Seperti kota-kota lain di Maroko, Marrakech terdiri atas kota tua yang dikelilingi tembok benteng tinggi dan penuh dengan lapak pedagang yang disebut medina, berdampingan dengan bangunan modern. Media di Marrakech dikelilingi tembok memutar sepanjang 40 kilometer.
Kota tua ini mempertahankan ciri khasnya, yaitu semua bangunan berwarna merah bata. Pada masa lalu, mereka membangun rumah dengan menggunakan lumpur merah dan dipertahankan hingga kini. Tidak ada warna bangunan lain di Marrakech selain merah bata.
Sehari-hari, penduduk Marrakech berbicara dalam bahasa Arab. Seperti negara Magribi lainnya, mereka juga lebih sering berbahasa Perancis ketimbang berbahasa Inggris. Bahasa Arab Maroko merupakan dialek tersendiri. Berbeda dengan bahasa Arab yang digunakan di kawasan Teluk, lebih mirip dengan bahasa Arab yang digunakan di Aljazair dan Tunisia.
Alun-alun besar
Banyak tempat wisata yang dapat dinikmati di Marrakech. Tempat utamanya adalah Jamma el Fna. Tempat ini adalah alun-alun besar dengan beberapa souk di sekelilingnya. Sejak abad ke-10, Jamma el Fna merupakan tempat untuk mencari hiburan penduduk Marrakech. Hingga hari ini, pertunjukan tradisional, seperti pendongeng kisah klasik, tukang jual obat, pawang ular, dan topeng monyet, masih menjadi atraksi menarik. Pendengar atau pengunjung memberikan beberapa dirham kepada mereka atas atraksi yang ditampilkan.
Di pinggiran Jamma el Fna, banyak lorong souk yang menjual berbagai barang. Seperti tempat wisata lain, harga untuk orang lokal tentu berbeda dengan harga bagi turis. Pedagang dapat menawarkan dengan harga sangat tinggi. Di blog-blog wisata, turis disarankan agar menawar separuh dari harga yang diajukan oleh para pedagang. Sepasang sandal kulit tradisional, babusche, ditawarkan dengan harga 170 dirham atau sekitar Rp 255.000. Setelah negosiasi alot, akhirnya sandal ini berpindah tangan dengan harga 70 dirham atau Rp 105.000.
Tempat lain adalah benteng- benteng tua yang masih terawat baik. Salah satunya adalah benteng Bahia. Benteng ini dibangun pada akhir abad ke-19. Di dalamnya terdapat taman terbuka dengan luas 8.000 meter persegi. Benteng ini dibangun oleh Si Moussa untuk keperluan pribadinya. Benteng ini dibangun oleh para tukang yang dibawa dari Fez.
Arsitektur bangunan, budaya, dan kuliner yang khas di Marrakech menjadikan ”Kota Merah” ini sangat eksotis. (Anastasia Joice Tauris Santi)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.