Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keliling Indonesia? Coba Mampir ke 5 Destinasi Ini...

Kompas.com - 02/04/2013, 18:39 WIB

KOMPAS.com — Jika ada kesempatan berkeliling Indonesia, destinasi mana saja yang Anda inginkan? Mungkin 5 destinasi berikut layak untuk Anda pertimbangkan masuk dalam daftar rencana perjalanan Anda.

Program Explore Indonesia yang ditayangkan di Kompas TV memilih 10 destinasi yang mengesankan untuk dikunjungi. Lima dari 10 destinasi itu sudah ditayangkan dalam episode "Catatan Perjalanan Kamga 1" pekan lalu. Kelima destinasi itu adalah Desa Wae Rebo, Kampung India Medan, Pasar Kerbau di Toraja, Pulau Komodo, dan Kampung Suku Kajang.

Daerah yang menarik untuk dikunjungi tidak selalu harus tempat wisata atau keindahan alam, tetapi sesungguhnya banyak daya tarik lain yang masing-masing memiliki kekhasan, seperti kehidupan masyarakat, sejarah, dan budaya daerah setempat.

Untuk 5 destinasi pilihan bagian kedua bakal ditayangkan Selasa (2/4/2013) di Kompas TV pukul 21.00 WIB. Berikut destinasi pilihan versi Explore Indonesia.

1. Suku Nuaulu - Pulau Seram

Suku Nuaulu merupakan penduduk asli Pulau Seram, Maluku. Mereka merupakan suku pegunungan, tetapi kini komunitas mereka sudah tersebar di beberapa daerah di Pulau Seram, salah satunya di Desa Nuanea, sekitar 1 jam dari Masohi, ibu kota Kabupaten Maluku Tengah.

Suku Nuaulu memiliki ciri khas mengenakan ikat kepala berwarna merah yang disebut kain berang. Kain berang wajib dipakai bagi pria yang sudah dewasa, ke mana pun pergi dan beraktivitas.

Dulu, untuk bisa mengenakan kain berang, seorang pemuda Nuaulu yang menginjak akil balig harus memenggal kepala manusia sebagai tumbal. Tetapi, kini ritual tersebut sudah tidak lagi dilakukan. Sebagai gantinya, mereka berburu binatang kuskus di hutan. Kuskus akan dikonsumsi seluruh warga dalam ritual penyematan ikat kepala merah yang disebut upacara pataheri.

2. Hutan Kemenyan - Tapanuli

Masyarakat di daerah Tapanuli, Sumatera Utara, sejak ribuan tahun lampau ditengarai telah melakukan perdagangan dengan bangsa-bangsa di kawasan Timur Tengah. Salah satu komoditas yang diperdagangkan yaitu kemenyan.

Kemenyan dihasilkan dari getah pohon kemenyan. Hingga kini pohon kemenyan masih banyak dijumpai di hutan-hutan di Tapanuli, salah satunya di Kabupaten Humbang Hasundutan.

Petani kemenyan akan menyadap batang pohon dan membiarkan getahnya selama 5 bulan, baru kemudian bisa dipanen. Sayang, kini lahan hutan kemenyan terus menyusut akibat banyak alih fungsi lahan untuk tanaman industri seperti kertas dan kelapa sawit.

Di Indonesia, kemenyan banyak digunakan sebagai campuran rokok dan juga sebagai media penghubung dunia mistis. Di luar negeri seperti India dan Perancis, kemenyan banyak digunakan sebagai aroma terapi dan bahan parfum.

3. Nunukan - Kalimantan Timur

Kabupaten Nunukan, Kalimantan Timur, merupakan tapal batas Indonesia dengan Malaysia. Wilayah Nunukan tersebar di tiga kawasan, yaitu Pulau Nunukan, Pulau Kalimantan, dan Pulau Sebatik.

Di Pulau Nunukan, kita dapat melihat kehidupan masyarakat perbatasan yang unik. Dalam seminggu, masyarakat Nunukan dapat pergi-pulang Indonesia-Malaysia demi membeli keperluan mereka sehari-hari.

Destinasi favorit masyarakat Nunukan di negeri jiran itu adalah Kota Tawau. Selain karena kota ini menjual komoditas yang lengkap, akses menuju Tawau pun relatif mudah. Dengan kapal cepat, kota ini bisa didatangi dalam waktu satu jam saja dari Pulau Nunukan.

Nunukan dulunya adalah daerah transit bagi TKI yang hendak bekerja di Malaysia. Tetapi, sebuah kebijakan membuat keadaan Nunukan berubah drastis. Banyak toko dan penginapan jadi gulung tikar karenanya.

Untungnya, masyarakat Nunukan tak tinggal diam. Berbagai usaha mereka lakukan untuk mempertahankan denyut kehidupan Nunukan, mulai dari membuka usaha rumput laut hingga melestarikan budaya Kalimantan.

Wilayah Kabupaten Nunukan juga mencakup wilayah Pulau Kalimantan. Salah satu kecamatan di pulau ini ialah Sebuku. Kebudayaan Dayak Agabag dapat kita lihat di Kecamatan Sebuku. Kita dapat mendengar alunan Kukui dan menikmati tari Gong di sini. Ada juga kuliner khas, yaitu iloy. Makanan khas suku Dayak Agabag yang mirip dengan papeda.

Ada pula gajah Pygmy Borneo yang kadang mendatangi desa-desa di Sebuku. Kedatangan gajah ini tak jarang merusak tanaman sawit milik warga.

4. Lemba Harau - Sumatera Barat

Lembah Harau, di Kabupaten 50 Kota, Sumatera Barat. Sebuah kawasan lembah dengan tebing-tebing bebatuan yang bercorak indah. Proses alam telah menciptakan motif unik pada tebing Lembah Harau. Bagaikan tumpahan cat mengguyur dinding batu cadas.

Lembah Harau dapat dicapai dengan perjalanan menggunakan kendaraan selama 2 jam dari Kota Padang. Memasuki kawasan ini, pengunjung akan disambut tebing menjulang berwarna kuning-oranye.

Ketika berada di antara dua sisi tebing, di sini pengunjung bisa menguji sebuah fenomena alam. Caranya, berteriaklah sekeras-kerasnya, maka akan terdengar suara echo yang dipantulkan dinding tebing.

Melengkapi panorama alam Lembah Harau yang eksotis, air terjun Sarasa Bunta mengalir dari tebing berketinggian lebih kurang 100 meter. Pesona lanskap Lembah Harau bukan saja menakjubkan bagi wisatawan, melainkan juga menawarkan tantangan bagi para penggemar olahraga panjat tebing.

5. Wayag - Raja Ampat

Sepertinya, ini yang sekarang menjadi destinasi impian banyak pelancong di Indonesia, Raja Ampat, di Papua Barat. Destinasi yang keindahan alamnya dianalogikan sebagai surga terakhir di bumi.

Pusat dari surga Raja Ampat adalah Kepulauan Wayag. Untuk menuju ke Wayag, butuh perjuangan ekstra, karena harus naik kapal motor sekitar 3 jam dari Waisai, ibu kota Raja Ampat di Pulau Waigeo.

Ketika memasuki Kepulauan Wayag akan tampak pulau-pulau karang kecil berbentuk bundar menyerupai telur. Air lautnya begitu jernih dan berwarna hijau toska.

Untuk menikmati Wayag, akan lebih menakjubkan bila memandang dari atas. Hanya ada dua puncak yang bisa untuk didaki. Untuk mencapainya tidak mudah, karena harus mendaki dengan kemiringan hingga 80 derajat serta melalui batu-batu kapur yang runcing dan tajam.

Tur ke gugusan Kepulauan Wayag menjadi agenda wajib untuk membuktikan tagline Raja Ampat sebagai serpihan surga yang jatuh dari langit. (Anjas Prawioko/Amelia Tagaroi/Adelia Devita)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

10 Wisata Malam di Semarang, Ada yang 24 Jam

Jalan Jalan
Tanggapi Larangan 'Study Tour', Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Tanggapi Larangan "Study Tour", Menparekraf: Boleh asal Tersertifikasi

Travel Update
Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Ada Rencana Kenaikan Biaya Visa Schengen 12 Persen per 11 Juni

Travel Update
Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Kasus Covid-19 di Singapura Naik, Tidak ada Larangan Wisata ke Indonesia

Travel Update
Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Museum Kebangkitan Nasional, Saksi Bisu Semangat Pelajar STOVIA

Travel Update
World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

World Water Forum 2024 Diharapkan Dorong Percepatan Target Wisatawan 2024

Travel Update
Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Tebing di Bali Dikeruk untuk Bangun Hotel, Sandiaga: Dihentikan Sementara

Travel Update
Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Garuda Indonesia dan Singapore Airlines Kerja Sama untuk Program Frequent Flyer

Travel Update
5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

5 Alasan Pantai Sanglen di Gunungkidul Wajib Dikunjungi

Jalan Jalan
Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Pantai Lakey, Surga Wisata Terbengkalai di Kabupaten Dompu

Travel Update
Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Bali yang Pas untuk Pencinta Liburan Slow Travel

Travel Tips
Turis Asing Beri Ulasan Negatif Palsu ke Restoran di Thailand, Berakhir Ditangkap

Turis Asing Beri Ulasan Negatif Palsu ke Restoran di Thailand, Berakhir Ditangkap

Travel Update
19 Larangan dalam Pendakian Gunung Lawu via Cemara Kandang, Patuhi demi Keselamatan

19 Larangan dalam Pendakian Gunung Lawu via Cemara Kandang, Patuhi demi Keselamatan

Travel Update
Harga Tiket Camping di Silancur Highland, Alternatif Penginapan Murah

Harga Tiket Camping di Silancur Highland, Alternatif Penginapan Murah

Travel Update
Harga Tiket dan Jam Buka Terkini Silancur Highland di Magelang

Harga Tiket dan Jam Buka Terkini Silancur Highland di Magelang

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com