Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Krakatoa International Festival Digelar 2014

Kompas.com - 18/09/2013, 15:52 WIB
KALIANDA, KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan bekerja sama dengan Republik Seychelles berencana menggelar "Krakatoa International Fesitival" pada 2014 sebagai kegiatan promosi potensi pariwisata daerah ini.

Bupati Lampung Selatan Rycko Menoza SZP, di Kalianda, Rabu (18/9/2013) mengungkapkan bahwa pemerintah daerah setempat dapat belajar dari Republik Seychelles dalam mengemas dan memaksimalkan potensi sektor pariwisata sekaligus memperkenalkan keanekaragaman budaya yang ada kepada masyarakat internasional.

Meskipun negara kepulauan kecil, kata Rycko, Republik Seychelles mampu mengemas potensi negerinya menjadi salah satu destinasi pariwisata internasional yang banyak dikunjungi turis dari berbagai negara.

"Kita perlu belajar banyak dari negara Seychelles dalam mengembangkan sektor pariwisatanya, sehingga kunjungan turis mancanegara dapat terus meningkat setiap tahun," ujarnya.

KOMPAS.COM/NI LUH MADE PERTIWI F Wisatawan domestik mengikuti tur Gunung Anak Krakatau saat acara Festival Krakatau 2012.
Bupati Lampung Selatan sempat menerima kunjungan Duta Besar Republik Seychelles dalam rangka mensosialisasikan rencana gelar "Krakatoa International Festival 2014" di Kalianda, Selasa (17/9/2013).

Menurut Rycko, pengembangan sektor pariwisata tidak akan lepas dari kearifan lokal yang dimiliki masyarakat di Kabupaten Lampung Selatan.

Dia mengemukakan bahwa nilai-nilai budaya lokal menjadi salah satu modal guna menarik minat wisatawan untuk berkunjung ke Bumi Khagom Mufakat, selain daya tarik kawasan Gunung Anak Krakatau di Selat Sunda yang telah mendunia.

Karena itu, Rycko meminta kepada seluruh jajarannya di Kabupaten Lampung Selatan untuk benar-benar mampu menjadikan berbagai kegiatan festival sebagai wadah mempromosikan potensi daerah tersebut. Promosi Kabupaten Lampung Selatan itu, bukan hanya sektor pariwisata tapi juga potensi daerah lainnya.

"Festival diharapkan tidak hanya menjadi kegiatan seremonial, tapi harus mampu memberikan dampak lanjutan bagi promosi potensi daerah. Hal itu harus dilakukan pada ajang Festival Krakatau 2013 yang akan digelar di Lampung Selatan," katanya.

KOMPAS IMAGES/FIKRIA HIDAYAT Tim Ekspedisi Cincin Api Kompas beristirahat sambil menikmati pemandangan senja Gunung Anak Krakatau (latar belakang) dari kamp Pulau Rakata, Selat Sunda, Selasa (16/8/2011). Di kawasan ini, tim memfokuskan eksplorasi mengenai suksesi alam. Gunung Anak Krakatau, pada awal kemunculannya tidak dihuni makhluk hidup, kini menjadi habitat berbagai macam flora dan fauna.
Duta Besar Republik Seychelles, Nico Barito mengungkapkan banyak potensi yang bisa dipromosikan untuk menarik minat wisatawan berkunjung ke Kabupaten Lampung Selatan.

Salah satunya, menurut Nico, yakni sejarah tentang letusan Gunung Krakatau yang telah mendunia dengan kedahsyatannya. Bahkan saat ini kawasan Gunung Anak Krakatau itu juga telah menjadi salah satu ikon dunia yang berada di Indonesia khususnya di Kabupaten Lampung Selatan.

Hanya saja, lanjut dubes kelahiran Kalimantan yang mahir berbahasa Indonesia itu, perlu ada kemasan yang baik sehingga sejarah terkait kawasan Gunung Anak Krakatau itu dapat dijual sebagai destinasi pariwisata untuk skala internasional.

Apalagi Kabupaten Lampung Selatan juga memiliki budaya lokal dapat menjadi daya tarik tersendiri.

"Tentunya mengelola sektor pariwisata tidak hanya dalam bentuk penyediaan infrastruktur pendukungnya. Namun juga perlu adanya hal unik yang bisa menjadi satu daya tarik orang untuk datang, dengan kemasan yang baik," ujarnya.

KOMPAS IMAGES/FIKRIA HIDAYAT Masjid di Kampung Lor di Kecamatan Labuan, Pandeglang, Banten, Sabtu (20/10/2011). Kampung ini sempat selamat dari sapuan tsunami letusan Gunung Krakatau 1883.
Menurut Nico, perlu upaya untuk mempromosikan potensi pariwisata yang ada, selain mengikuti berbagai festival yang berskala nasional maupun international.

"Pemkab Lampung Selatan perlu membuat kegiatan pariwisata yang melibatkan operator wisata international sebagai terobosan baru," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pertemuan Asosiasi Pemda di Asia Pasifik Digelar Bersama Likupang Tourism Festival 2024

Pertemuan Asosiasi Pemda di Asia Pasifik Digelar Bersama Likupang Tourism Festival 2024

Travel Update
Desainer Indonesia Akan Pamer Kain dan Batik di Italia Bulan Depan

Desainer Indonesia Akan Pamer Kain dan Batik di Italia Bulan Depan

Travel Update
4 Tips Berkunjung ke Pasar Antik Cikapundung, Siapkan Uang Tunai

4 Tips Berkunjung ke Pasar Antik Cikapundung, Siapkan Uang Tunai

Jalan Jalan
Pasar Antik Cikapundung, Tempat Pencinta Barang Lawas di Bandung

Pasar Antik Cikapundung, Tempat Pencinta Barang Lawas di Bandung

Jalan Jalan
KONI Dorong Kota Malang Menjadi Destinasi Sport Tourism

KONI Dorong Kota Malang Menjadi Destinasi Sport Tourism

Travel Update
Koryu Space Japan Foundation: Lokasi, Jam Buka, dan Harga Tiket Masuk

Koryu Space Japan Foundation: Lokasi, Jam Buka, dan Harga Tiket Masuk

Travel Tips
Koryu Space Japan Foundation, Working Space Gratis di Jakarta

Koryu Space Japan Foundation, Working Space Gratis di Jakarta

Travel Update
 Legaran Svarnadvipa di Tanah Datar Sumbar, Pertunjukkan Seni untuk Korban Bencana

Legaran Svarnadvipa di Tanah Datar Sumbar, Pertunjukkan Seni untuk Korban Bencana

Travel Update
Pengalaman ke Hutan Kota Babakan Siliwangi Bandung, Menyejukkan Mata

Pengalaman ke Hutan Kota Babakan Siliwangi Bandung, Menyejukkan Mata

Jalan Jalan
Taman Sejarah Bandung: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Taman Sejarah Bandung: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Antik Cikapundung di Bandung Naik DAMRI dan Angkot

Cara ke Pasar Antik Cikapundung di Bandung Naik DAMRI dan Angkot

Travel Tips
Larangan 'Study Tour' Disebut Tak Berdampak pada Pariwisata Dieng

Larangan "Study Tour" Disebut Tak Berdampak pada Pariwisata Dieng

Travel Update
Daftar Tanggal Merah dan Cuti Bersama Juni 2024, Bisa Libur 4 Hari

Daftar Tanggal Merah dan Cuti Bersama Juni 2024, Bisa Libur 4 Hari

Travel Update
Ada Anggapan Bali Dijajah Turis Asing, Menparekraf Tidak Setuju

Ada Anggapan Bali Dijajah Turis Asing, Menparekraf Tidak Setuju

Travel Update
Ada Kecelakaan Bus 'Study Tour' Lagi, Sandiaga: Akan Ada Sanksi Tegas

Ada Kecelakaan Bus "Study Tour" Lagi, Sandiaga: Akan Ada Sanksi Tegas

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com