Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Makau, Pertemuan Barat dan Timur

Kompas.com - 19/11/2013, 10:31 WIB

Kesulitan melakukan percakapan dalam bahasa Inggris juga dialami saat berbincang dengan sejumlah warga lokal ataupun pekerja di bidang jasa wisata. Bahkan, sebagian pegawai hotel bintang lima di kawasan Cotai Central pun demikian.

Setelah sekitar 15 menit melalui ruas jalan yang relatif lengang, yang ditempuh sopir perempuan setengah baya dengan mengebut dan melakukan manuver relatif berisiko, kami akhirnya tiba di kawasan San Malo atau Senado. Sebuah kawasan yang kental nuansa percampuran antara kultur Barat dan China.

Sejumlah bangunan, lengkap dengan tulisan keterangan dalam bahasa Portugis, tersebar di mana-mana. Itu berikut papan keterangan dan nama-nama jalan yang juga ditulis dalam bahasa Portugal dan Mandarin.

Misalnya, Rua da Felicidade (Happiness Street) yang pagi itu masih lengang. Arsitektur klasik peninggalan bangsa Portugis masih berdiri kokoh, yang berdampingan dengan rumah dan bangunan model China.

Semua masih ditambah dengan semaraknya lampu bergaya lampion yang digantung di bagian atas jalan dengan motif lantai selaksa alunan ombak yang khas.

Sejumlah toko dengan merek-merek multinasional, seperti Swatch, McDonald’s, Swarovski, Giordano, dan Bossini, mengepung kawasan tersebut. Akan tetapi, yang paling kentara adalah aktivitas pengunjung dari sejumlah negara yang pagi itu sudah menderap menuju reruntuhan Gereja St Paul.

Ini termasuk dua turis asal Indonesia, Anita Roosmalina dan Merly Aprilita. Anita tinggal di Meruya, Jakarta Barat, sementara Merly berdomisili di Cibubur, Jakarta Timur.

Mereka sebelumnya menyinggahi Bangkok, Thailand, setelah terbang dari Jakarta. Dari Makau, menurut rencana, kota yang akan mereka kunjungi adalah Hongkong dan Shenzhen, China. ”Kalau rute normal sudah biasa,” kata Merly yang juga menyimpan penasaran pada permainan jackpot dalam kasino.

Sementara Anita mengatakan, ia sebelumnya mengunjungi Bangkok karena menemani sang ibu. ”Kalau di Bangkok, mata uang baht kan masih relatif murah, kalau di Makau lebih mahal ya uangnya,” ujar Anita.

Anita merupakan tipikal wisatawan yang tidak terlalu menikmati belanja, seperti kebanyakan turis Indonesia. Karena itulah, sudah sejak pagi itu, ia berada di kompleks reruntuhan Gereja St Paul untuk mengambil sejumlah foto.

Kompleks reruntuhan Gereja St Paul, yang merupakan sisi depan Gereja Mater Dei dan dibangun pada 1602-1640 itu, memang seolah menjadi magnet kunjungan wisatawan. Orang-orang dari sejumlah negara datang untuk menikmati keindahannya, berfoto bersama, atau sekadar menatapnya.

Manajer Humas dan Komunikasi Perwakilan Kantor Pariwisata Pemerintah Makau di Jakarta Ningsih A Chandra, mengatakan, bersama-sama dengan Senado, reruntuhan Gereja St Paul adalah tujuan wisata yang utama.

Sejak tahun 2009, kata Ningsih, para pengunjung dari Indonesia terus tercatat dalam daftar 10 besar penyumbang jumlah wisatawan ke Makau. Makau sebagai special administrative region (SAR) di bawah China, tambahnya, saat ini ingin dijadikan sebagai tujuan utama di dunia (global center of leisure).

Adapun Hongkong SAR dijadikan sebagai titik pusat penghubung untuk kegiatan bisnis dan pariwisata. Pengembangan untuk tujuan wisata di Makau tengah dilakukan pada kawasan Taipa dan Coloane.

Adapun Makau Peninsula relatif terlarang untuk pengembangan karena kawasan tersebut menjadi lokasi sejumlah peninggalan budaya. Menurut Ningsih, slogan touching moments, fascinating moments, enchanting moments, surprising moments, dan tasteful moments membungkus kampanye promosi pengembangan industri pariwisata di Makau. (Ingki Rinaldi)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

8 Tips Mendaki Gunung Prau yang Aman untuk Pemula

8 Tips Mendaki Gunung Prau yang Aman untuk Pemula

Jalan Jalan
Fenomena Pemesanan Hotel 2024, Website Vs OTA

Fenomena Pemesanan Hotel 2024, Website Vs OTA

Travel Update
6 Tips Menginap Hemat di Hotel, Nyaman di Kantong dan Pikiran

6 Tips Menginap Hemat di Hotel, Nyaman di Kantong dan Pikiran

Travel Tips
Tren Pariwisata Domestik 2024, Hidden Gems Jadi Primadona

Tren Pariwisata Domestik 2024, Hidden Gems Jadi Primadona

Travel Update
8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

8 Tips Berwisata Alam di Air Terjun Saat Musim Hujan

Travel Tips
Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Jakarta Tourist Pass Dirilis Juni 2024, Bisa Naik Kendaraan Umum Gratis

Travel Update
Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Daftar 17 Bandara di Indonesia yang Dicabut Status Internasionalnya

Travel Update
Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Meski Mahal, Transportasi Mewah Berpotensi Dorong Sektor Pariwisata

Travel Update
Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Jakarta Tetap Jadi Pusat MICE meski Tak Lagi Jadi Ibu Kota

Travel Update
Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Ketua PHRI Sebut Perkembangan MICE di IKN Masih Butuh Waktu Lama

Travel Update
Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Astindo Nilai Pariwisata di Daerah Masih Terkendala Bahasa Asing

Travel Update
Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Kereta Api Lodaya Gunakan Kereta Eksekutif dan Ekonomi Stainless Steel New Generation Mulai 1 Mei 2024

Travel Update
Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com