Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rumitnya Memakai Toilet di Jepang

Kompas.com - 06/12/2014, 10:35 WIB
Lusia Kus Anna

Penulis

ADA yang mengatakan wajah toilet merupakan wajah bangsa. Tak heran jika Jepang, negara yang terkenal dengan teknologinya itu, menyediakan toilet yang bukan hanya bersih tapi juga canggih.

Bagi mereka yang pernah berkunjung ke Jepang pasti akan mengalami "gagap" sejenak saat memakai toilet-toilet di tempat umum.

Bagaimana tidak, toilet di sini memungkinkan kita membuang hajat dengan nyaman sehingga tersedia banyak fitur. Terdapat beberapa tombol berbeda di sebuah toilet, misalnya fitur untuk menyemprotkan air setelah kita buang air besar dan buang air kecil yang berbeda. Atau, tombol untuk mengatur besar kecilnya debit air dengan sekali sentuh.

Kecanggihan toilet di Jepang ini memang kerap membingungkan para wisatawan. Ternyata bukan saya saja yang merasa "ndeso" saat memakai toilet pintar, seorang teman dari Singapura yang menginap di hotel bintang 5 di Tokyo mengaku sampai harus memanggil petugas hotel untuk bertanya bagaimana cara menyiram (flush) toilet.

"Ini adalah pengalaman yang tak akan saya lupakan. Seumur hidup belum pernah saya sampai memanggil orang lain untuk mengajari bagaimana cara menyiram hajat saya sendiri," katanya tertawa.

Toilet di hotel tersebut sebenarnya sama seperti toilet di temmpat-tempat umum lainnya di Jepang. Hanya saja kita tak akan menemukan tombol "flush" yang biasanya menempel di dinding belakang kloset atau di samping. Yang ada adalah semacam tempat gantungan handuk kecil yang menempel di samping wasthafel. Ternyata jika kita menarik pegangannya di baliknya ada tombol flush.

"Saya butuh waktu 25 menit untuk mencari-cari di mana tombol flush, ternyata ia ngumpet di balik besi gantungan," kata teman lain yang berasal dari Indonesia.

Kenyamanan pengguna toilet di Jepang lainnya adalah menyediakan fitur suara flushing palsu untuk menutupi suara kotoran yang dikeluarkan. Ini tentu sangat berguna saat kita harus buang air besar di toilet umum yang hanya terdiri dari bilik-bilik. Malu kan kalau sampai suara gas dari perut terdengar oleh orang-orang yang sedang mengantri di luar.

Toilet-toilet di sini juga hampir selalu kering dan tanpa kotoran setitik pun meski saya jarang menjumpai petugas toilet yang sigap berjaga dengan gagang pelnya. Ternyata, di toilet juga ada fitur otomatis untuk mengeringkan dudukan toilet sehingga cipratan air langsung hilang.

KOMPAS.COM/LUSIA KUS ANNA Toilet di Jepang.
Toilet yang lebih canggih lainnya bahkan dirancang tanpa kontak tangan, sehingga kita hanya membuka tutup pintu toilet sampai tempat sampah dengan inframerah. Ada juga toilet yang memungkinkan orang buang hajat sambil menonton televisi, mendengarkan musik, atau berselancar di dunia maya.

Namun, menurut saya fasilitas toilet yang paling penting bagi kaum wanita, khususnya para ibu adalah disediakannya tempat duduk balita bahkan tempat bayi di dalam toilet. Bagi ibu-ibu yang sering bepergian dengan anaknya, tentu ini akan sangat membantu sehingga tak perlu repot mencari orang lain untuk menjaga anaknya di luar ketika si ibu sedang ada urusan "ke belakang".

Walau demikian, sebenarnya cukup banyak juga toilet di Jepang yang masih menyediakan toilet jongkok, terutama untuk memfasilitasi orang-orang tua yang belum terbiasa dengan toilet duduk dengan beragam fiturnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Itinerary 2 Hari 1 Malam di Badui Dalam, Bertemu Warga dan ke Mata Air

Itinerary 2 Hari 1 Malam di Badui Dalam, Bertemu Warga dan ke Mata Air

Itinerary
3 Aktivitas di Taman Sejarah Bandung, Nongkrong sambil Belajar Sejarah

3 Aktivitas di Taman Sejarah Bandung, Nongkrong sambil Belajar Sejarah

Jalan Jalan
Rute Naik Angkot ke Taman Sejarah Bandung dari Gedung Sate

Rute Naik Angkot ke Taman Sejarah Bandung dari Gedung Sate

Travel Tips
Hotel Accor Meriahkan Java Jazz 2024 dengan Kuliner dan Hiburan

Hotel Accor Meriahkan Java Jazz 2024 dengan Kuliner dan Hiburan

Travel Update
787.900 Turis China Kunjungi Indonesia pada 2023, Sebagian ke Labuan Bajo

787.900 Turis China Kunjungi Indonesia pada 2023, Sebagian ke Labuan Bajo

Travel Update
4 Aktivitas yang bisa Dilakukan di Hutan Kota Babakan Siliwangi

4 Aktivitas yang bisa Dilakukan di Hutan Kota Babakan Siliwangi

Jalan Jalan
Sempat Tutup karena Longsor, Kali Udal Gumuk di Magelang Buka Lagi

Sempat Tutup karena Longsor, Kali Udal Gumuk di Magelang Buka Lagi

Travel Update
Hutan Kota Babakan Siliwangi : Lokasi, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Hutan Kota Babakan Siliwangi : Lokasi, Jam Buka, dan Tiket Masuk

Jalan Jalan
75.000 Orang Kunjungi Candi Borobudur Saat Peringatan Waisak 2024

75.000 Orang Kunjungi Candi Borobudur Saat Peringatan Waisak 2024

Travel Update
5 Kota Terbaik di Dunia Menurut Indeks Keberlanjutan Destinasi Global

5 Kota Terbaik di Dunia Menurut Indeks Keberlanjutan Destinasi Global

Travel Update
Pengembangan Kawasan Parapuar di Labuan Bajo Terus Diperkuat Penguatan Konten Budaya Manggarai

Pengembangan Kawasan Parapuar di Labuan Bajo Terus Diperkuat Penguatan Konten Budaya Manggarai

Travel Update
Ada Rencana Penerbangan Langsung Rusia-Bali pada Musim Libur 2024

Ada Rencana Penerbangan Langsung Rusia-Bali pada Musim Libur 2024

Travel Update
Indeks Kinerja Pariwisata Indonesia Peringkat Ke-22 di Dunia

Indeks Kinerja Pariwisata Indonesia Peringkat Ke-22 di Dunia

Travel Update
DIY Ketambahan 25 Warisan Budaya Tak Benda, Pokdarwis Digandeng Ikut Lestarikan

DIY Ketambahan 25 Warisan Budaya Tak Benda, Pokdarwis Digandeng Ikut Lestarikan

Travel Update
Long Weekend Waisak Jumlah Penumpang Kereta Api di Yogya Naik 41 Persen

Long Weekend Waisak Jumlah Penumpang Kereta Api di Yogya Naik 41 Persen

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com