Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Komunalisme Luhur di Pesisir Papua

Kompas.com - 16/08/2012, 15:06 WIB

Simbiosis

Meskipun tinggal bersama di sebuah pulau yang dikelilingi laut dalam, masyarakat Biak hidup dalam dua tradisi, yaitu melaut dan berkebun. Mereka yang hidup di tepi pantai menggantungkan hidupnya terutama pada laut. Sementara mereka yang tinggal di bagian tengah pulau umumnya hidup dari hasil perkebunan sayur-mayur.

Pasar ikan di jantung kota Biak menjadi wujud pertemuan dua tradisi itu. Di sana dijual beraneka macam sayur yang didatangkan dari bagian tengah pulau serta ikan-ikan yang ditangkap oleh para nelayan yang tinggal di pesisir.

Menurut Nico Morin, saat munara digelar, masyarakat Biak biasanya tidak mendatangkan makanan lain yang dibeli dari luar Biak. Ia menjelaskan, dalam munara biasanya masyarakat Biak menyajikan ubi dan sayur- mayur serta sagu yang diambil dari kebun mereka atau dari kerabat mereka di dusun-dusun. Makanan itu dipadu dengan lauk yang diperoleh dari laut entah itu ikan, kepiting, udang, dan penyu.

Boleh jadi pemerintah melihat ekspresi itu tak hanya mengandung nilai-nilai budaya unggul. Di sisi lain, ekspresi itu juga memiliki potensi yang mampu mewakili dan menampilkan wajah Biak yang layak dikenal oleh komunitas masyarakat lainnya.

Saat membuka Pekan Wisata Munara Wampasi, awal Juli lalu, Bupati Biak Numfor Yusuf M Maryen menegaskan, pekan wisata itu diharapkan tidak hanya mempromosikan obyek-obyek wisata unggulan di Biak dan membuka peluang investasi dan kerja bagi masyarakat lokal saja.

Sebagai wilayah yang terdiri dari dua pulau besar, yaitu Biak dan Numfor serta pulau-pulau lain di sekelilingnya, kawasan itu memiliki lokasi wisata laut yang luar biasa. Sebut saja Pantai Bosnik yang berada di timur kota Biak. Pantai itu berhadapan dengan Pulau Owi yang semasa Perang Dunia II menjadi basis militer dan armada udara tentara sekutu.

Lalu Pulau Padaido yang memiliki koleksi terumbu karang yang tergolong indah. Tak hanya itu, di beberapa lokasi penyelaman, dapat ditemukan pula reruntuhan mesin-mesin perang yang ditinggalkan sekutu.

Di Biak juga terdapat beberapa lokasi wisata yang menarik, seperti Goa Jepang dan Taman Anggrek. Di sisi lain, Biak berada pada 0055’-1027’ LS memiliki potensi ekonomi sebagai basis peluncuran satelit. Basis itu menggunakan landasan pacu Bandara Frans Kaisiepo untuk menerbangkan pesawat yang mengangkut pesawat ulang-alik. Namun, hingga saat ini terkait hal itu belum ada kepastian.

Tampaknya Pemerintah Kabupaten Biak mencoba melihat peluang lain, yaitu promosi wisata terutama kelautan sebagai sarana mengembangkan kemandirian wilayah. Karena disadari potensi itulah yang menjadi basis hidup masyarakat Biak sendiri. Turun-temurun mereka bergaul akrab dengan laut dan menjadikan laut sebagai bagian integral hidup mereka.

Lebih dari itu, pekan wisata itu dapat menjadi sarana untuk melestarikan nilai-nilai unggul masyarakat Biak. Salah satu hal menarik dalam upacara pembukaan pekan wisata itu, ditampilkan atraksi apen bayeren. Atraksi itu mempertunjukkan beberapa penari wor berjalan tanpa alas kaki di atas batu karang yang telah membara.

Sebelum melintasi hamparan baru membara itu, para penari itu hanya mengolesi telapak kaki mereka dengan minyak. Pukulan tifa dan nyanyian dari para penari lain membuat suasana seolah menjadi mistis.

Menurut Yusuf M Maryen, atraksi itu pernah ditampilkan di Bali dan mengundang decak kagum penonton. Namun, bagi Yusuf, yang layak disimak dari atraksi itu adalah situasi hati di penari. ”Tidak boleh ada rasa sombong, orang yang melakukan harus berhati bersih,” ujarnya.

Simbiosis pantai-gunung sebagaimana diperlihatkan dalam pesta snap mor dapat ditemukan pula dalam simbiosis antara promosi wisata dan pelestarian nilai budaya. Pada satu sisi potensi itu tidak hanya dimaknai melulu secara ekonomis, tetapi berharga dalam relasi sosial-kultural. Namun itu tidak mudah.

Menurut Mananwir Yarangga, kekayaan ekspresi budaya itu tidak dapat dikembangkan jika hanya menampilkan aksesori seni saja. Ia mengatakan, jika dalam Pekan Wisata Munara Wampasi ditampilkan drama atau fragmen tentang pesta perkawinan, sebaiknya pesta tersebut disajikan asli.

Mananwir berharap, dengan menghidupkan lagi kekayaan budaya lokal, nilai-nilai lain yang terkandung di dalamnya dapat turut dilestarikan. Masyarakat kembali bersama-sama mengalami peristiwa budaya itu, dan mencecapi nilai-nilai luhur nenek moyang mereka. (B JOSIE S HARDIANTO)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com