Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jadilah Pelancong Hemat, Bukan Pelit

Kompas.com - 08/07/2012, 16:30 WIB
Fitri Prawitasari,
Ni Luh Made Pertiwi F

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pernahkan Anda dan teman Anda memaksa pemilik hostel agar Anda dapat berbagi tempat tidur di satu ranjang kecil? Atau, berjam-jam menunggu tumpangan gratis dibanding naik bus yang ongkosnya di bawah Rp 25.000?

Bisa jadi, Anda pernah pamer betapa sedikitnya uang yang Anda keluarkan selama di Italia, tetapi tak pernah mencoba sekalipun makan di restoran yang menyajikan kuliner khas Italia.

Jika Anda pernah melakukan hal-hal ini, maka Anda patut disebut sebagai orang yang pelit. Memang, sebagai pelancong, kadang melakukan hal-hal tersebut satu atau dua kali, upaya untuk berhemat dengan cara yang ekstrem.

Prespektif akan berubah jika Anda berada di jalan. Uang yang biasa Anda keluarkan sehari-hari untuk segelas kopi di kedai kopi setiap pagi, bisa jadi terasa mahal jika dibandingkan hidangan lengkap di tempat Anda melancong.

Namun, Anda mungkin mengeluh dengan berpikir bahwa penduduk setempat tidak akan makan semahal itu. Ya, memang benar, tetapi bisa jadi perekonomian masyarakat tempat yang Anda datangi, tak semakmur tempat Anda berasal.  

Perjalanan yang hemat biaya, bukan berarti menjalani hidup hanya dengan roti dan selai, lalu tidur di terminal bus. Mengontrol pengeluaran sangat diperlukan. Namun, jangan sampai kenyamanan Anda berwisata terganggu oleh kepelitan Anda sendiri.

Cara nyaman namun berhemat saat berwisata yang lazim diketahui para pelancong sejati adalah dengan memanfaatkan jalinan pertemanan via Couchsurfing. Melalui Couchsurfing, Anda bisa menginap gratis di rumah orang lain.

Selain itu, memanfaatkan perjalanan dengan bus malam dan sesekali masak sendiri, juga beberapa kiat berhemat saat melakukan wisata. Berikut beberapa kiat menghemat uang tanpa menjadi orang yang pelit.

Air minum. Di beberapa negara, air minum dengan mudah didapatkan melalui drinking stand atau fasilitas pancuran air siap minum. Di Indonesia, salah satu contoh adalah terminal tiga Bandara Soekarno Hatta telah menyediakan fasilitas ini. Manfaatkanlah fasilitas tersebut.

Namun, bagaimana jika Anda berada di destinasi yang air kerannya diragukan kebersihannya? Sensitivitas perut orang berbeda-beda. Walaupun air keran telah dimasak, bukan berarti air tersebut siap diminum.

Cara paling aman adalah membeli air mineral botolan. Jika daerah yang Anda datangi sangat panas, maka minumlah dengan teratur agar Anda tidak jatuh sakit di perjalanan.

Makan siang lebih banyak. Saking pelitnya, beberapa wisatawan malah lebih memilih makan buah dan roti isi, padahal ia sedang berwisata di negara yang penuh dengan wisata kuliner.

Jika Anda tidak makan dengan benar kuliner khas negara setempat, seperti di Italia, Perancis, Jepang, bahkan beberapa daerah di Indonesia, Anda akan melewatkan kesempatan menjelajahi destinasi wisata tersebut.

Gunakan taktik makan siang yang mewah dibanding makan malam yang mewah. Paket makan siang di restoran biasanya lebih murah dibanding paket makan malam. Kuliner khas pinggir jalan juga bisa menjadi alternatif Anda.

Menginap di luar kota yang mahal. Di tempat seperti Venesia (Italia) dan Salzburg (Austria), Anda memang membutuhkan dua hari satu malam untuk bisa menjelajahi kota-kota tersebut. Namun, menginaplah di luar kota-kota dengan biaya hidup yang tinggi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com