Etape terakhir sejauh 58 kilometer dari Pangkajene menuju Makassar dilalui penggowes tanpa halangan berarti. Mereka berangkat dari alun-alun Pangkajene setelah dilepas Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu dan Sekretaris Daerah Kabupaten Pangkajene Kepulauan Anwar Recca.
Mari lalu turut gowes menuju Makassar bersama puluhan penggowes lokal lainnya. Rombongan berangkat pukul 07.30 Wita dari alun-alun Pangkajene.
Etape terakhir ini dilalui penggowes dengan santai. Rute ini tak jauh berbeda daripada etape ke-13, di mana memiliki jalur landai dengan tantangan panas dan angin.
Penggowes mengayuh sepeda dengan kecepatan biasa, 18-20 km per jam. Mari pun dengan semangat terus mengayuh sepedanya seirama ritme 50 penggowes Kompas Jelajah Sepeda Manado-Makassar 2014.
Mari bertekad minimal dirinya bisa gowes 26 km dari total 58 km jarak tempuh etape ke- 14. Ini karena saat ikut Minang Bike yang digelar Kompas beberapa bulan lalu, Mari berhasil bersepeda sejauh 26 km.
”Target saya bisa menempuh lebih dari 26 km. Kalau saya bisa, orang lain harusnya bisa. Ini cara mempromosikan wisata Indonesia dengan cara yang sehat,” ujar Mari.
Tekad Mari pun terwujud. Meski sempat berhenti di tengah perjalanan karena tekanan darahnya drop hingga 80/60 mmHg, akhirnya Mari bisa melanjutkan perjalanan dan finis dengan total jarak tempuh 40 km.
”Rasanya ada kepuasan tersendiri saat bisa memecahkan rekor seperti ini. Seperti hidup harus ada target untuk selalu bisa memperbaiki diri,” ujar Mari menceritakan kegembiraannya.
”Saya senang sekali karena bisa menjelajah Sulawesi. Bersepeda seperti ini sudah hobi saya sejak kecil. Ini adalah hiburan saya sehari-hari sebagai ibu rumah tangga,” ujar Evi Marwati (42), penggowes asal Bandung, meluapkan kegembiraannya setelah menyelesaikan 14 hari penjelajahan tanah Sulawesi.
Kegembiraan serupa disampaikan Wakil Gubernur Sulawesi Selatan Agus Arifin Nu’mang saat menyambut rombongan tiba di garis finis di Monumen Mandala, Kota Makassar. ”Kami bangga, Kota Makassar menjadi bagian dari jelajah sepeda ini. Kegiatan ini diharapkan bisa mengenalkan wilayah Sulsel kepada masyarakat luas. Bukan hanya mengenai keindahan alamnya, melainkan keanekaragaman kulinernya,” ujar Agus.
Dengan diselesaikannya etape ke-14 ini, Kompas Jelajah Sepeda Manado-Makassar 2014 berakhir. Total perjalanan menjelajahi Pulau Sulawesi dengan bersepeda adalah sejauh 1.500 km. Perjalanan itu ditempuh 50 penggowes dalam 14 etape.
Kompas berencana akan kembali menggelar jelajah sepeda dua kali lagi, yaitu menjelajahi Kalimantan dan Papua. Diharapkan pada Juni 2015, tepat saat Kompas berulang tahun ke- 50, penjelajahan sepeda dalam rangka merajut nusantara dari Sabang hingga Merauke sudah terselesaikan. Tujuan kegiatan jelajah nusantara dengan sepeda adalah memotret potensi daerah dengan cara bersepeda.
Sebelumnya, Kompas sudah berhasil membuat jelajah sepeda Anyer-Panarukan sejauh 1.100 km (2008), jelajah sepeda Surabaya-Makassar sejauh 1.000 km (2010), jelajah sepeda Jakarta-Palembang sejauh 810 km (2011), jelajah sepeda Bali-Komodo sejauh 720 km (2012), dan jelajah sepeda Sabang-Padang sejauh 1.593 km (2013).
Promosi wisata
”Menjelajahi suatu daerah dengan bersepeda adalah kreatif karena lebih bisa masuk ke tempat-tempat di mana terkadang kendaraan tidak bisa masuk. Juga bisa menjadi alternatif berwisata dengan pola sehat. Jelajah nusantara dengan bersepeda ini adalah cara melihat dan mempromosikan negara kita dengan lebih baik dan lebih dekat,” ujar Mari dalam pidato penutupan Kompas Jelajah Sepeda Manado-Makassar 2014.
Banyak potensi Sulawesi, khususnya potensi wisata, selama ini mungkin belum banyak diketahui masyarakat luas. Di Kabupaten Pangkajene Kepulauan, misalnya, di sini terdapat 115 pulau (73 pulau berpenghuni dan 42 pulai kosong). Dari ratusan pulau itu terdapat beberapa pulau dengan potensi bahari tinggi, seperti gugusan Kepulauan Spermonde di Kecamatan Tupabbiring, gugusan Kalukuang Grup di Kecamatan Liukang Kalmas (perbatasan perairan Jatim dan Kalsel), serta gugusan Paternoster di Kecamatan Liukang Tangaya (berbatasan dengan Lombok dan Bali).
Kabupaten Pangkajene Kepulauan memiliki luas 12.362,73 kilometer persegi dengan 72 persennya merupakan dataran rendah, 20 persen kepulauan, dan 8 persen di pegunungan.
”Dengan potensi alam dan wisata tersebut di atas, pemda menempatkan sektor pariwisata sebagai pilar utama dalam mengakselerasi potensi unggulan dan pertumbuhan ekonomi daerah. Kami ingin mendukung keberadaan destinasi unggulan Sulsel lainnya selain Tana Toraja dan Kota Makassar,” tutur Sekretaris Daerah Pangkajene Kepulauan Anwar Recca saat membacakan sambutan Bupati Pangkajene Kepualuan Syamsuddin A Hamid.
Bergeser ke Kota Makassar, keindahan tanah Sulawesi tidak juga berakhir. Di Kota Makassar justru orang dimanjakan bukan hanya karena keindahan alamnya, melainkan juga karena aneka ragam kuliner.
Pantai Losari adalah salah satu ikon wisata bahari di Kota Makassar yang menjadi andalan. Di sini orang bisa menikmati indahnya matahari tenggelam dari barat Kota Makassar. Aneka makanan laut pun bisa disantap sembari menatap keelokan Pantai Losari. Selain masakan laut, masih banyak pilihan wisata kuliner yang patut dicicipi di Kota Makassar, seperti sop konro, coto makassar, pallubasa, dan pisang epe.
Jalur yang sebagian bagus dan sebagiannya rusak tersebut layaknya urat nadi bagi orang Sulawesi. Menghubungkan satu daerah dengan daerah lain dan memungkinkan ekonomi antardaerah saling hidup dan menghidupi.
Sulawesi, negeri eksotis di timur Indonesia, akhirnya berhasil dijelajahi. Sampai jumpa pada penjelajahan Kompas berikutnya.
(Dahlia Irawati/Gregorius Magnus Finesso)