Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ssttt... Ada Goa Baru Dekat Pindul

Kompas.com - 10/12/2013, 17:20 WIB
GUNUNGKIDUL, KOMPAS.com - Tiga peneliti dari Fakultas Geografi UGM yang dipimpin oleh Doktor Eko Haryono melakukan penelitian ke dalam goa yang baru ditemukan di komplek wisata Goa Pindul. Tim akan melakukan pemetaan dan tingkat keamanan goa sebelum dimanfaatkan untuk obyek wisata.

Eko menjelaskan, dari penelitian yang dilakukannya, goa baru yang ditemukan tersebut terbentuk oleh aliran air. Sebelumnya, goa yang baru ditemukan ini dialiri sungai bawah tanah. Namun karena gejala alam, struktur tanah yang ada di goa terangkat sehingga aliran sungai berpindah ke Banyu Moto atau di sisi timur goa.

"Terjadi pengangkatan lembah sehingga membentuk sungai baru,” ucapnya.

Setelah lama tidak dialiri air, material yang ada di dalam goa akhirnya berubah menjadi batuan kalsit. Sementara dari dinding goa, terus tumbuh stalaktit.

Batuan jenis kalsit yang ada di dalam goa ini ketika disinari akan memantulkan cahaya dan terlihat sangat indah.

“Bantuan kalsit ini memantulkan cahaya, sementara yang ada di bawah bisa tembus cahaya. Batuan kalsit ini mampu memantulkan cahaya layaknya berlian dalam kegelapan,” jelasnya.

Eko mengungkapkan, kondisi di dalam goa saat ini masih minim oksigen. Panjang yang baru bisa ditelusuri berkisar 80 meter dan kemungkinan besar memiliki tembusan. Sebab, semakin ke dalam, kandungan oksigen semakin banyak.

“Ini berpotensi untuk dijadikan sebagai tempat wisata. Namun sebelum dijadikan sebagai tempat wisata, masih harus dilakukan pemetaan lagi,”imbuhnya.

Rencananya, tim dari UGM akan melakukan pemetaan untuk memastikan kondisi goa. Hari ini tim akan kembali masuk ke dalam goa untuk menelusuri kembali.

Dari penelitian awal ini juga diketahui kalau aktifitas alat berat yang mengepras bukit menyebabkan batuan berjenis kalsit yang ada di dalam goa patah. Jika tidak segera dihentikan, dikhawatirkan batuan stalaktit yang ada di dalam goa kembali rusak.

“Saya harap dihentikan terlebih dahulu. Pasalnya, untuk yang di ujung (di dalam goa) ada yang rusak. Ada beberapa yang patah, kemungkinan kerusakan batu tersebut diakibatkan dari getaran backhoe,” jelasnya.

Terpisah, Ketua RT 04 Dusun Gelaran 1, Ariswanto mengatakan pihaknya terus melakukan kerja bakti untuk membersihkan material tanah yang ada di mulut goa. Selain itu juga membersihkan dinding goa.

“Mulai hari ini kami melakukan kerja bakti. Untuk sementara wisatawan belum diperbolehkan masuk ke dalam goa karena kandungan oksigennya masih tipis,” ucapnya.

Dengan terus dibersihkan, Aris berharap goa yang belum memiliki nama tersebut bisa menjadi destinasi wisata baru di komplek wisata Goa Pindul. “Semoga bisa menjadi tempat wisata baru sehingga memberikan manfaat kepada masyarakat,” katanya. (has)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Turis Asing Diduga Bikin Sekte Sesat di Bali, Sandiaga: Sedang Ditelusuri

Turis Asing Diduga Bikin Sekte Sesat di Bali, Sandiaga: Sedang Ditelusuri

Travel Update
Ada Pembangunan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, Penumpang Bisa Berangkat dari Stasiun Jatinegara

Ada Pembangunan Eskalator di Stasiun Pasar Senen, Penumpang Bisa Berangkat dari Stasiun Jatinegara

Travel Update
Hotel Ibis Styles Serpong BSD CIty Resmi Dibuka di Tangerang

Hotel Ibis Styles Serpong BSD CIty Resmi Dibuka di Tangerang

Hotel Story
10 Mal di Thailand untuk Belanja dan Hindari Cuaca Panas

10 Mal di Thailand untuk Belanja dan Hindari Cuaca Panas

Jalan Jalan
Menparekraf Susun Peta Wisata Berbasis Storytelling di Yogyakarta, Solo, dan Semarang

Menparekraf Susun Peta Wisata Berbasis Storytelling di Yogyakarta, Solo, dan Semarang

Travel Update
Waisak 2024, Menparekraf Targetkan Gaet hingga 300.000 Wisatawan

Waisak 2024, Menparekraf Targetkan Gaet hingga 300.000 Wisatawan

Travel Update
3 Bulan Lagi, Penerbangan Langsung Thailand-Yogyakarta Akan Dibuka

3 Bulan Lagi, Penerbangan Langsung Thailand-Yogyakarta Akan Dibuka

Travel Update
Jelang Waisak 2024, Okupansi Hotel di Area Borobudur Terisi Penuh

Jelang Waisak 2024, Okupansi Hotel di Area Borobudur Terisi Penuh

Hotel Story
iMuseum IMERI FKUI Terima Kunjungan Individu dengan Pemandu

iMuseum IMERI FKUI Terima Kunjungan Individu dengan Pemandu

Travel Update
9 Wisata Malam di Jakarta, dari Taman hingga Aquarium

9 Wisata Malam di Jakarta, dari Taman hingga Aquarium

Jalan Jalan
Jangan Sembarangan Ambil Pasir di Pulau Sardinia, Ini Alasannya

Jangan Sembarangan Ambil Pasir di Pulau Sardinia, Ini Alasannya

Travel Update
6 Cara Cegah Kehilangan Koper di Bandara, Simak Sebelum Naik Pesawat

6 Cara Cegah Kehilangan Koper di Bandara, Simak Sebelum Naik Pesawat

Travel Tips
Maskapai Penerbangan di Australia Didenda Rp 1,1 Miliar karena Penerbangan Hantu

Maskapai Penerbangan di Australia Didenda Rp 1,1 Miliar karena Penerbangan Hantu

Travel Update
China Terapkan Bebas Visa untuk 11 Negara di Eropa dan Malaysia

China Terapkan Bebas Visa untuk 11 Negara di Eropa dan Malaysia

Travel Update
Pelepasan 40 Bhikku Thudong untuk Waisak 2024 Digelar di TMII

Pelepasan 40 Bhikku Thudong untuk Waisak 2024 Digelar di TMII

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com