Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perang Endut dan Tarik Awak Gaya Jombang...

Kompas.com - 02/02/2013, 16:25 WIB

Pemain yang lebih dulu berlarian ini akan menjadi tawanan kelompok lawan bila terkena sentuhan tangan pemain dari kelompok lawan. Pemain yang paling akhir keluar benteng untuk mengejar pemain lain ini dianggap ‘menang tua’, dan berhak menawan pemain yang keluar benteng lebih dulu karena dianggap ‘kalah tua’.

Pemain yang tertangkap (terkena sentuhan) akan menjadi tawanan kelompok lawan dan tak berhak meneruskan permainan. Sementara, pemain yang tersisa akan berupaya mempertahankan benteng mereka dari serangan pemain kelompok lawan. Kelompok pemain yang berhasil menyerang benteng dengan menyentuh benteng kelompok lawan, dialah pemenangnya.

Balap Debog Nginthir Kali

Permainan ini menggunakan debog atau batang pohon pisang, biasanya dilakukan di sungai kecil atau saluran irigasi. Nginthir kali sendiri berarti hanyut di sungai. Balap Debog Nginthir Kali dimainkan secara berpasangan. Pemain yang bersiap di garis start akan berlari di dalam air melawan arus untuk menuju pemain pasangannya.

Pemain pasangan yang sudah bersiap menunggang batang pohon pisang yang mengapung di atas air akan berlomba menuju garis awal setelah pemain pasangannya berhasil menepuknya. Kedua pemain kemudian saling berlomba menumpang rakit batang pohon pisang untuk kembali ke garis awal. Pemain yang berhasil menyentuh garis finish lebih dulu, tentu adalah pemenangnya.

Perang Endut

Dalam bahasa setempat, endut berarti lumpur. Sudah bisa ditebak kan, permainan ini adalah permainan perang-perangan menggunakan lumpur!

Yap, kedua kelompok akan saling mengambil posisi berhadapan dan menyerang kelompok lawan dengan melempar lumpur sebanyak-banyaknya. Bisa dimainkan di tanah lapang dengan semak-semak untuk bersembunyi, atau di sungai kecil.

Wasit akan mengomando jalannya permainan dan menilai para pemain. Kelompok yang terkena lemparan lumpur terbanyak, dialah kelompok yang kalah. (Kompas TV/Vyara)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Travel Update
Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Travel Update
Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Travel Tips
Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Travel Update
Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Travel Update
Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Jalan Jalan
Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Travel Update
KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

Travel Update
Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Travel Update
Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Travel Update
Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Travel Update
Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Jalan Jalan
Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Travel Update
DAOP 6 Yogyakarta Tambah 6 Kereta Tambahan Jarak Jauh untuk Long Weekend

DAOP 6 Yogyakarta Tambah 6 Kereta Tambahan Jarak Jauh untuk Long Weekend

Travel Update
Long Weekend, Ada Rekayasa Lalu Lintas di Jalanan Kota Yogyakarta

Long Weekend, Ada Rekayasa Lalu Lintas di Jalanan Kota Yogyakarta

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com