Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkunjung ke Kampung Marapu, Prai Injing

Kompas.com - 19/04/2012, 09:13 WIB

Secara administratif, Sumba didukung empat kabupaten, yakni Sumba Barat, Sumba Barat Daya, Sumba Tengah, dan Sumba Timur. Berbeda dari tiga kota kabupaten lainnya, Waikabubak (Sumba Barat) tergolong kaya kampung tua. Selain Prai Injing, di sekitarnya masih terdapat kampung tua lain, seperti Tarung, Bodo Maroto, Tabera, Golu, dan Gela Koko. Uniknya keseluruhan kampung kuno itu tumbuh di puncak bukit.

SC Poro melukiskan posisi kampung itu merupakan keunikan kampung tua di Sumba Barat. Keunikan tersebut sekaligus menjelaskan betapa hebat para leluhur dahulu mendorong atau menyeret batu ukuran raksasa hingga puncak kampung untuk kebutuhan kuburan. ”Lokasi kampung adat di Sumba Barat memang berbeda dengan kabupaten lain, yang sebagian kampung adatnya di lembah atau dataran rendah,” ujarnya.

Kampung Tarung yang menempel di tepi barat Waikabubak tergolong paling dikenal hingga pelosok dunia. Kampung yang didukung 35 rumah berarsitektur unik itu selalu ramai dikunjungi, terutama selama wula poddu atau bulan suci Marapu, yang berlangsung selama sebulan pada Oktober-November.

Rato rumata atau tetua utama sekaligus pendeta Marapu Kampung Tarung, Lado Regi Tera, mengakui, Tarung sejak dulu hingga sekarang tetap setia menjalani wula poddu yang sarat berbagai ritual adatnya. Biasanya, rangkaian ritual diawali tauna Marapu, yakni pemberian sesajen atau makan bagi leluhur. Ritual susulan adalah tobba wano yang antara lain ditandai kegiatan sunatan, hingga acara riang gembira bersama di pelataran kampung yang disebut kalango.

”Wula poddu itu intinya adalah masa penyucian diri orang Sumba. Selama bulan itu, pantangannya antara lain dilarang membunyikan gong dan gendang meski ada kematian sekalipun. Bagi mereka yang mengabaikan pantangan, risiko malapetaka diyakini akan menimpa. Sudah banyak contohnya,” tutur Lado Regi Tera, yang didampingi ibunya, Mama Lida Wawo Mude (70).

Penerbangan

Tersedia dua pintu masuk jika hendak melancong ke Sumba melalui penerbangan. Jika berharap cepat sampai di Waikabubak, pilihannya dengan mendarat di Bandara Tambolaka di Tambolaka, kota Kabupaten Sumba Barat Daya. Perjalanan Tambolaka-Waikabubak yang berjarak sekitar 38 kilometer bisa menggunakan jasa mobil travel bertarif Rp 50.000 per penumpang. Bisa juga dengan mobil sewaan Rp 500.000 per hari.

Pilihan lain melalui pintu Bandara Umbu Mehang Kunda di Waingapu, kota Kabupaten Sumba Timur. Itu berarti harus menempuh jalan darat sejauh lebih kurang 130 kilometer hingga Waikabubak. Perjalanan itu bisa dengan jasa mobil travel bertarif Rp 75.000 per penumpang jika langsung dari bandara atau Rp 50.000 kalau dari kota Waingapu. Bisa juga dengan mobil sewaan, kalau antar saja tarifnya Rp 650.000 sekali jalan atau sekalian sewa harian untuk beberapa hari dengan tarif Rp 500.000 per hari.

Bandara Tambolaka dilayani tiga maskapai penerbangan, yakni Merpati, TransNusa, dan Wings. Merpati dengan rute Denpasar-Tambolaka-Kupang setiap Senin, Rabu, Kamis, dan Sabtu. TransNusa rute Denpasar-Tambolaka-Ende-Kupang, setiap Selasa, Rabu, Jumat, dan Minggu. Sementara Wings yang rutenya hanya Denpasar-Tambolaka memiliki jadwal setiap Senin, Rabu, dan Jumat.

Meski demikian, calon penumpang sering kecewa akibat waktu penerbangan yang sering tidak menentu. Salah satu contohnya penerbangan Merpati rute Tambolaka-Kupang, Sabtu (17/3) petang, batal berangkat. Di antara para calon penumpang itu termasuk Sekretaris Daerah NTT Frans Salem bersama sekitar 11 pejabat rombongannya yang sedang bertugas di Sumba.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Pengalaman ke Pasar Kreatif Jawa Barat, Tempat Nongkrong di Bandung

Jalan Jalan
Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Libur Panjang Waisak 2024, KAI Operasikan 20 Kereta Api Tambahan

Travel Update
Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Pasar Kreatif Jawa Barat: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Travel Update
Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Berkunjung ke Pantai Nangasule di Sikka, NTT, Ada Taman Baca Mini

Jalan Jalan
10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

Jalan Jalan
Tanggapi Larangan 'Study Tour', Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Tanggapi Larangan "Study Tour", Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Travel Update
Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Travel Update
Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Travel Update
Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Travel Update
World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

Travel Update
Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Travel Update
Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Travel Update
5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

Jalan Jalan
Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Travel Update
Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com