Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Museum di Tengah Kebun, Lorong Waktu yang Sejuk...

Kompas.com - 20/10/2013, 09:53 WIB
Tri Wahyuni

Penulis

Semua barang-barang bernilai sejarah itu dikumpulkan Sjahrial Djalil selama 42 tahun terakhir. Ia melakukan perjalanan keliling dunia sebanyak 26 kali. Selama perjalanan itu, ia banyak mengunjungi museum-museum di luar negeri dan merasa kecintaannya terhadap barang-barang sejarah semakin besar. Sebanyak 90 persen barang-barang sejarah ia dapatkan di Balai Lelang di berbagai kota di Eropa, Amerika, Hong Kong, dan Australia. Semua koleksi yang dimiliki Sjahrial pun berasal dari 63 negara dan 21 provinsi di Indonesia.

“Misinya Pak Sjahrial Djalil mengembalikan barang-barang heritage Indonesia yang ada di luar negeri,” ujar Mirza.

Menurut Mirza, semua ini diawali sejak Sjahrial masih duduk di bangku sekolah. Ia sangat menyukai sejarah. Ia juga tertarik pada barang-barang kuno. Rasa nasionalisme yang begitu besar jugalah yang membuatnya membangun misi tersebut dan membangun museum ini.

Pasalnya, barang-barang sejarah Indonesia memang banyak yang tersebar di luar negeri. Hal ini sudah terjadi sejak zaman penjajahan Belanda dulu. Bahkan bangsa Indonesia sendiri pun tidak tahu akan kenyataan ini. Kekayaan bangsa Indonesia diambil begitu saja, dan dijual dengan harga yang mahal di balai lelang.

Untuk itulah, Sjahrial Djalil mencoba membawa barang-barang itu kembali pulang ke Tanah Air walaupun tidak semuanya berhasil dibawa. “Belum semua karena barang-barang kita itu super mahal,” ucap Mirza.

Ada lukisan, patung, arca, wayang, keramik, topeng, kursi, meja, hiasan dinding, peti kayu, lemari, payung, dan tongkat. Ada juga tempat perhiasa, tempat manisan, peralatan makan, vas bunga, lampu, perhiasan, dan masih banyak lagi. Semuanya tertata dengan apik di setiap sudut rumah, dilengkapi dengan penamaan dan tahun barang itu dibuat.

KOMPAS.COM/TRI WAHYUNI Ruang Imari Jepang, sekaligus kamar tidur milik Mirza, pengelola Museum di Tengah Kebun sekaligus keponakan dari Sjahrial Djalil. Di kamar ini juga terdapat barang-barang dengan nilai historis tinggi.
Semua barang didapatkan dengan kisahnya sendiri. Salah satunya adalah patung Kuda kecil yang berasal dari Dinasti Tang, China pada abad ke-9.

“Waktu ikut lelang, banyak orang yang pengen kuda Tang ini. Nah Pak Syahrial Djalil berjuang untuk dapat itu karena nilai sejarahnya,” tutur Mirza.

“Kita lihatnya sejarahnya, kalau sejarah itu nggak ternilai,” tambah Mirza.

Selain berbagai koleksi yang bernilai sejarah tinggi, beberapa material bangunan museum, yang sebenarnya masih menjadi rumah tingga Sjahrial Djalil ini, juga berasal dari material-material bersejarah, seperti bau bata dan engsel pintu. Batu bata didapatkan dari pembongkaran gedung-gedung tua di Pasar Ikan yang ternyata merupakan bangunan VOC yang berusia 400 tahun. Sementara engsel pintu berasal dari abad ke 18, bekas dari penjara wanita di Bukit Duri.

Asal barang-barang yang beragam dan tahun pembuatannya yang berbeda-beda juga memberikan pelajaran tersendiri bagi setiap pengunjung museum. “Museum di Tengah Kebun ini untuk belajar dan mengetahui peradaban manusia,” kata Mirza. Menurutnya, kita dapat mengetahui seberapa maju peradaban kita ini dengan melihat hasil peradaban di masa lalu.

KOMPAS.COM/TRI WAHYUNI Ruang Majapahit di Museum di Tengah Kebun, Kemang, Jaksel. Di ruangan ini terdapat beberapa peninggalan sejarah dari Kerajaan Majapahit. Pasalnya, ruangan ini merupakan ruangan yang paling
Selama hampir dua jam berkeliling museum, mengagumi keindahan setiap detil barang yang menjadi koleksi, akhirnya saya mengakhiri perjalanan dengan bersantai di gazebo yang ada di tengah kebun.

Bersantai di kebun ditemani segelas es teh dari pengelola museum, setelah menambah pengetahuan tentang barang-barang bersejarah, sungguh momen-monen yang tak ternilai harganya. “Kalau dia (Sjahrial Djalil) meninggal nanti ini kan diwariskan kepada bangsa Indonesia terutama generasi muda,” ucap Mirza.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com