Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seharusnya Sandeq Race Bisa Menarik Kunjungan Wisman

Kompas.com - 08/09/2012, 05:57 WIB
Ni Luh Made Pertiwi F

Penulis

KOMPAS.com - Tak ada yang tahu pasti kapan pertama kalinya balapan sandeq diperlombakan. Sejak lama, setiap perayaan 17 Agustus, penduduk Majene meramaikan perlombaan dengan balap sandeq. Biasanya rute lomba hanya seputaran perairan Majene, Sulawesi Barat.

“Saya sejak umur 17 tahun ikut bapak saya lomba sandeq setiap 17 Agustus,” kata Aksad salah satu peserta Sandeq Race 2012, saat ditemui Kompas.com, Senin (3/9/2012). Sandeq miliknya bernama Bress Perancis. Bress Perancis diunggulkan dalam Sandeq Race 2012.

Sejak tahun 1995, dibuatlah Sandeq Race yaitu ajang balapan sandeq secara maraton. Sandeq Race digelar setiap tahun, ini berarti tahun ini sudah memasuki tahun ke-19. Serunya, rute yang dilalui sangat panjang, mulai dari Mamuju sampai Makassar. Saat itu, Sulbar masih masuk Provinsi Sulawesi Selatan.

Sampai setahun lalu, walau sudah menjadi dua provinsi berbeda, rute tersebut tetaplah sama. Para peserta mengarungi lautan Sulawesi dalam beberapa etape mulai dari Mamuju yang merupakan ibu kota Sulbar dan berakhir di Pantai Losari yang berada di Makassar di Sulsel.

Namun, tahun ini karena pertimbangan bahwa Sulsel tengah menghadapi Pilkada, Pemerintah Provinsi selaku penyelenggara pun memutuskan memperpendek rute perlombaan. Tahun ini, Sandeq Race yang berlangsung pada 31 Agustus- 6 September 2012 hanya mengambil rute seputar Sulbar.

Lomba dimulai dari Mamuju dan berakhir di Polewali Mandar. Keseluruhan dibagi dalam empat etape dan melewati empat kabupaten yaitu Mamuju, Mamuju Utara, Majene, dan Polewali Mandar. Peserta Sandeq Race pun terdiri dari 31 peserta dari empat kabupaten tersebut.  Ke depan, pihak penyelenggara memiliki impian ambisius.

"Kita harapkan Sandeq Race kita layarkan sampai ke Pulau Jawa kalau memungkinkan. Atau, kalau bisa ke Kalimantan," ungkap Gubernur Sulawesi Barat, Anwar Adnan Saleh, saat pelepasan sandeq di etape terakhir Majene-Polewali Mandar, di Majene, Selasa (4/9/2012).

Saat Kompas.com menyaksikan Sandeq Race di etape 3 yang berlangsung di perairan Majene, Senin (3/9/2012), tepi Pantai Tanjung Batu, tempat pelepasan sandeq untuk etape 3, ramai dipadati warga. Sorak-sorai terdengar riuh, apalagi saat sandeq saling menyalip.

Keriuhan itu ibarat para suporter bola yang menonton pertandingan sepak bola. Warga Majene tentu saja menyemangati para sandeq dari kampung halaman mereka. Apalagi di etape tersebut, beberapa sandeq asal Majene berada di posisi terdepan.

Sepi turis

Sayangnya, saat Kompas.com berkeliling seputar tepian pantai tersebut, sejauh pengamatan mata, tak ada turis asing yang ikut menyaksikan. Sementara turis domestik hanyalah rombongan orang-orang dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif dan wartawan dari Jakarta. "Tahun lalu ada turis asingnya. Tahun ini sepertinya tidak ada. Kalau tahun-tahun sebelumnya juga ada turis asing," tutur Aksad.

Nuradhy, penduduk setempat yang setiap tahun setia menonton Sandeq Race menuturkan bahwa tahun lalu ia sempat bertemu rombongan turis asing yang datang khusus untuk melihat Sandeq Race. "Sekarang, dari tadi saya lihat tidak ada turis asing," katanya.

Turis asing yang ia maksud adalah “bule” alias orang dari ras kaukasia. Menurut Kepala Dinas Pemuda Olahraga, Kebudayaan, dan Pariwisata Kabupaten Majene, Qadir Tahir, Sandeq Race sudah terekspos ke luar negeri, tetapi saat pelaksanaan Sandeq Race di Pantai Majene tersebut, tidak ada wisatawan asing yang datang.

"Kami ingin Majene dikunjungi banyak turis. Apalagi melalui Sandeq Race, bisa didatangi banyak turis mancanegara. Padahal sandeq sudah dibawa sampai ke Perancis untuk mewakili Asia dalam lomba perahu tradisional," jelasnya.

Ia mengharapkan turis asing di Makassar, Sulawesi Selatan, yang datang dari Bali bisa mengunjungi Majene melalui bantuan para biro perjalanan wisata. Menurutnya, selama ini perjalanan wisata turis asing dari Bali ke Makassar lalu ke daerah Tator. Sampai di Tator, lanjutnya, turis langsung kembali ke Bali.

"Turis mancanegara dan turis lokal tidak ada masuk ke Majene. Perjalanan wisata jangan sampai di Tator, tetapi menyeberang ke Majene dalam waktu tertentu terutama saat Sandeq Race," ungkapnya.

Padahal, keunikan sandeq dan tradisi di belakangnya saja sudah begitu menarik. Acara Sandeq Race seakan melengkapi keunikan tersebut. Sebuah acara yang pasti mampu menarik kunjungan wisatawan mancanegara maupun nusantara, terutama para penggemar perahu dan wisata bahari. Seharusnya paket wisata menarik bisa dibuat... (bersambung)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com