Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 05/01/2015, 17:10 WIB
PERLAHAN sinar matahari menghilang dari celah-celah Mangrove di Segara Guna Batu Lumbang, Denpasar, Rabu (24/12/2014) sore. Indahnya pesona matahari terbenam saat dinikmati dari atas kano, dikelilingi hamparan Mangrove dan panorama Jalan Tol Bali Mandara. Begitu eksotis!

Sebelum bisa melihat matahari terbenam dari atas kano dikelilingi Mangrove dan Jalan Tol Mandara atau yang menyambung dengan lautan di sekitar Benoa, perlu perjuangan mendayung sekitar 20 menit menuju titik yang eksotis. Untuk sampai ke titik tersebut, keindahan Mangrove menyapa di sisi kanan dan kiri kano.

Segara Guna Batu Lumbang terletak di sekitar Bendungan Tukad Badung, di daerah Pamogan Denpasar. Sangat dekat dengan tapal batas antara Denpasar dan Badung. Untuk masuk ke lokasi, harus melalui Jalan By Pas Ngurah Rai.

Kalau dari arah Sanur menuju Nusa Dua, Jembatan Tukad Badung berada sekitar 2 kilometer sebelum patung Dewa Ruci. Setelah jembatan, ada jalan masuk ke kiri tepat di samping tukad Badung.

Kelompok Nelayan Segara Guna Batu Lumbang, I Wayan Kona, destinasi wisata Segara Batu Lumbang masih dalam proses pengembangan. Tempat ini muncul dari kegelisahan kelompok nelayan sekitar tentang semakin berkurangnya hasil tangkapan ikan mereka.

Kegelisahan itu kemudian dirajut menjadi ide mengubah lahan tangkapan ikan menjadi destinasi wisata bertajuk susur Mangrove dengan Kano. Saat ini ada 25 unit kano dan akan terus ditambah sampai sesuai dengan anggota kelompok sebanyak 47 unit.

Untuk menyewa kano, pengunjung hanya dikenai tarif Rp 20.000, sudah termasuk pelampung dan dayung. Tempat ini buka mulai pukul 06.00 sampai pukul 18.00 Wita setiap hari.

Selain menyusuri hutan Mangrove, pengunjung juga bisa sambil memancing. Ada sejumlah spot pancing yang diyakini sebagai tempat bergerombolnya ikan.

“Luas hutan Mangrove sekitar 133 hektare. Kalau ditelusuri mungkin butuh waktu sekitar satu jam. Bulan depan akan ada tambahan lima kano. Jumlahnya akan terus ditambah hingga sejumlah anggota. Harapannya, setiap anggota punya kano masing-masing. Agar kalau malam hari mereka tidak berebut armada untuk melaut,” kata Kona.

Kelompok nelayan ini sepakat untuk tetap melestarikan hutan Mangrove dan melakukan bersih-bersih hutan Mangrove setiap hari. Kenyaman pengunjung menjadi poin utama agar destinasi mereka bisa terus berkembang hingga menjadi destinasi wisata bahari unggulan di Denpasar.

“Yang terpenting mereka yang datang merasakan kenyamanan. Tempat ini juga kami pastikan aman,” katanya.

Rumah Berbagai Spesies Burung

Hutan Mangrove juga menjadi rumah bagi berbagai macam spesies burung. Bahkan menurut Kona, jumlah spesies burung yang ada terus mengalami peningkatan. Jika awalnya hanya ada lima spesies asli, saat ini sudah ada hampir 50 spesies burung.

Munculnya spesies baru menurutnya disinyalir berasal dari proses migrasi panjang dari beberapa benoa dan negara sekitar.

“Kalau dulu yang banyak kan hanya sejenis Belibis dan Bekok. Sekarang bisa anda lihat sendiri, beraneka ragam spesies burung mulai singgah di sini,” katanya.

Pelestarian spesies burung juga menjadi tanggung jawab kelompok nelayan Segara Guna Batu Lumbang dan petugas keamanan Mangrove. Selain membersihkan sampah, mereka juga rajin menyisir hutan Mangrove untuk memastikan tidak ada pemburu liar yang seenaknya membidik spesies burung hutan Mangrove.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com