Kami meninggalkan Larantuka, Flores Timur, sekitar pukul 15.30 Wita, menumpang Kapal Navigasi Bimasakti Utama yang dinakhodai Kapten Suntoro. Saat malam tiba, kami menikmati pemandangan bintang bertaburan di langit dari geladak kapal. Sungguh menawan.
Kapal melaju dengan kecepatan 10,1 knot membelah Selat Adonara menuju Laut Sabu hingga berlabuh di Pelabuhan Maritaing, Alor Timur, Kamis (10/10/2013) pagi.
Obet Lalang (50), Kepala Pos Menara Suar Lai Sumbu, Alor Timur, bersama enam warga yang menjadi tukang ojek dadakan menyambut kami di pelabuhan yang sudah empat bulan tak lagi disinggahi kapal perintis. Kami pun melaju di jalan berdebu karena sebagian sudah tak beraspal lagi, menuju Pos Menara Suar Lai Sumbu.
Musim kering melanda Alor sejak Agustus. Rerumputan kering dan pepohonan meranggas. Sebagian lahan menghitam sisa pembakaran lahan. Batu-batu kerikil dan cadas menyembul di antara pepohonan yang kering.
Pepohonan lontar (Borassus sundaicus) liar yang terhindar dari amukan api mampu menyejukkan mata. Beberapa warga baru meniris tandan buah lontar saat kami melintas.
Sebelum kembali ke kapal, kami singgah di rumah Sakarias Saiputa (67). Kami mencoba menawar dua dari tiga rusa hasil tangkapan Sakarias. Sayang, Sakarias memilih mempertahankannya. Niat makan daging rusa di kapal pun tertunda. (mhf/ham/otw)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.