Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Roti Jadul Bertahan di Kota Modern

Kompas.com - 13/01/2015, 08:43 WIB

Merawat memori

Aju (60) merupakan salah satu penikmat Tan Ek Tjoan. Warga Cempaka Putih ini setiap minggu datang ke Cikini guna memuaskan kerinduan atas roti favoritnya, yakni roti tawar dan roti cokelat oles. ”Sejak orangtua saya, Tan Ek Tjoan jadi langganan. Pasti makan roti ini, enggak yang lain,” ujarnya.

Menurut dia, Tan Ek Tjoan tetap roti jadul yang padat, tidak seperti roti modern yang sering kali kempes jika digigit.

Hal serupa disampaikan Sani (35). Warga Sunter ini juga menyambangi Tan Ek Tjoan untuk mendapatkan roti cokelat oles kesukaannya. ”Setiap Sabtu, pasti ke sini,” katanya.

Tobiin mengatakan, adonan dasar setiap potong roti Tan Ek Tjoan dipertahankan 90 gram atau lebih banyak dibandingkan rata-rata adonan roti modern, yakni 40-50 gram. ”Jadinya pori-pori roti lebih rapat,” katanya.

Ada pula penggemar yang khawatir dengan nasib toko ini. ”Kalau tidak berubah, mungkin Tan Ek Tjoan bisa hilang karena kalah dengan toko kue lain,” kata Wulan, warga Cijantung.

Sayangnya, toko ini berpeluang tutup karena ada rencana pembangunan apartemen di kawasan ini. ”Tanah di sekitar toko sudah dibeli pengembang. Termasuk juga toko ini. Kami segera memindahkan pabrik pembuatan roti ke Ciputat. Toko juga mungkin pindah, tetapi di sekitar sini,” kata Tobiin.

Meskipun bangunan toko sudah berdiri sejak 1920-an, hingga kini belum berstatus benda bersejarah yang harus dilestarikan.

Akibatnya, peluang untuk mengalihfungsikan bangunan ini sangat terbuka lebar. Kalau ini terjadi, sepotong memori dinamika Kota Jakarta pun sirna. (Agnes Rita Sulistyawaty)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

Travel Tips
Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Travel Update
10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

Travel Tips
Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Ekspedisi Pertama Penjelajah Indonesia ke Kutub Utara Batal, Kenapa?

Travel Update
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com