Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perang Tomat di Kampung Cikareumbi

Kompas.com - 01/12/2014, 10:46 WIB

Hasilnya memuaskan. Cabai tersedia kapan saja. Dalam sebulan, bisa 3-4 ton dikirim ke Pasar Induk Kramat Jati, Jakarta Timur. Cabai yang dijual awal November 2014 laku Rp 38.000 hingga Rp 40.000 per kilogram.

”Pengiriman cabai langsung ke Jakarta tanpa perantara membuat keuntungan petani semakin besar,” kata Yani.

Pernyataan Yani diamini petani cabai Desa Mandalamekar, Kecamatan Jatiwaras. Dodi Rosadi (38). Ia mencontohkan, beberapa petani dapat menjual secara mandiri ke Jakarta sekitar 200 kilogram cabai per minggu dengan harga Rp 40.000 per kilogram. Dikurangi biaya pengiriman Rp 1.500 per kilogram, petani bisa mendapatkan Rp 7,7 juta per minggu.

”Jika dijual ke tengkulak, ada selisih harga Rp 7.000 per kilogram. Petani hanya bisa mendapatkan sekitar Rp 6,6 juta per minggu. Sisanya Rp 1 juta dinikmati tengkulak setiap minggu,” kata Dodi.

Namun, baik Yani maupun Dodi tidak menutup mata ada sejumlah hambatan muncul di tengah jalan. Dampak banjir dan kerusakan jalan di pantai utara Jawa Barat awal tahun 2014 menjadi contoh. Saat itu, pengiriman dari Tasikmalaya ke Jakarta butuh waktu 12 jam atau tiga kali lebih lama dari biasanya. Akibatnya, banyak cabai rusak dan terpaksa dijual lebih murah. Saat itu, harga cabai Rp 22.000-Rp 25.000 per kilogram. Namun, akhirnya cabai terpaksa dijual Rp 3.000-Rp 5.000 per kilogram. Ironi itu nyaris terjadi setiap awal tahun.

”Dukungan memecahkan masalah distribusi dan promosi ini diharapkan menjadi perhatian utama. Jika dibiarkan, akan terus terjadi fluktuasi harga sehingga merugikan petani dan bangsa ini,” kata Yani.

Janji

Sehari sebelum Festival Perang Tomat digelar, dengan bahasa Indonesia yang cukup fasih, Duta Besar Inggris untuk Indonesia Moazzam Malik tak sabar mengajak pengusaha dari negaranya datang ke Jawa Barat. Selama 45 menit bertemu Gubernur Jabar Ahmad Heryawan di Gedung Sate, ia disuguhi beragam peluang investasi. Heryawan yang berdiri di samping Malik tersenyum bangga.

”Masih banyak yang dapat dikembangkan di Jabar, di antaranya pembuatan bandar udara, pembangunan jalan, hingga sektor panas bumi. Peluang usaha pertanian juga terus kami tingkatkan,” kata Heryawan.

Salah satu upaya memicu usaha pertanian, dilakukan dengan menyisihkan Rp 10 miliar dari anggaran Jabar tahun 2015, untuk mencairkan distribusi komoditas pertanian. Kekhawatiran distribusi barang memicu inflasi menjadi salah satu alasan.

”Jika harga cabai di Tasikmalaya sedang murah, kami akan membawanya ke daerah lain yang harganya cabai tinggi. Pengangkutan dibiayai Pemprov Jabar,” ujar Heryawan.

Janji itu harus ditepati. Mungkin esok petani Cikareumbi tidak perlu lagi melempar tomat busuk sekitar 1 ton. Tomat hasil panen akan laku dijual dengan harga ideal. (Cornelius Helmy)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

6 Taman untuk Piknik di Jakarta, Liburan Hemat Bujet

Jalan Jalan
7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

7 Taman Gratis di Yogyakarta, Datang Sore Hari Saat Tidak Terik

Jalan Jalan
Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Istana Kepresidenan Yogyakarta Dibuka untuk Umum, Simak Caranya

Travel Update
Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Jadwal Kereta Cepat Whoosh Mei 2024

Travel Update
Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Cara Berkunjung ke Museum Batik Indonesia, Masuknya Gratis

Travel Tips
Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Amsterdam Ambil Langkah Tegas untuk Atasi Dampak Negatif Overtourism

Travel Update
Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Perayaan Hari Tri Suci Waisak 2024 di Borobudur, Ada Bhikku Thudong hingga Pelepasan Lampion

Travel Update
Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Destinasi Wisata Rawan Copet di Eropa, Ternyata Ada Italia

Jalan Jalan
Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Kenaikan Okupansi Hotel di Kota Batu Tidak Signifikan Saat Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus

Travel Update
KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

KA Bandara YIA Tambah 8 Perjalanan Saat Long Weekend Kenaikan Yesus Kristus, Simak Jadwalnya

Travel Update
Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Kekeringan Parah Ancam Sejumlah Destinasi Wisata Populer di Thailand

Travel Update
Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Libur Panjang Kenaikan Yesus Kristus, Kunjungan Wisatawan ke Kota Batu Naik

Travel Update
Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Bangka Bonsai Festival Digelar Sepekan di Museum Timah Indonesia

Travel Update
Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Cara ke Tebing Keraton Bandung Pakai Angkot, Turun di Tahura

Jalan Jalan
Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Kemenparekraf Dorong Parekraf di Bogor Lewat FIFTY, Ada Bantuan Modal

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com