Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lonthor, Menyisakan Benteng dan Pala

Kompas.com - 20/05/2013, 09:39 WIB

MENGUNJUNGI Kota Banda Neira, Maluku, Anda seakan-akan diajak untuk merasakan suasana zaman kolonial dan kekayaan tanah Maluku. Benteng Belgica berdiri kokoh dengan angkuhnya, sekokoh lamanya penjajah bercokol di bumi Maluku yang tujuannya tak lain menguasai pasar rempah-rempah untuk dijual di pasar Eropa.

Setelah puas berkeliling di Banda Neira, banyak pilihan yang bisa dijadikan alternatif bagi wisatawan menghabiskan liburan. Ada Pulau Hatta, Pulau Ai untuk Anda yang suka diving atau menyelam. Atau Anda tertarik mendaki gunung, terdapat Gunung Api tak jauh dari Pulau Neira.

Menunggu penerbangan Merpati Nusantara Airlines rute Banda Neira-Ambon yang terbang tiga kali seminggu, maka waktu yang tersisa di Banda Neira, Minggu (5/5/2013), saya manfaatkan bersama Akhmad Zulfikri, Humas Merpati Nusantara Airlines untuk menyeberang ke Pulau Banda  Besar.

"Di Pulau Banda Besar, ada benteng, sumur suci dan kebun pala. Pantai juga ada," kata Bahri, pemilik Delfika Guest House kepada Kompas.com, di penginapannya, Sabtu (4/5/2013) sore.

Fikri pun langsung tertarik mendengar penuturan Bahri. "Kalau begitu, besok saja kita ke Banda Besar," katanya.
speed-banda
Speed boat merupakan transportasi penting bagi penduduk di Banda Neira, Maluku. (KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA)

Bahri melanjutkan, untuk menuju Desa Lonthor di Pulau Banda Besar sangat mudah, ada perahu yang bisa mengantarkan pengunjung ke pulau tersebut. Dermaganya pun tak jauh dari Delfika Guest House, yakni di belakang pasar Banda Neira.

Lantas, Minggu (5/5/2013) siang, saya dan Fikri berjalan kaki dari penginapan Delfika menuju dermaga perahu yang akan menyeberangkan kami ke Pulau Banda Besar. Tak terlalu sulit mencari dermaga tersebut, hanya berjalan kaki sekitar 500 meter dari penginapan milik Bahri yang letaknya persis di depan Rumah Budaya Banda Neira itu.

Sampai di dermaga, perahu yang datang dan pergi selalu dipenuhi warga kedua pulau. Inilah satu-satunya alat transportasi bagi warga Pulau Banda Besar dan Pulau Neira. Tarif menyeberang dari Pulau Neira ke Pulau Banda Besar hanya Rp 4.000 per orang. Namun siang itu, perahu yang menuju Lonthor sudah jalan, terpaksa menunggu perahu berikutnya.

Ada satu perahu yang kosong. Terlihat pemilik perahu sedang menaikkan dua karung  beras ke dalam perahu. Sekitar 10 orang bisa dimuat di perahu tersebut. Matahari pun makin beranjak tinggi. Panasnya makin menggigit kulit.

"Ke Lonthor pak?" tanya Fikri.
"Ya," jawab si pemilik perahu singkat.
"Jalan sekarang?" kata Fikri lagi.
"Tunggu (penumpang) penuh dulu pak," jawabnya.
"Kalau carter berapa?" tanya Fikri dengan wajah yang mulai berkeringat.
"(Rp) 70.000," jawabnya enteng.
"Bisa turun (tarif) lagi pak?" tanya Fikri.
"Tarifnya memang segitu," jawabnya cuek.
"Oke lah, yuk kita jalan," kata Fikri sambil memasuki perahu.
wisatawan-banda
Mengabadikan obyek menarik di Pulau Banda Besar, Maluku. (KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA)

Pemilik perahu lantas mulai melepaskan tali kapal yang terikat di dermaga. Selanjutnya mesin perahu dihidupkan dan perlahan-lahan perahu melaju menuju Lonthor.

Cuaca siang itu sangat bersahabat, Pulau Banda Besar terlihat jelas di depan mata. Pemilik perahu ini pun mulai terbuka. Namanya Harto dan lahir di Aceh. Dahulu, orangtuanya berdinas di TNI dan selalu berpindah-pindah tugas hingga sampailah Harto di Banda dan mencari nafkah sebagai pemilik perahu di Banda Neira.

Pria murah senyum dengan kulit hitam legam akibat sengatan sinar matahari itu pun mulai bercerita mengenai perkembangan Banda Neira dan suka dukanya menjalani profesi mengantarkan penduduk menyeberang antar-pulau tersebut. "Nyeberang ke Lonthor paling cuma 15 menit. Kecepatan seperti ini (laju perahu tak terlalu cepat). Itu Lonthor," kata Harto sambil menunjuk dermaga yang semakin lama makin jelas terlihat. Sementara di sebelah kanan menjulang Gunung Api.

Tak berapa lama kemudian perahu tiba di dermaga Lonthor. Laut begitu jernih, karang-karang pun terlihat jelas. Ikan-ikan berwarna-warni meliuk-liuk di antara karang yang masih terawat baik.
sumursuci-lonthor
Sumur suci di Lonthor, Pulau Banda Besar. (KOMPAS.COM/I MADE ASDHIANA)

Kami pun menjejakkan kaki di pasir putih Pulau Banda Besar.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pameran Deep and Extreme Indonesia 2024 Digelar mulai 30 Mei

Pameran Deep and Extreme Indonesia 2024 Digelar mulai 30 Mei

Travel Update
10 Museum di Solo untuk Libur Sekolah, Ada Museum Radya Pustaka

10 Museum di Solo untuk Libur Sekolah, Ada Museum Radya Pustaka

Jalan Jalan
Tarif Kereta Api Rute Jakarta-Yogyakarta Mei 2024, mulai Rp 260.000

Tarif Kereta Api Rute Jakarta-Yogyakarta Mei 2024, mulai Rp 260.000

Travel Update
Harga Tiket Pesawat Jakarta-Yogyakarta PP Mei 2024, mulai Rp 850.000

Harga Tiket Pesawat Jakarta-Yogyakarta PP Mei 2024, mulai Rp 850.000

Travel Update
Turis Asing Diduga Bikin Sekte Sesat di Bali, Sandiaga: Sedang Ditelusuri

Turis Asing Diduga Bikin Sekte Sesat di Bali, Sandiaga: Sedang Ditelusuri

Travel Update
Ada Pembangunan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, Penumpang Bisa Berangkat dari Stasiun Jatinegara

Ada Pembangunan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, Penumpang Bisa Berangkat dari Stasiun Jatinegara

Travel Update
Hotel Ibis Styles Serpong BSD CIty Resmi Dibuka di Tangerang

Hotel Ibis Styles Serpong BSD CIty Resmi Dibuka di Tangerang

Hotel Story
10 Mal di Thailand untuk Belanja dan Hindari Cuaca Panas

10 Mal di Thailand untuk Belanja dan Hindari Cuaca Panas

Jalan Jalan
Menparekraf Susun Peta Wisata Berbasis Storytelling di Yogyakarta, Solo, dan Semarang

Menparekraf Susun Peta Wisata Berbasis Storytelling di Yogyakarta, Solo, dan Semarang

Travel Update
Waisak 2024, Menparekraf Targetkan Gaet hingga 300.000 Wisatawan

Waisak 2024, Menparekraf Targetkan Gaet hingga 300.000 Wisatawan

Travel Update
3 Bulan Lagi, Penerbangan Langsung Thailand-Yogyakarta Akan Dibuka

3 Bulan Lagi, Penerbangan Langsung Thailand-Yogyakarta Akan Dibuka

Travel Update
Jelang Waisak 2024, Okupansi Hotel di Area Borobudur Terisi Penuh

Jelang Waisak 2024, Okupansi Hotel di Area Borobudur Terisi Penuh

Hotel Story
iMuseum IMERI FKUI Terima Kunjungan Individu dengan Pemandu

iMuseum IMERI FKUI Terima Kunjungan Individu dengan Pemandu

Travel Update
9 Wisata Malam di Jakarta, dari Taman hingga Aquarium

9 Wisata Malam di Jakarta, dari Taman hingga Aquarium

Jalan Jalan
Jangan Sembarangan Ambil Pasir di Pulau Sardinia, Ini Alasannya

Jangan Sembarangan Ambil Pasir di Pulau Sardinia, Ini Alasannya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com