Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siklus Manusia di Candi Sukuh

Kompas.com - 26/01/2015, 10:52 WIB

Tidak jauh dari Candi Sukuh terdapat Candi Cetho yang berukuran jauh lebih besar, memiliki 11 teras berbentuk punden berundak.

Menurut penelitian, sebenarnya ada 13 teras di Candi Cetho, tetapi yang ada sekarang tinggal 11 teras. Candi ini juga dibangun pada masa akhir Majapahit, yaitu tahun 1451-1475. Adapun Candi Sukuh selesai dibangun tahun 1437.

Timbul mengatakan, meski bangunan dengan ciri serupa ditemukan pada peninggalan suku Maya di Amerika Tengah, tidak perlu mengaitkan Sukuh dengan Maya. ”Terlalu jauh dan tidak ada buktinya,” ujarnya.

Kemunculan bentuk bangunan semacam Sukuh pada masa akhir Majapahit yang beraliran Hindu menjadi bukti mulai lunturnya pengaruh Hindu di Jawa. Kebudayaan baru yang datang kemudian menghidupkan kembali unsur-unsur budaya lokal dari masa megalitik.

”Ini fenomena biasa. Sebuah kebudayaan setelah berada di puncak akan surut. Pada masa transisi menuju kebudayaan lain yang lebih baru, biasanya selalu ada upaya untuk memunculkan kembali simbol-simbol dari kebudayaan lama. Berupaya menggali akar lokalitas,” tutur Timbul. Kalau candi-candi lain di Jawa umumnya dibangun menghadap ke timur, Sukuh dan Cetho dibangun menghadap ke barat.

Bentuk bangunan Candi Sukuh sekilas seperti piramida yang terpotong. Bahan bakunya adalah batu andesit merah. Menurut Gunawan, sebetulnya bagian atas candi terbuat dari tiang dan atap berbahan organik, seperti kayu, bambu, atau ijuk. Bagian itu sudah tidak bersisa karena hancur dimakan usia. Bagian atas yang bersisa adalah lantai dari ”pendapa” itu.

”Kesimpulan itu muncul karena terdapat ceruk-ceruk pada bagian atas kaki candi. Ceruk itu diperkirakan sebagai tempat meletakkan tiang (umpak),” kata Timbul. Pada bagian atas candi pernah ditemukan lingga, arca berbentuk penis, dengan lima bulatan setinggi 1,8 meter yang kini tersimpan di Museum Nasional, Jakarta.

Nama Candi Sukuh mendunia setelah pada tahun 1815 ditemukan peneliti Inggris dan dilaporkan kepada Thomas Raffles yang saat itu menguasai Jawa. Saat ditemukan, candi dalam keadaan rusak parah. Arca-arcanya hancur. Ada pula yang terbelah dan rusak menjadi kepingan-kepingan lebih kecil. Beberapa reliefnya seperti digores benda tajam. (Lusiana Indriasari)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Deal With Ascott 2024 Digelar Hari Ini, Ada Lebih dari 60 Properti Hotel

Travel Update
4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

4 Tempat Wisata Indoor di Kota Malang, Alternatif Berlibur Saat Hujan

Jalan Jalan
3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

3 Penginapan di Rumpin Bogor, Dekat Wisata Favorit Keluarga

Hotel Story
Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Pendakian Rinjani 3 Hari 2 Malam via Sembalun – Torean, Perjuangan Menggapai Atap NTB

Jalan Jalan
Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Rekomendasi 5 Waterpark di Tangerang, Harga mulai Rp 20.000

Jalan Jalan
Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Tips Pilih Kursi dan Cara Hindari Mual di Pesawat

Travel Tips
4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

4 Playground di Tangerang, Bisa Pilih Indoor atau Outdoor

Jalan Jalan
Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Tradisi Syawalan di Klaten, Silaturahmi Sekaligus Melestarikan Budaya dan Tradisi

Jalan Jalan
Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Aktivitas Seru di World of Wonders Tangerang, Bisa Nonton 4D

Jalan Jalan
Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Cara ke Pasar Senen Naik KRL dan Transjakarta, buat yang Mau Thrifting

Travel Tips
8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

8 Tips Kemah, dari Barang Wajib DIbawa hingga Cegah Badan Capek

Travel Tips
Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Harga Tiket Candi Borobudur April 2024 dan Cara Belinya

Travel Update
8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

8 Tips Hindari Barang Bawaan Tertinggal, Gunakan Label yang Mencolok

Travel Tips
Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Sandiaga Harap Labuan Bajo Jadi Destinasi Wisata Hijau

Travel Update
10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

10 Tips Bermain Trampolin yang Aman dan Nyaman, Pakai Kaus Kaki Khusus

Travel Tips
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com