Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wisatawan Muda Meningkat di Asia

Kompas.com - 27/08/2014, 15:11 WIB
Kontributor Travel, Sri Noviyanti

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Asian Millenial Travellers (AMTs) atau yang dikenal dengan sebutan generasi baru wisatawan Millenial Asia diprediksi akan mengendalikan perkembangan industri pariwisata. Hal tersebut diperkirakan karena jumlah wisatawan muda saat ini mencapai seperempat dari populasi di wilayah Asia secara keseluruhan.

Jumlah wisatawan muda yang menjadi mayoritas dan memiliki perilaku yang cukup unik akhirnya menjadi tren tersendiri yang berkembang di dunia pariwisata. Itulah yang dijadikan dasar oleh Singapore Tourism Board (STB) bekerja sama dengan TTG Asia yang menggelar acara Diskusi Panelis sebagai pembuka dari ragkaian acara industri pariwisata Asia, TravelRave 2014. Sedikit informasi, TravelRave merupakan pameran industri pariwisata tahunan di kawasan Asia yang kembali diselenggarakan di Singapura 27-31 Oktober 2014.

Beberapa panelis yang merupakan pemimpin industri pariwisata turut mengisi diskusi panel yang digelar di Jakarta, Selasa (26/8/2014) tersebut.

KOMPAS/FERGANATA INDRA RIATMOKO Petugas membantu pengunjung Candi Prambanan, Sleman, DI Yogyakarta, mengenakan sarung batik bermotif Pintu Ratna, Selasa (21/8/2012). Pengelola Taman Wisata Candi Prambanan mulai mewajibkan setiap pengunjung mengenakan sarung batik tersebut sebagai salah satu bentuk penghormatan terhadap tempat sakral bagi umat Hindu tersebut serta untuk melestarikan batik. Pada tahap awal, pengelola tempat itu menyiapkan 5.000 helai sarung batik untuk mendukung program Sarungisasi tersebut.
"Wisatawan di Asia terus meningkat terutama mereka yang termasuk dalam generasi Millenial," ungkap Assistant Chief Executive STB, Neeta Lachmandas.

Generasi Millenial yang dimaksud ialah wisatawan muda yang memang memiliki perilaku cukup unik dalam perencanaan destinasi wisata.

"Perilaku generasi Millenial cukup unik, para pelaku di bidang pariwisata harus mengenalnya. Mereka (generasi millenial) memfokuskan diri pada penggunaan internet, hal ini dibuktikan dengan adanya peningkatan dua kali lipat dari pembelian tiket secara online," kata Associate Principal, McKinsey & Co, Ajay Sohoni.

Kemudian tren AMTs ini menjadi pengaruh pada wisatawan muda lainnya, termasuk wisatawan Indonesia. Tetapi, uniknya wisatawan muda Indonesia masih mendukung produk-produk lokal saat mereka melakukan destinasi wisata.

KOMPAS.com/SRI NOVIYANTI Diskusi panel mengenai Wisatawan Muda Generasi Millenial, di Jakarta, Selasa (26/8/2014)
"Saat ini dua pertiga dari wisatawan Indonesia banyak mencari merek-merek lokal saat bepergian, hal ini menjadi potensi tersendiri bagi produk lokal," ungkap Head Analyst, Travel (APAC), Google, Nicolas Oudin.

Sepakat dengan hal tersebut, CEO dari Panorama Group, Budi Tirtawisata menyatakan bahwa hal itu menjadi peluang besar bagi para pelaku industri wisata khususnya Indonesia. "Kita harus memahami mereka dan mengetahui apa saja yang mereka butuhkan agar peluang ini tak sia-sia," ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Koryu Space Japan Foundation, Working Space Gratis di Jakarta

Koryu Space Japan Foundation, Working Space Gratis di Jakarta

Travel Update
 Legaran Svarnadvipa di Tanah Datar Sumbar, Pertunjukkan Seni untuk Korban Bencana

Legaran Svarnadvipa di Tanah Datar Sumbar, Pertunjukkan Seni untuk Korban Bencana

Travel Update
Pengalaman ke Hutan Kota Babakan Siliwangi Bandung, Menyejukkan Mata

Pengalaman ke Hutan Kota Babakan Siliwangi Bandung, Menyejukkan Mata

Jalan Jalan
Taman Sejarah Bandung: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Taman Sejarah Bandung: Daya Tarik, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Antik Cikapundung di Bandung Naik DAMRI dan Angkot

Cara ke Pasar Antik Cikapundung di Bandung Naik DAMRI dan Angkot

Travel Tips
Larangan 'Study Tour' Disebut Tak Berdampak pada Pariwisata Dieng

Larangan "Study Tour" Disebut Tak Berdampak pada Pariwisata Dieng

Travel Update
Daftar Tanggal Merah dan Cuti Bersama Juni 2024, Bisa Libur 4 Hari

Daftar Tanggal Merah dan Cuti Bersama Juni 2024, Bisa Libur 4 Hari

Travel Update
Ada Anggapan Bali Dijajah Turis Asing, Menparekraf Tidak Setuju

Ada Anggapan Bali Dijajah Turis Asing, Menparekraf Tidak Setuju

Travel Update
Ada Kecelakaan Bus 'Study Tour' Lagi, Sandiaga: Akan Ada Sanksi Tegas

Ada Kecelakaan Bus "Study Tour" Lagi, Sandiaga: Akan Ada Sanksi Tegas

Travel Update
Jadwal Kereta Wisata Ambarawa Relasi Ambarawa-Tuntang Juni 2024

Jadwal Kereta Wisata Ambarawa Relasi Ambarawa-Tuntang Juni 2024

Travel Update
Itinerary 2 Hari 1 Malam di Badui Dalam, Bertemu Warga dan ke Mata Air

Itinerary 2 Hari 1 Malam di Badui Dalam, Bertemu Warga dan ke Mata Air

Itinerary
3 Aktivitas di Taman Sejarah Bandung, Nongkrong Sambil Belajar Sejarah

3 Aktivitas di Taman Sejarah Bandung, Nongkrong Sambil Belajar Sejarah

Jalan Jalan
Rute Naik Angkot ke Taman Sejarah Bandung dari Gedung Sate

Rute Naik Angkot ke Taman Sejarah Bandung dari Gedung Sate

Travel Tips
Hotel Accor Meriahkan Java Jazz 2024 dengan Kuliner dan Hiburan

Hotel Accor Meriahkan Java Jazz 2024 dengan Kuliner dan Hiburan

Travel Update
787.900 Turis China Kunjungi Indonesia pada 2023, Sebagian ke Labuan Bajo

787.900 Turis China Kunjungi Indonesia pada 2023, Sebagian ke Labuan Bajo

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com