Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tenun Lombok Rambah Metropolitan

Kompas.com - 04/11/2014, 10:43 WIB
Oleh: Dwi As Setianingsih & Sri Rejeki

MALAM sudah jatuh. Namun, Mak Sum (35) masih menenun di bawah redup sinar bohlam. Petenun di Desa Kembang Kerang Daya, Kecamatan Aikmel, Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat, itu sedang kejar setoran melayani pesanan desainer di gemerlapnya Jakarta.

Mak Sum dengan cekatan memutar alat pengatur benang yang disebut ngane. Ngane adalah proses mengatur benang sebelum diberi gambar atau motif, lalu dicelup dan siap ditenun. Tak jauh dari tempat Mak Sum berdiri, Rian Novianti (22) sibuk menggambar motif tenun dari benang yang telah di-ane. Novi menyelesaikan satu motif yang sangat rumit itu hanya dalam waktu setengah jam. Keduanya bekerja sembari mengobrol berkawan kopi.

”Biasanya kami tidak bekerja selarut ini. Beberapa minggu ini kami bekerja sampai malam karena sedang mengejar pesanan,” ujar Nur Aini (37), petenun yang menjadi perantara antara petenun dan pembeli.

Pesanan berupa 95 potong kain tenun ikat harus diselesaikan paling telat awal November ini. Pemesannya adalah tiga desainer dari Jakarta, yaitu Ari Arka, Ayu Diah, dan Rani Hatta. ”Awal Oktober lalu, saya sudah kirim 65 potong. Stok kain sekarang habis, harus segera produksi lagi,” kata Nur yang bermitra dengan 35 petenun.

Di lemari Nur hanya tersisa dua lembar kain tenun ikat. Selebihnya kain-kain tenun berupa syal atau selendang yang juga sudah dipesan ketiga desainer sebagai suvenir tamu acara peragaan busana mereka. Untuk memenuhi sisa pesanan, para petenun harus ngebut. Satu lembar kain yang biasanya bisa dikerjakan hingga dua bulan kini harus selesai paling lama seminggu.

KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN Kain tenun menjadi bagian penting dalam prosesi pernikahan suku Sasak di Lombok, Nusa Tenggara Barat, Sabtu (11/10/2014).
Menurut Nur, kerja sama dengan tiga desainer itu terjalin dua tahun lalu sejak dia aktif berpameran di Jakarta. Produk Nur disukai karena warnanya indah. Nur mengaplikasikan teknik pewarnaan batik pada proses pewarnaan tenun ikat. Mengikat benang lungsi bisa diibaratkan menutup kain dengan malam lalu dicelupkan ke dalam pewarna.

”Untuk motif, kami membuatnya sesuai pesanan atau kreasi sendiri. Selain motif lama, seperti Sri Menanti dan Ragi Genep, kami juga membuat motif baru, seperti motif daun dan bunga mawar. Ada kalanya motif kami kombinasikan,” kata Nur.

Bergairahnya pasar diakui Nur membuat perajin semakin kreatif menciptakan motif-motif baru. Mereka juga uji coba warna yang semakin variatif. Satu lembar kain tenun benang sintetis dengan waktu pengerjaan yang dikebut selama lima hari dijual seharga Rp 400.000-Rp 500.000, bergantung pada kerumitan motif.

Dalam kondisi kejar setoran seperti itu, Hasmuni yang ahli membuat motif juga tidak kalah sibuk. Dibantu istrinya, dia kerap bekerja hingga larut malam menyelesaikan sejumlah motif agar siap ditenun keesokan harinya. Hasmuni banyak mengaplikasikan motif yang dekat dengan kehidupan dan adat Lombok, seperti daun kangkung dan lumbung padi.

Pekerjaannya itu nyaris tidak berhenti karena Hasmuni juga menjual benang bermotif siap tenun untuk para petenun di Lombok Barat. Harganya berkisar Rp 75.000-Rp 100.000. ”Di sini ada 15 pembuat motif, termasuk saya. Dalam satu bulan, saya bisa membuat 200 motif,” ungkap Hasmuni.

Kondisi serupa terjadi di Desa Ungga, Praya Barat Daya, Lombok Tengah, yang dikenal sebagai salah satu sentra kain songket. Ani (34), pemilik art shop Aldi’s, mengatakan, setelah peristiwa bom Bali, industri tenun Lombok turut terpukul. Untungnya, tiga tahun terakhir, kondisi kembali stabil, bahkan terus membaik.

KOMPAS/HENDRA A SETYAWAN Proses pembuatan motif untuk tenun ikat dikerjakan pada malam hari di Desa Kembang Kerang Daya, Kecamatan Aikmel, Kabupaten Lombok Timur.
Ani berkisah, dua tahun lalu, Bali bahkan pernah memesan 1.000 lembar kain tenun rangrang kepada para perajin tenun Lombok. Itu sebabnya, di sejumlah sentra perajin tenun Lombok hingga kini banyak ditemukan produksi tenun rangrang.

Ani, yang sejak 12 tahun lalu menjalin kerja sama dengan sejumlah perajin, saat ini banyak menerima pesanan dari Bali dan Jakarta. ”Kalau ke Jakarta sekali kirim bisa sampai 50 lembar. Bulan lalu, saya kirim ke Thamrin City 40 lembar,” ujar Yani. Berbeda dengan kain tenun ikat, kain songket dijual Rp 700.000-Rp 1,5 juta per lembar, bergantung pada kerumitan motif.

Pasar lokal

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahim Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahim Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

Travel Tips
Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Travel Update
10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

Travel Tips
Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Travel Update
Lebaran 2024, Kereta Cepat Whoosh Angkut Lebih dari 200.000 Penumpang

Lebaran 2024, Kereta Cepat Whoosh Angkut Lebih dari 200.000 Penumpang

Travel Update
Milan di Italia Larang Masyarakat Pesan Makanan Malam Hari

Milan di Italia Larang Masyarakat Pesan Makanan Malam Hari

Travel Update
6 Hotel Dekat Beach City International Stadium Ancol, mulai Rp 250.000

6 Hotel Dekat Beach City International Stadium Ancol, mulai Rp 250.000

Hotel Story
4 Hotel Dekat Pantai di Cilacap, Tarif Rp 250.000-an

4 Hotel Dekat Pantai di Cilacap, Tarif Rp 250.000-an

Hotel Story
5 Wisata Air Terjun di Karanganyar, Ada Ngargoyoso dan Jumog

5 Wisata Air Terjun di Karanganyar, Ada Ngargoyoso dan Jumog

Jalan Jalan
Pengalaman ke Desa Wisata Koto Kaciak, Coba Panen Madu Lebah Galo-Galo

Pengalaman ke Desa Wisata Koto Kaciak, Coba Panen Madu Lebah Galo-Galo

Jalan Jalan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com