KRB menjadi ikon baru di Kalimantan Timur. KRB yang mulai dibuka untuk umum ini bukan sekadar untuk mendulang wisatawan tetapi juga akan menjadi pusat riset dan salah satu pusat konservasi hutan kayu di Indonesia. KRB ini mengoleksi sekitar 1.200 spesies tanaman, di antaranya kayu genus dipterocarpaceae, seperti meranti, kapur, ulin, keruing, bengkirai dan gaharu.
KRB masih memiliki ratusan jenis dan lebih dari 5.000-an spesimen di pembibitan. Sebagian saja dari pembibitan yang sudah ditanam. Ini belum termasuk yang sudah tercatat dalam ratusan jenis tanaman dan puluhan ribu spesimen lain.
Selain tumbuhan kayu, KRB juga mengoleksi berbagai tanaman buah khas Kalimantan. “Bisa menjadi pusat edukasi dan pusat pengembangan tanaman asli tanaman kita di sini. Jaga dengan baik. Bila melihat ke Singapura, Korea, sebuah sungai di Washington DC. Di sana itu dijaga dengan baik dan bisa memberi hasil triliunan,” kata Menhut.
KRB berada di lingkar luar Balikpapan. Jaraknya 20-an kilometer pusat kota Balikpapan. Kebun ini memiliki luas sekitar lebih 300 hektar dengan fasilitas gedung pusat informasi, gedung penjualan tiket, zona pengunjung dan kawasan parkir, rumah singgah, zona propagasi, dan pusat riset, paranet (shade house) dan rumah kompos. KRB berada di kawasan Hutan Lindung Sungai Wain (HLSW) dibuka yang pengelolaannya berada di bawah Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.