Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/11/2014, 09:12 WIB
Fira Abdurachman

Penulis

What you are, what job you have chosen do it well, do it with well, do it with love, without love you’re dead before you die

“Siapa kamu, pekerjaan apapun yang kamu pilih, kerjakan dengan baik, kerjakan dengan cinta, tanpa cinta kamu akan mati sebelum waktunya mati”

(almarhum Udjo Ngalagena, seniman angklung asal Bandung, Jawa Barat)

BANDUNG, KOMPAS.com - Adalah Udjo Ngalagena atau dikenal sebagai Mang Udjo, seorang putra dari tanah sunda yang memutuskan mengabdikan hidupnya untuk melestarikan angklung dan budaya sunda. Semasa muda, Mang Udjo gemar mempelajari musik dan lagu sunda, pencak silat, dan tari- tarian sunda. Mang Udjo yang lahir pada tahun 1929, pada tahun 1966 mulai merintis pembangunan Saung Angklung Udjo, tempat pelestarian dan pendidikan angklung dan budaya sunda di Indonesia.

Sama dengan Walter Elias Disney, cita–cita dan mimpinya mendirikan Walt Disney terwujud setelah meninggal dunia. Begitu juga dengan Mang Udjo, cita-cita dan mimpinya terwujud membangun Saung Angklung Udjo ketika tua dan meninggal dunia. Keduanya sama-sama memegang teguh prinsip bekerja dan hidup dengan rasa cinta terhadap apa yang dikerjakannya.

Hasilnya, 4 tahun lalu angklung resmi ditetapkan sebagai Warisan Budaya Tak Benda dari Indonesia oleh UNESCO, badan dunia yang mengurusi seputar budaya di bawah naungan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB). Selanjutnya tanggal 16 November ditetapkan sebagai hari angklung sedunia. Saung Angklung Udjo memberikan peranan besar terhadap penetapan ini.

Saung Angklung Udjo setiap hari menampilkan panggung pertunjukan kombinasi drama musikal tradisional, teater, tarian, dan musik angklung bagi para tamu. Dengan tiket yang cukup terjangkau,  Rp 60.000 untuk turis domestik dan Rp 100.000 untuk turis luar negeri. Pelajar diberi tiket khusus, Rp 40.000. Tiket termasuk minuman dan souvenir berupa liontin bambu berbentuk angklung.

Tempatnya pun nyaman. Selain panggung yang besar dengan tata suara dan cahaya yang apik, di Saung Angklung Udjo para tamu bisa belanja beraneka ragam souvenir khas Indonesia. Tersedia kafe dan kantin buat tempat makan dan beristirahat para tamu. Tempatnya pun rindang, nyaman buat hanya sekedar menikmati udara sejuk Bandung.  

Untuk mempertahankan alat musik bambu ini, Saung Angklung Udjo juga mendirikan kelas pendidikan musik, tarian, dan angklung. Muridnya mulai dari anak-anak sampai mahasiswa dan tanpa dipungut biaya. Adin, salah satu muridnya di Saung Agklung Udjo mulai belajar angklung dan alat musik sunda lainnya sejak 5 tahun lalu. Sekarang, Adin duduk di kelas 5 SD. Rumahnya kebetulan tak jauh dari Saung Angklung Udjo dikawasan Padasuka, Bandung.

“Nggak ada yang maksa, saya mau sendiri”, katanya.

Setiap hari Adin bersama sekitar 200 murid belajar di kelas selama sekitar 1,5 jam. Suasana kelas sengaja dibikin bermain agar anak-anak senang. “Nggak ada yang galak. Kalau bolos juga paling di skor aja," ucapnya.

Kembali ke filosofi awal, bekerja dengan cinta. Walau tanpa bayar dan dibayar, saat ini Saung Agklung Udjo sudah mencetak sekitar 500 murid yang sudah menyebar ke seluruh dunia. Bukan hanya di Bandung, Saung Angklung Udjo sering kali mewakili Indonesia di ajang Internasional.

Mendidik anak-anak tentang musik dari angklung juga bukan hal yang mudah. Sebenarnya tidak semua lagu bisa dimainkan dengan angklung. Makanya sejak tahun 1935, Pa Daeng Soetigna mengembangkan angklung menjadi nada diatonis atau dikenal tangga nada "do re mi fa sol la si do".

Tidak jelas kapan angklung ini mulai ada. Sejauh ini angklung diperkirakan sudah mulai ada sejak 18 abad silam. Angklung berasal dari suku Baduy yang merupakan masyarakat sunda asli. Sejarahnya, angklung bagi masyarakat Baduy dianggap sakral. Tidak sembarang waktu angklung boleh dibunyikan yaitu hanya saat awal musim menanam padi. Beberapa kalangan menengarai angklung adalah bagian dari budaya ritual hinduisme di nusantara. 

Angklung adalah bunyi-bunyian alam dari sebongkah bambu”. Begitulah sebait syair yang dilantunkan di panggung Saung Angklung Udjo dalam memperingati 4 tahun angklung diakui sebagai warisan dunia. Bunyi-bunyian alam yang menandakan keindahan yang akan abadi karena bersinergi dengan cinta sang manusia. 

Ketika ditanya sampai kapan Adin akan di Saung Angklung Udjo? Dengan tersenyum simpul khas anak kecil Adin menjawab, ”Sampai tua saya akan di Saung Udjo he he he “.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

4 Aktivitas di Pameran Jalur Rempah, Lihat Pameran dan Konser

4 Aktivitas di Pameran Jalur Rempah, Lihat Pameran dan Konser

Jalan Jalan
5 Hotel Dekat Bundaran HI untuk Malam Tahun Baruan, Bisa Jalan Kaki

5 Hotel Dekat Bundaran HI untuk Malam Tahun Baruan, Bisa Jalan Kaki

Jalan Jalan
5 Negara Penyumbang Turis Asing Terbanyak ke Bali pada Oktober 2023

5 Negara Penyumbang Turis Asing Terbanyak ke Bali pada Oktober 2023

Travel Update
Antisipasi Lonjakan Saat Libur Nataru, Surabaya Perbanyak Petugas dan Terapkan Kapasitas

Antisipasi Lonjakan Saat Libur Nataru, Surabaya Perbanyak Petugas dan Terapkan Kapasitas

Travel Update
Pameran Jalur Rempah: Lokasi, Jam Buka, Harga Tiket

Pameran Jalur Rempah: Lokasi, Jam Buka, Harga Tiket

Travel Update
10 Tempat Wisata Viral Sepanjang 2023, Curug hingga Jembatan Kaca

10 Tempat Wisata Viral Sepanjang 2023, Curug hingga Jembatan Kaca

Travel Update
15 Wisata Puncak yang Hits buat Liburan Tahun Baru 2024

15 Wisata Puncak yang Hits buat Liburan Tahun Baru 2024

Jalan Jalan
Pameran Jalur Rempah Digelar di Jakarta, Cuma sampai 31 Desember

Pameran Jalur Rempah Digelar di Jakarta, Cuma sampai 31 Desember

Travel Update
Rute ke MuseumKu Gerabah Yogyakarta, 20 Menit dari Malioboro 

Rute ke MuseumKu Gerabah Yogyakarta, 20 Menit dari Malioboro 

Travel Tips
Alasan Puncak Masih Diminati Warga untuk Rayakan Tahun Baru

Alasan Puncak Masih Diminati Warga untuk Rayakan Tahun Baru

Hotel Story
Taman Nasional Way Kambas Buka Lagi 20 Desember, Bisa Mandikan Gajah

Taman Nasional Way Kambas Buka Lagi 20 Desember, Bisa Mandikan Gajah

Travel Update
Berdiri di Perahu untuk Selfie, Turis di Venesia Jatuh ke Kanal

Berdiri di Perahu untuk Selfie, Turis di Venesia Jatuh ke Kanal

Travel Update
6 Wisata Perosotan Pelangi di Jawa Tengah, Meluncur di Hutan Pinus

6 Wisata Perosotan Pelangi di Jawa Tengah, Meluncur di Hutan Pinus

Jalan Jalan
Palembang Kejar Target 2,3 Juta Kunjungan Wisatawan hingga Akhir Tahun

Palembang Kejar Target 2,3 Juta Kunjungan Wisatawan hingga Akhir Tahun

Travel Update
Kunjungan Turis Asing ke Sri Lanka Tembus 1,27 Juta Orang

Kunjungan Turis Asing ke Sri Lanka Tembus 1,27 Juta Orang

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com