Di atas Baruga, rumah adat besar, Nenek Tina Tokii (60), tetua suku Lore, Desa Lengkeka, Kecamatan Lore Barat, Kabupaten Poso, mengayunkan peboba, semacam alat pemukul dari batang enau (Arenga pimata), di atas potongan kulit kayu yang disusun berjajar. Di depannya, sekelompok wanita juga memukuli lembaran kulit kayu yang lebih halus menggunakan batu ike, alat pemukul dari lempengan batu dengan pola garis-garis yang diapit anyaman batang rotan sebagai pegangan.
Para wanita itu sengaja menciptakan sebuah irama dari entakan peboba dan batu ike di atas permukaan tatua, landasan kayu keras berwarna coklat muda dengan panjang 2 meter dan lebar 30 sentimeter. Di sela irama pukulan, seorang lelaki tua bersenandung lagu-lagu daerah berbahasa Bada.
Seluruh proses pembuatan kain kulit kayu di Lembah Bada dilakukan secara manual menggunakan bahan alamiah yang jauh dari teknologi mekanik otomatik dan bahan-bahan kimiawi. Di tempat ini, orang diajak sejenak meninggalkan kegaduhan modernitas perkotaan dan seolah-olah kita kembali diajak menelusuri zaman prasejarah.
Sisa-sisa peninggalan zaman prasejarah masih sangat kental di Lembah Bada. Dalam upacara-upacara adat, kita bisa menyaksikan warga setempat mengenakan baju-baju berbahan kulit kayu yang terlihat kaku dan sedikit agak lusuh dengan warna-warni alami.
Sejak dahulu, masyarakat Bada memang menggunakan kain kulit kayu sebagai bahan baku pembuatan pakaian. Lembaran kain kulit kayu yang telah dikeringkan dipotong sesuai pola serta dijahit menjadi berbagai macam pakaian, seperti blus, celana, daster, selimut, dan ikat kepala.
Keindahan dan eksotika kain dari kulit kayu itu kini juga dipamerkan di Museum Tekstil, Jakarta, dan Bentara Budaya Jakarta pada 3-12 September 2013.
Zaman Neolitikum
Peneliti kain kulit kayu dari Universitas Surugadai, Jepang, Isamu Sakamoto, menyebut tradisi pembuatan kain kulit kayu di Lembah Bada muncul sejak zaman Neolitikum sekitar 3.600 tahun lalu. Artinya, tradisi ini sudah berkembang jauh sebelum zaman Megalitikum.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan