Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aceh, Mutiara yang Terlupakan

Kompas.com - 07/09/2013, 11:31 WIB
Di masa lalu, Aceh pernah menjadi ”Mutiara Nusantara”. Kisah sukses saudagarnya, mendunia. Demikian alamnya yang indah dan kaya raya. Namun, kisah hebat itu nyaris jadi legenda. Sejumlah daerah kini mencoba bangkit meskipun tertatih. Ironi inilah yang dipotret Tim Jelajah Sepeda Kompas PGN Sabang-Padang, hari-hari ini.

Mata Ahmad Faisal, peserta jelajah sepeda, berbinar saat menceritakan pengalamannya menjelajahi Aceh selama enam hari terakhir. Meski dihajar angin kencang, hujan, hingga terik matahari di perjalanan, baginya Aceh adalah karunia Tuhan tak terhingga, mulai dari pantai hingga pegunungan.

Faisal mengatakan, ia tak berhenti mengagumi Aceh sejak mulai mengayuh sepeda dari pantai barat Aceh di Pulau Weh di ujung barat hingga Subulussalam, kota di ujung selatan Aceh. Enam hari mengayuh pedal sepeda, bertubi-tubi ia disajikan keindahan alam dan keramahan masyarakatnya. Jauh dari kesan Aceh sebagai daerah rawan konflik di masa lalu.

Saat napas mulai terengah-engah, para peserta jelajah sepeda mendapat hiburan saat mendaki Gunung Geurutee dan jalan bantuan Pemerintah Amerika Serikat (AS), pemandangan Pantai Daya di Aceh Jaya, Pantai Arongan (Aceh Barat), dan Suak Gedebang, Lampuu (Aceh Besar). Demikian juga pesona Pantai Arongan (Aceh Barat) dan Bidari (Aceh Selatan), meluruhkan lelah setelah menapaki tanjakan curam di sekitar Aceh Selatan.

”Kehormatan besar buat kami bisa menjelajahi Aceh dengan tenang dan nyaman di atas sepeda. Sangat disayangkan kalau keindahan ini tak diketahui masyarakat Indonesia,” ujar pegiat dan pelaku usaha alat-alat olahraga petualangan dari Jakarta.

Antonius Purnomo, peserta lainnya, sudah tak sabar lagi ingin kembali secepatnya ke Pulau Weh. Sebab, keindahan pulau induknya, Sumatera, yang dihiasai pulau kecil di ujungnya dengan beberapa pulau lain di sekelilingnya mengingatkan Phuket di Thailand.

”Saya akan kembali bersama anak dan istri. Kebetulan kami suka bersepeda. Rute cantik sekaligus menantang ini penuh dengan tanjakan curam yang akan saya ulangi bersama mereka,” kata direktur salah satu perusahaan yang bergerak di bidang properti ini.

Decak kagum peserta jelajah sepeda mungkin sama dengan penjelajah Portugis dan Kolonial Belanda pada abad ke-16 hingga ke-17. Di samping keindahan pantai, kekayaan sumber daya alam dan letaknya yang strategis menjadi incaran utama.

SERAMBI/M ANSHAR Turis dari kapal pesiar MV Clipper Odyssey mengenakan pakaian khusus saat memasuki kompleks Masjid Raya Baiturrahman, Banda Aceh, Kamis (10/1/2013). Kapal yang mengangkut 150 penumpang dari berbagai negara dalam tour wisata Zegrahm Expedition tersebut melego jangkar selama enam jam di lepas pantai Banda Aceh untuk membawa para turis melakukan city tour ke beberapa situs sejarah dan tsunami Aceh.
Belanda tercatat yang paling lama menancapkan kukunya. Di Pulau Sabang, pelabuhan dibangun guna memudahkan distribusi logistik untuk memperkuat pertahanan.

Sinar yang meredup

Sebenarnya, sebagai bandar dagang, Pulau Weh berkembang besar lebih dulu ketimbang Singapura. Namun, ”sinar”-nya justru meredup setelah Indonesia merdeka. Difungsikannya Sabang sebagai pangkalan udara justru mengurangi ”sinar”-nya sebagai pintu masuk Eropa-Asia. Tanpa saingan, Singapura pun akhirnya melaju menjadi palang pintu perdagangan dunia sejak tahun 1960-an.

Wajar jika sejumlah bangsa asing ngotot menguasai Aceh karena dipicu lada yang tumbuh subur. Harganya yang mahal membuat saudagar Aceh kaya raya. Pala yang ditanam dengan bibit asal Pulau Banda memang sempat menjadikan Aceh sebagai penghasil pala terbesar setelah Pulau Banda. Untuk itu, dua pelabuhan dibangun Belanda untuk ekspor ke berbagai negara Eropa, di Labuhan Haji dan Tapak Tuan.

Namun, konflik berkepanjangan dan serangan hama tak berkesudahan menggerogoti kejayaan itu. Misalnya, tanaman pala. Dari 30.000 hektar lahan pala di akhir tahun 1983, menjadi tersisa 14.000 hektar tahun 2013. Banyak pohon pala yang juga terserang hama. Alhasil dua dari empat penyulingan minyak pala pun akhirnya bangkrut.

Pelabuhan Labuhan Haji yang masyhur, kini terimpit besarnya kapasitas alat tangkap nelayan Sibolga dan Thailand.

Kemukiman Bulohseuma, Kecamatan Trumon, Aceh Selatan, yang disinggahi tim jelajah sepeda, juga potret sikap abai pemerintah untuk memeratakan pembangunan. Tak ada akses jalan yang menghubungkan 280 keluarga di tiga desa di kemukiman ini. Gelap gulita pun senantiasa ”menemani” malam-malam warga karena ketiadaan listrik. Ironisnya, kondisi tersebut masih dialami mereka saat Indonesia sudah merdeka 68 tahun lamanya. Padahal, dari wilayah ini, Aceh Selatan senantiasa menghadirkan madu termahal dan ternikmat di Aceh.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga Mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga Mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahim Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahim Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

Travel Tips
Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Travel Update
10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

Travel Tips
Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com