Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kantuk Yang Membunuh

Kompas.com - 16/03/2012, 11:02 WIB

KOMPAS.com - Menyambut Hari Kesehatan Tidur Dunia yang jatuh pada tanggal 16 Maret, baik jika kita melihat salah satu akibat gangguan tidur yang bisa berakibat fatal yakni kantuk.

Data dari kepolisian RI selama Operasi Ketupat 2011 memberikan data yang 'biasa' tapi memprihatinkan. Sepanjang masa mudik tercatat 449 kasus kecelakaan akibat kendaraan yang tak layak, sementara 387 kecelakaan disebabkan oleh jalan yang tak layak. Sementara kecelakaan yang disebabkan oleh kantuk mencapai 1.018 kasus!

Anda ingat bencana Exxon Valdez? Di tahun 1989 sebuah kapal tanker menabrak karang dan menumbuhkan 260.000-750.000 barel minyak mentah ke laut. Media massa saat itu menyalahkan kebiasaan minum alkohol nahkoda kapal. Tetapi sebenarnya penyebab kecelakaan adalah kelelahan awak kapal dan kantuk yang dialami juru mudi hingga gagal merespons ancaman bahaya.
 
Dari sisi keselamatan berkendara dan keselamatan kerja, jelas kantuk amat membahayakan. Tapi bagaimana dengan kehidupan sehari-hari ?
 
Berikut ini adalah tanda-tanda Anda mengalami kantuk:
  • Hanya bisa bangun pagi dengan alarm.
  • Sulit berkonsentrasi.
  • Mudah marah dan tersinggung.
  • Minum bercangkir-cangkir kopi untuk bisa bekerja.
  • Melakukan kesalahan-kensalahan konyol
  • Lupa meletakkan barang-barang, dll.

Kantuk dapat membunuh karier dan kehidupan percintaan

Bayangkan, jika prestasi terus merosot akibat kesalahan berulang kali yang Anda buat. Belum lagi kehilangan konsentrasi di tengah rapat, atau ide-ide basi yang disebabkan oleh kreativitas yang tersumbat. Dalam hidup percintaan. Emosi yang meledak-ledak, sering terlewat janji kencan karena bablas tidur, atau bahkan libido yang redup. Atau dalam kabut kantuk, salah mengirim pesan mesra untuk selingkuhan, ke pasangan. Jadi, bayangkan akibatnya pada kehidupan percintaan.

Bagaimana menyikapi kantuk?

Langkah pertolongan pertama tentu mengambil stimulan berupa kafein atau minuman penambah energi. Tetapi berapa dari Anda yang benar-benar berpikir untuk memperbaiki kualitas tidur? Zat-zat stimulan sebaiknya dikonsumsi dengan bijak. Bukan karena tuntutan untuk membuka mata.

Hati-hati, stimulan hanya menunda kantuk. Ia tak mengembalikan kemampuan otak untuk berkonsentrasi, teliti menganalisa atau kreatif berkarya. Tidak! Ia hanya menunda kantuk! Jadi, seseorang yang begadang belajar, berkarya, mengejar deadline...percuma. Anda terjaga penuh, tapi tetap lelah! Jika sedang mengendara, Anda bermain-main dengan bahaya karena kemampuan berkendara, kewaspadaan, refleks menghindar sudah jauh berkurang.

Tak ada satu zat pun yang dapat menggantikan efek restoratif tidur. Kalau Anda mengantuk artinya Anda butuh tidur. Ketika seorang rekan kerja berkata "butuh kopi" sebenarnya ia butuh tidur. Jam biologis kuncinya. Jadwalkan aktivitas dan istirahat agar seimbang. Di saat jam bilogis mendorong aktif, ini saat ideal untuk mengerjakan pekerjaan sulit penuh tekanan. Di jam tertentu, isi hanya dengan memeriksa dokumen- dokumen tak penting. Tapi dalam keadaan darurat apa yang bisa dilakukan? Tidur sejenak di siang hari 15-20 menit, bangun segar baru konsumsi stimulan, hasilnya akan jauh lebih baik.

Gangguan tidur

Jika mengantuk, artinya Anda masih butuh tidur. Orang yang mengantuk bukan berarti malas lho.. Karena tak ada istilah kebanyakan tidur. Jika sudah cukup tidur seseorang tak akan lagi bisa tidur. Yang ada adalah kantuk berlebihan atau hipersomnia. Kantuk berlebihan, adalah masih mengantuk walau sudah cukup tidur. Bayangkan jika Anda hanya tidur 2 jam semalam, bagaimana rasanya?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Turis Asing Diduga Bikin Sekte Sesat di Bali, Sandiaga: Sedang Ditelusuri

Turis Asing Diduga Bikin Sekte Sesat di Bali, Sandiaga: Sedang Ditelusuri

Travel Update
Ada Pembangunan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, Penumpang Bisa Berangkat dari Stasiun Jatinegara

Ada Pembangunan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, Penumpang Bisa Berangkat dari Stasiun Jatinegara

Travel Update
Hotel Ibis Styles Serpong BSD CIty Resmi Dibuka di Tangerang

Hotel Ibis Styles Serpong BSD CIty Resmi Dibuka di Tangerang

Hotel Story
10 Mal di Thailand untuk Belanja dan Hindari Cuaca Panas

10 Mal di Thailand untuk Belanja dan Hindari Cuaca Panas

Jalan Jalan
Menparekraf Susun Peta Wisata Berbasis Storytelling di Yogyakarta, Solo, dan Semarang

Menparekraf Susun Peta Wisata Berbasis Storytelling di Yogyakarta, Solo, dan Semarang

Travel Update
Waisak 2024, Menparekraf Targetkan Gaet hingga 300.000 Wisatawan

Waisak 2024, Menparekraf Targetkan Gaet hingga 300.000 Wisatawan

Travel Update
3 Bulan Lagi, Penerbangan Langsung Thailand-Yogyakarta Akan Dibuka

3 Bulan Lagi, Penerbangan Langsung Thailand-Yogyakarta Akan Dibuka

Travel Update
Jelang Waisak 2024, Okupansi Hotel di Area Borobudur Terisi Penuh

Jelang Waisak 2024, Okupansi Hotel di Area Borobudur Terisi Penuh

Hotel Story
iMuseum IMERI FKUI Terima Kunjungan Individu dengan Pemandu

iMuseum IMERI FKUI Terima Kunjungan Individu dengan Pemandu

Travel Update
9 Wisata Malam di Jakarta, dari Taman hingga Aquarium

9 Wisata Malam di Jakarta, dari Taman hingga Aquarium

Jalan Jalan
Jangan Sembarangan Ambil Pasir di Pulau Sardinia, Ini Alasannya

Jangan Sembarangan Ambil Pasir di Pulau Sardinia, Ini Alasannya

Travel Update
6 Cara Cegah Kehilangan Koper di Bandara, Simak Sebelum Naik Pesawat

6 Cara Cegah Kehilangan Koper di Bandara, Simak Sebelum Naik Pesawat

Travel Tips
Maskapai Penerbangan di Australia Didenda Rp 1,1 Miliar karena Penerbangan Hantu

Maskapai Penerbangan di Australia Didenda Rp 1,1 Miliar karena Penerbangan Hantu

Travel Update
China Terapkan Bebas Visa untuk 11 Negara di Eropa dan Malaysia

China Terapkan Bebas Visa untuk 11 Negara di Eropa dan Malaysia

Travel Update
Pelepasan 40 Bhikku Thudong untuk Waisak 2024 Digelar di TMII

Pelepasan 40 Bhikku Thudong untuk Waisak 2024 Digelar di TMII

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com