Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berjumpa Ketut Liyer, "Balian" yang Mendunia

Kompas.com - 11/11/2012, 09:24 WIB

Tak sedikit yang tahu, walau sudah menjadi balian sejak lama, Ketut Liyer tetap melukis dan mematung. Sebagian besar lukisannya dan lukisan I Nyoman Lantra dapat dilihat di rumah, maupun dibeli oleh pengunjung yang berminat.

“Kakek sebenarnya ingin jadi pelukis, tetapi harus menjadi balian karena ini sudah turum temurun. Kakek generasi kesembilan. Semuanya balian,” cerita Ketut Liyer.

Ketut Liyer kemudian menunjukan lontar-lontar yang ada di “meja kerja”-nya. Di sebelah lontar-lontar itu, tampak foto tua menampilkan sosok Ketut Liyer saat masih muda. Arsip-arsip tua sudah diwariskan dari sejak generasi pertama.

Ketut Liyer merupakan generasi kesembilan penerus keluarga balian. I Nyoman Lantra, yang sudah terbiasa menjadi asisten Ketut Liyer, kemungkinan besar akan menjadi penerus generasi kesepuluh.

“Penerusnya mungkin saya. Ini memang sudah turun-temurun keluarga kami menjadi balian,” kata Lantra yang memang sering bertindak sebagai asisten Ketut Liyer.

Lontar tua berisikan mantra-mantra pengobatan maupun pedoman hidup. Ketut Liyer membacakan beberapa lembar lontar dalam Bahasa Bali. Ia lalu menjelaskan bahwa lontar yang ia baca memberikan petunjuk mengenai pengobatan menggunakan ramuan alami.

Rumah Ketut Liyer berada di Banjar Pengosekan Kaja, Ubud. Jaraknya dekat dari Jalan Mongkey Forest, pusat keramaian Ubud. Hanya sekitar 15 menit dengan mobil. Rumah ini juga menjadi lokasi pembuatan film “Eat, Pray, Love”. Sayang, karakter Ketut Liyer harus diperankan orang lain karena Ketut Liyer sedang sakit saat pembuatan film tengah berlangsung.

Sebaiknya datang di pagi hari saat antrean belum terlalu ramai. Di pukul delapan pagi, biasanya sudah terjadi antrean. Antrean akan semakin panjang di musim padat kunjungan seperti pertengahan tahun dan akhir tahun. Oleh karena itu, datang saja sebelum jam delapan pagi untuk mengambil nomor antrean.

Tepat di depan rumahnya terdapat plang berwarna kuning bertuliskan “Ketut Liyer Painter and Wood Carving, Medicine Man”. Seakan menegaskan, walau sudah menjadi balian, Ketut Liyer sejatinya adalah seorang seniman. Darah seni yang terkenal di kalangan orang-orang Ubud mengalir kuat di tubuhnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
    Video rekomendasi
    Video lainnya


    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    komentar di artikel lainnya
    Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
    Close Ads
    Bagikan artikel ini melalui
    Oke
    Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com