkumpulnya warga Perth.

Di musim liburan, mereka datang untuk piknik, berjalan-jalan, bersepeda, atau sekedar membaca buku di bangku taman. Sungguh membuat iri karena begitu langka di Indonesia. (Irene Sarwindaningrum dari Perth, Australia)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Travel Update
Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Travel Update
World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

Travel Update
Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Travel Update
Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Travel Update
5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

Jalan Jalan
Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Travel Update
Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Travel Tips
Turis Asing Beri Ulasan Negatif Palsu ke Restoran di Thailand, Berakhir Ditangkap

Turis Asing Beri Ulasan Negatif Palsu ke Restoran di Thailand, Berakhir Ditangkap

Travel Update
19 Larangan dalam Pendakian Gunung Lawu via Cemara Kandang, Patuhi demi Keselamatan

19 Larangan dalam Pendakian Gunung Lawu via Cemara Kandang, Patuhi demi Keselamatan

Travel Update
Harga Tiket Camping di Silancur Highland, Alternatif Penginapan Murah

Harga Tiket Camping di Silancur Highland, Alternatif Penginapan Murah

Travel Update
Harga Tiket dan Jam Buka Terkini Silancur Highland di Magelang

Harga Tiket dan Jam Buka Terkini Silancur Highland di Magelang

Travel Update
Awas Celaka! Ini Larangan di Waterpark...

Awas Celaka! Ini Larangan di Waterpark...

Travel Tips
BOB Downhill 2024, Perpaduan Adrenalin dan Pesona Borobudur Highland

BOB Downhill 2024, Perpaduan Adrenalin dan Pesona Borobudur Highland

Travel Update
Terraz Waterpark Tanjung Batu: Harga Tiket, Lokasi, dan Jam Buka

Terraz Waterpark Tanjung Batu: Harga Tiket, Lokasi, dan Jam Buka

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com